Istri Bar-Bar Kesayangan Pak Guru

Happy reading

Suara teriakan para gadis mengiringi berakhirnya lagu yang dilantunkan oleh Ryuga.

Mereka berebut untuk meraih tangan Ryuga yang terulur dan berharap bisa merengkuh tubuh lelaki berparas tampan itu.

Penampilan Ryuga sukses membuat ratusan gadis terpesona, tak terkecuali Nofiya.

Ia terlihat keren dan cool dengan balutan kaos berwarna putih yang dipadukan dengan celana jeans.

Ryuga mengedar pandangan mata ke segala arah, mencari sesosok gadis yang masih bertahta di singgasana hati. Berharap, gadis itu melihatnya dengan tatapan kagum dan memuja.

Kenyataannya, Ryuga harus rela menghempas harapannya itu.

Dari atas panggung, ia menyaksikan pemandangan yang sukses membuat sepasang matanya menatap nanar dan mencipta rasa ngilu di ulu hati.

Ayu terlihat sedang berbincang serius dengan Arjuna, tanpa memedulikan kehadirannya di atas panggung. Seakan, ia hanya makhluk tak kasat mata yang tidak bisa dilihat. Apalagi dikagumi dan dipuja.

"Pak Juna, nyanyi buat yayang nya dong!" Teriakan Nofiya mengalihkan atensi semua orang yang berdiri di depan panggung.

Seketika pandangan mata mereka tertuju pada Nofiya, lalu beralih pada Arjuna dan Ayu.

"Ayo, Pak Juna! Buruan nyanyi!" Nofiya kembali berteriak dan teriakannya itu mendapat sambutan dari semua pengunjung bazar.

Mereka pun turut meminta Arjuna untuk naik ke atas panggung dan melantunkan lagu cinta.

Demi memenuhi permintaan Nofiya dan para pengunjung bazar, Arjuna segera berjalan ke atas panggung dan meninggalkan Ayu yang masih berdiri di bawah naungan pohon tabebuya ditemani oleh Nofiya.

Meski usianya sudah dua puluh enam tahun, penampilan Arjuna tidak terbanting oleh Ryuga yang masih berusia delapan belas tahun.

Handsome and cool.

Arjuna mengalungkan gitar, lalu duduk di atas kursi tinggi yang terbuat dari kayu jati.

Jari tangannya mulai memetik dawai, dengan pandangan mata yang mengarah pada satu titik--Ayu.

"Lagu ini saya persembahkan untuk seorang wanita yang telah memberi warna di hidup saya. Namanya terlalu cantik untuk disebutkan, jadi ... biarlah saya simpan dulu di bingkai hati."

"Eaaaaaa ...." Nofiya menimpali ucapan Arjuna sambil menyenggol bahu Ayu.

"Noh, Nyet. Laki' mu sweet amat. Jangan kelamaan dianggurin apalagi dijutekin, takutnya disamber sama cewe' lain," ujarnya setengah berbisik.

Ayu menghela napas panjang, lalu terdiam. Ucapan Nofiya menyita pikir dan sedikit meruntuhkan tembok yang semula berdiri kokoh.

Sisi hatinya membenarkan ucapan Nofiya.

Tidak semestinya suami seperti Arjuna diacuhkan, apalagi disuguhi wajah jutek.

Namun untuk menyerahkan segenap hati, Ayu masih merasa sanksi. Apalagi mempersembahkan kesucian yang masih harus dijaga sampai ketulusan cinta Arjuna benar-benar terbukti.

"Nyet, liat noh! Laki' mu udah mulai nyanyi."

Nofiya tampak antusias mendengar lantunan lagu berjudul 'Sempurna' yang mulai disenandungkan oleh Arjuna.

Semua mata tertuju pada Arjuna yang sangat lihai memainkan dawai gitar sambil menyenandungkan lagu untuk istri terkasih--Ayunda Nafsha Azia.

Kau adalah darahku

Kau adalah jantungku

Kau adalah hidupku

Lengkapi diriku

Oh sayangku kau begitu

Sempurna, Sempurna ....

Terasa getaran di dalam hati saat mendengar lirik lagu itu. Namun ragu masih memeluk erat dan mencegah untuk luluh.

Ingin berlari dan memeluk. Tetapi ego memaksa untuk berdiri membisu, tanpa kata untuk memuji.

"Uwuuuuu ...." Ratusan audiens berteriak dan bertepuk tangan, mengiringi berakhirnya lagu 'Sempurna' yang disenandungkan oleh Arjuna.

Sebagian dari mereka berbisik-bisik dan dihinggapi oleh rasa penasaran. Besar keinginan mereka untuk mengetahui rupa wanita yang menjadi tambatan hati Arjuna. Terlebih Diana.

Wanita ber-make up tebal itu tidak percaya jika Arjuna sudah memiliki seorang istri dan terdorong untuk menggali informasi dari Arjuna sendiri.

Bahkan jika jawaban Arjuna kurang meyakinkan, ia berniat untuk bertanya pada Winata yang pasti tau kebenaran status Arjuna saat ini.

Masih lajang kah, atau memang sudah beristri.

🍁🍁🍁

Bersambung