NovelToon NovelToon
Pusaka Penguasa Dunia

Pusaka Penguasa Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan / Kultivasi Modern
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Hendrowidodo_Palembang

"Tidak heran ini disebut Jurang Neraka, aku sudah jatuh selama beberapa waktu tapi masih belum menyentuh dasar..." Evindro bergumam pelan, dia tidak mengingat sudah berapa lama dia terjatuh tetapi semua kilas balik yang dia lakukan memakan waktu cukup lama.

Evindro berpikir lebih baik dia menghembuskan nafas terakhir sebelum menghantam dasar jurang agar tidak perlu merasa sakit yang lainnya, tetapi andaikan itu terjadi mungkin dia tetap tidak merasakan apa-apa karena sekarang pun dia sudah tidak merasakan sakit yang sebelumnya dia rasakan dari luka yang disebabkan Seruni.

Evindro akhirnya merelakan semuanya, tidak lagi peduli dengan apapun yang akan terjadi padanya.

Yang pertama kali Evindro temukan saat kembali bisa melihat adalah jalan setapak yang mengeluarkan cahaya putih terang, dia menoleh ke kanan dan kiri serta belakang namun hanya menemukan kegelapan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hendrowidodo_Palembang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27. Lembah Halilintar

Kalau Evindro tidak mengenal Nacha dengan cukup baik, dia pasti berpikir Nacha berusaha untuk membunuhnya.

"Evindro, kalau kau bisa bertahan dari delapan puluh satu sambaran halilintar, itu akan sangat membantumu ketika dirimu berada di tingkat Pendekar Suci."

"Senior, aku tidak mengerti..."

"Kau tidak perlu mengerti sekarang, yang terpenting serahkan pedang dan cincinmu. Kedua benda itu akan mengganggu prosesmu menyerap halilintar."

Evindro berpikir sejenak sebelum menyerahkan Pedang Penguasa Malam dan Cincin Samudra pada Nacha. Dengan penuh keraguan, Evindro melangkah menuju wilayah tersebut.

Nacha mengatakan para tikus listrik tidak akan menyerang Evindro selama dia tidak membuat dirinya dianggap sebagai ancaman bagi para tikus-tikus itu. Evindro hanya perlu berdiri di bawah pohon yang tinggi untuk mendapatkan sambaran halilintar.

Seluruh bulu di tubuh Evindro berdiri ketika dia berada cukup dekat dengan wilayah tersebut, suara halilintar yang menghantam bumi juga memekakkan telinga.

Keringat dingin mengucur deras saat Evindro melihat kawanan tikus listrik, jumlah mereka ratusan dan setiap ekornya memiliki kekuatan setara dengan Pendekar Raja.

Untungnya para tikus itu hanya memperhatikan Evindro sejenak sebelum memusatkan perhatian mereka pada sambaran-sambaran halilintar.

Evindro bisa melihat tikus-tikus itu menunjukan ekspresi bahagia serta kepuasan ketika tubuh mereka disambar oleh halilintar. Evindro tersenyum canggung, dia berharap bisa merasakan yang sama ketika halilintar menyambarnya.

"Arggghhh!"

Evindro baru duduk bersila di bawah sebuah pohon saat halilintar tiba-tiba menyambarnya, seluruh tubuhnya terasa sakit sejenak sebelum menjadi mati rasa. Dia bisa merasakan 3.600 meridian kecilnya terbuka selama satu detik sebelum segera tertutup kembali, Evindro sama sekali tidak siap sehingga tidak mengingat satupun letak meridian kecil yang belum dibukanya.

Sensasi sambaran halilintar itu ternyata hanya bertahan sekitar beberapa detik namun rambut Evindro berdiri tegak dan tubuhnya bergetar hebat. Pandangannya terasa kabur dan kepalanya pusing.

Nafas Evindro tidak beraturan terlepas dari tubuhnya yang kini terasa dipenuhi energi. Evindro bergegas menyerap energi itu untuk memperkuat tulang dan ototnya, tetapi belum selesai dia menyerap seluruh energi tersebut, halilintar lainnya kembali menyambar tubuhnya.

Kali ini tubuh Evindro mengeluarkan asap putih dari telinga dan mulutnya, dia mengumpat dalam hati saat menyadari para tikus listrik menatapnya dengan iri seolah disambar dua kali pada waktu hampir bersamaan merupakan kebahagiaan tidak ternilai.

Dua kali sambaran tersebut membuat Evindro lebih tenang, dia sadar tubuhnya sanggup menahan halilintar walaupun masih sedikit tidak percaya.

Selama tiga hari berikutnya, Evindro merasakan kurang lebih dua puluh sambaran halilintar yang membantunya menemukan hampir dua ratus meridian kecil baru serta kekuatan otot dan kualitas tulangnya meningkat.

Para tikus listrik juga sudah terbiasa dengan keberadaannya jadi mereka hidup dalam damai, Evindro sendiri sudah terbiasa dengan sambaran halilintar setelah merasakannya sebanyak dua puluh kali.

Pada hari ke dua puluh Evindro berdiam di Lembah Halilintar barulah halilintar ke delapan puluh satu menghantam tubuhnya.

Evindro menyadari ada perubahan pada tubuhnya setelah sambaran tersebut namun dia tidak bisa mengetahui pasti letak perbedaannya.

Di sisi lain setelah menghabiskan dua puluh hari di Lembah Halilintar, Evindro sudah berhasil membuka lebih dari seribu meridian kecil, semakin terbiasa dirinya dengan sambaran halilintar, semakin banyak meridian kecil yang berhasil dia ingat ketika semua meridian nya terbuka akibat sambaran halilintar.

Evindro belakangan menyadari, semakin banyak meridian kecilnya yang terbuka, semakin kebal dirinya terhadap sambaran halilintar.

'Jumlah meridian kecil yang terbuka sepertinya berhubungan dengan resistansi seseorang terhadap unsur alam...' Evindro mengambil kesimpulan dari pengalamannya.

Saat berhasil membuka dua ribu meridian kecil, Evindro sudah tidak bergeming ketika halilintar menyambarnya. Hal itu menyebabkannya lebih mudah berkonsentrasi menemukan meridian kecil yang tersisa.

Evindro akhirnya meninggalkan Lembah Halilintar setelah dua bulan berdiam di dalamnya, Nacha menemukan Evindro masih menunggunya di tempat yang sama.

"Evindro, kau berhasil melakukannya?" Evindro tersenyum lebar saat melihat Evindro.

Evindro menjawab dengan mengalirkan tenaga dalam dan merubahnya menjadi energi, seluruh tubuh Evindro memancarkan energi yang hebat, ini hanya bisa dilakukan oleh seseorang yang berhasil membuka 3.600 meridian kecil yang dimilikinya.

Dengan kekuatannya sekarang, Evindro yakin tidak terkalahkan di tingkat Pendekar Raja.

Nacha tertawa lepas, "Bagus Evindro, kalau begitu kita kembali untuk merayakannya."

Keduanya kembali menuju kediaman Nacha, malam itu masing-masing dari mereka menyantap puluhan kilo daging siluman sambil tertawa riang.

"Evindro, kau sudah menyelesaikan empat pondasi kamu, apa kau mengetahui cara untuk naik ke tingkat selanjutnya?"

Evindro mengangguk pelan, setelah seseorang mencapai tingkat Pendekar Raja, mereka akan memiliki akses untuk melihat isi hati terdalam ketika bermeditasi.

Seorang Pendekar Raja bisa naik ke tingkat berikutnya ketika mereka berhasil mengalahkan Qorin yang berdiam di hati terdalam mereka, sebab itulah tingkat tersebut disebut sebagai Pendekar Suci.

Hal ini yang menyebabkan kebanyakan orang membutuhkan waktu belasan sampai puluhan tahun sebelum bisa menjadi Pendekar Suci dari tingkat Pendekar Raja.

Airish merupakan Pendekar Suci termuda dalam sejarah dunia persilatan  karena dia bisa mengalahkan Qorin nya dalam waktu satu tahun setelah menjadi Pendekar Raja. Evindro berniat menyamai rekor Airish, mengingat dia sudah pernah menjadi Pendekar Suci pada kehidupan sebelumnya membuat Evindro berpikir seharusnya ini akan lebih mudah daripada dirinya menjadi pendekar raja.

"Kalau begitu tidak ada yang bisa aku katakan untuk membantumu Evindro, lagipula Qorin hanya bisa dikalahkan seorang diri tanpa campur tangan orang lain." Nacha mengelus kepala Evindro.

Biasanya mereka yang berada aliran hitam lebih memilih menyatu dengan Qorin, hal ini menyebabkan lebih banyak pendekar suci di aliran hitam daripada aliran putih namun kekuatan Pendekar Suci yang menyatu dengan Qorin akan setingkat dibawah mereka yang menghilangkan Qorin tersebut.

Selama seminggu berikutnya, Evindro membiasakan dirinya dengan kekuatan barunya sebagai Pendekar Raja sekaligus mempersiapkan diri untuk melakukan meditasi mendalam.

"Evindro, kau tidak perlu khawatir. Kau bisa memusatkan seluruh perhatianmu pada meditasi, aku akan memastikan keamananmu." Nacha menepuk pundak Evindro.

Evindro kemudian memasuki rumah sederhananya dan mulai duduk bersila, dia mengatur nafasnya hingga teratur dan mulai membuat tubuhnya senyaman mungkin. Dia melanjutkan dengan menenangkan pikirannya lalu memusatkan perhatian pada pernafasannya.

Perlahan-lahan, satu per satu indera Evindro mulai berhenti berfungsi, mulai dari indera pendengaran. Dia tidak mendengar suara apapun, dunia tiba-tiba menjadi begitu hening dilanjutkan dengan indera penglihatan. Evindro tidak bisa menggerakkan kelopak matanya, pandangannya tiba-tiba menjadi sepenuhnya gelap gulita.

Evindro kemudian tidak bisa mencium aroma apapun, tidak bisa merasakan satupun sensasi dalam mulutnya dan terakhir dia tidak bisa merasakan tubuhnya sendiri.

Saat kelima inderanya berhenti bekerja, sebuah pintu mulai terbuka bagi Evindro.

1
Aman 2016
mantul Thor 💪💪💪
Aman 2016
jooooz pooolll
Aman 2016
mantab Thor lanjut terus updatenya
Aman 2016
top markotop Thor lanjut
Aman 2016
top top markotop lanjut terus Thor
Aman 2016
jooooz pooolll Thor lanjut
Aman 2016
lanjut terus Thor semangat semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!