NovelToon NovelToon
Rebirth Of Serein

Rebirth Of Serein

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Reinkarnasi / Sistem / Mengubah Takdir
Popularitas:40.3k
Nilai: 5
Nama Author: Salvador

Karena dosa yang Serein perbuat, ia dijatuhi hukuman mati. Serein di eksekusi oleh pedang suaminya sendiri, Pangeran Hector yang tak berperasaan. Alih-alih menuju alam baka, Serein justru terperangkap dalam ruang gelap tak berujung, ditemani sebuah sistem yang menawarkan kesempatan hidup baru. Merasa hidupnya tak lagi berharga, Serein awalnya menolak tawaran tersebut.

Namun, keraguannya sirna saat ia melihat kembali saat di mana Pangeran Hector, setelah menghabisi nyawanya, menusukkan pedang yang sama ke dirinya sendiri. Suaminya, yang selama ini Serein anggap selalu tak acuh, ternyata memilih mengakhiri hidupnya setelah kematian Serein.

Tapi Kenapa? Apakah Pangeran Hector menyesal? Mungkinkah selama ini Hector mencintainya?

Untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu, Serein memutuskan untuk menerima tawaran sistem dan kembali mengulang kehidupannya. Sekaligus, ia bersumpah akan membalaskan dendam kepada mereka yang telah menyebabkan penderitaannya.

Pict from : Pinterest

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salvador, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 : Way out

...****************...

“Ini, sudah tidak bisa diperbaiki lagi, Lady.” Ujar Maria menyayangkan.

Tak hanya jahitannya yang rusak, Lucy juga menggunting dasar kain gaunnya sehingga tidak bisa diperbaiki lagi. Gaunnya akan terlihat aneh jika terlalu dipaksakan.

“Tidak ada toko yang masih buka sekarang ini,” gumamnya, frustrasi. Kalau pun ia memaksa ke pusat perbelanjaan di hari yang mulai gelap ini, toko-toko pasti sudah tutup. Tak mungkin ada yang bisa menjual gaun layak pakai untuk pesta kerajaan dalam waktu sesingkat ini.

“Bagaimana jika Nona meminjam gaun milik Nona Lucy? Saya lihat baru kemarin dia pulang belanja banyak barang,” saran Agnes.

Serein memejamkan mata sebentar, lalu menghela napas panjang. “Dia yang membuat gaunku seperti ini, Agnes. Mana mungkin dia mau meminjamkan gaunnya.”

“Saya bisa mengambilnya diam-diam, Nona,” ujar Agnes, kali ini lebih tegas dan penuh keyakinan. Ucapannya sukses membuat Rara di sampingnya menatapnya terbelalak.

“Itu tidak akan mudah,” gumam Serein, “Kalau kau sampai ketahuan, Lucy dan ibu akan menjadikannya sebagai alasan agar kau keluar dari kediaman ini.”

“Haruskah saya menuju salah satu toko di pusat kota, dan memaksanya menjual gaun sekarang?” Tawar Agnes lagi, dengan wajah datar khasnya itu.

Serein tersenyum tipis, tak sampai mata. “Terima kasih atas saranmu, Agnes. Tapi, tidak ada toko gaun yang masih buka sekarang. Dan kau juga tidak boleh memaksa mereka,” ujarnya dengan nada pelan namun tegas. Ia tak menyangka, ternyata Agnes bisa sepeduli itu padanya.

Keempat wanita muda di dalam ruangan itu kini terdiam dalam kebingungan. Masing-masing berpikir keras, mencoba mencari jalan keluar sebelum esok tiba. Beruntungnya Duchess Valencia sama sekali tidak mencurigai keberadaan Maria di sini yang diam-diam mulai menyicil proyeknya dengan Serein.

Ada satu gaun yang sudah di buat Maria selama dua minggu terakhir, tapi sayangnya itu bukan selera Serein. Mau bagaimana lagi, Serein tidak bisa memaksakannya.

Maria menunduk, seolah sedang mencari sesuatu dalam ingatannya. Kemudian, sorot matanya berbinar.

“Lady, bagaimana dengan gaun ini? Bukankah Anda menyukainya?” Ia menunjuk salah satu sketsa yang pernah Serein gambar beberapa waktu lalu.

Serein menatap kertas itu dengan ragu, lalu mengangguk pelan. “Aku menyukainya. Tapi… mana mungkin bisa membuatnya dalam satu malam, Maria?”

Maria tersenyum penuh percaya diri. “Ah, saya belum memberitahu Anda, ya? Ini sebenarnya adalah gaun kedua saya yang sedang saya buat. Dan saya sudah menyelesaikan bagian rok payungnya.”

Mata Serein membulat. “Kau serius?”

Sebagai jawaban, Maria mengeluarkan potongan besar kain dari salah satu lemari di ruangan ini dan membentangkannya bersama Agnes. Ternyata, bagian bawah gaun itu memang sudah selesai dijahit. Kainnya jatuh dengan anggun, berkilau samar di bawah cahaya lampu.

“Bagaimana? Apakah Lady menyukainya?” tanya Maria dengan mata berbinar.

Serein mendekat dan memeriksa jahitannya. Sentuhan halusnya menyusuri setiap sisi rok. Detil renda kecil di tepinya terlihat indah. Rok itu benar-benar cocok dengan sketsa miliknya.

“Aku menyukainya,” jawab Serein, ini adalah salah satu gaun kesukaannya di masa depan, karena itu Serein bisa membuat sketsanya dengan jelas.

“Tapi, atasannya?” Tanya Serein lagi menatap pada Maria.

“Jika durasi normal, saya bisa menyelesaikannya dalam tiga hari,” jawab Maria sembari menatap sketsa itu lekat-lekat. “Apakah pesta besok di pagi hari, Lady?”

Serein menggeleng. “Tidak, pestanya di sore hari.”

Maria menjentikkan jarinya kecil, yakin. “Saya bisa menyelesaikannya besok pagi atau paling lama di siang hari. Saya bisa jamin Anda bisa mengenakannya di sore hari, Lady.”

Serein terdiam sejenak. Itu berarti, Maria harus begadang semalaman menyelesaikan gaun ini untuk Serein. Mau bagaimana lagi, ini satu-satunya jalan keluar untuk saat ini.

“Apa tidak apa kau begadang menyelesaikannya?” tanyanya memastikan. “Aku bisa membantumu agar lebih cepat, Maria.”

“Ya ampun, apa yang Nyonya khawatirkan,” potong Rara cepat, “ada aku dan dia.” Ia menunjuk Agnes di sampingnya. “Kami bisa menjadi asisten Maria malam ini, Nona!”

Agnes mengangguk menyetujui “Walaupun saya tidak bisa menjahit, saya bisa membantu sekadar mengambilkan gunting dan penggaris untuknya.”

Maria terkekeh kecil, “Itu sudah cukup membantu. Tenang saja, Lady. Gaun ini pasti akan selesai tepat waktu. Lady bisa beristirahat malam ini tanpa perlu memikirkannya lebih jauh lagi.”

Serein terdiam. Ia menatap mereka penuh haru. Tiga pasang mata menatapnya, penuh ketulusan dan dedikasi. Dadanya terasa hangat. Ini adalah pertama kalinya dalam waktu yang sangat lama—ia memiliki seseorang yang mendukungnya.

“Terima kasih…” ucapnya pelan, nyaris berbisik. Tapi setiap dari mereka mendengarnya.

“Sudah tugas kami, Nona!” sahut Rara ceria.

***

Di dalam ruangan, gaun yang semalam dikerjakan Maria dan dua asistennya kini telah berdiri megah di atas patung kain. Rok payungnya membentuk siluet anggun, dan bagian atas gaun yang baru selesai beberapa menit lalu terlihat halus dengan detail renda yang dikerjakan dengan teliti. Warna biru pucat lembutnya berpadu apik dengan aksen perak yang menjalar di bagian lengan dan dada.

Serein menatapnya lama, baru kemudian meminta bantuan mereka untuk memakaikannya.

Sesaat kemudian, Rara menarik tali belakang gaun dengan hati-hati, memastikan tidak terlalu kencang namun tetap membentuk siluet ramping tubuh Serein. Agnes merapikan bagian bawah rok, sementara Maria memeriksa detail terakhir pada jahitannya.

“Sudah pas, Lady?” tanya Maria memastikam.

Serein melihat bayangannya di cermin. Gaun itu terlihat sempurna. Ia tampak dewasa dan berwibawa dalam balutan busana hasil kerja keras semalaman ini. Bukan hanya indah, tapi juga mencerminkan dirinya.

“Pas sekali, ini benar-benar indah.” ujar Serein pelan, senyum tipis menghiasi wajahnya. “Sekali lagi, terima kasih untuk kalian semua. Kalau begitu sekarang kalian bisa bersantai, aku akan segera ke istana.”

Rara dan Agnes tampak saling tersenyum lega. Maria menunduk sopan, tetapi sorot matanya menunjukkan kebanggaan.

Serein turun dari kamarnya dengan langkah anggun. Di luar, kereta kuda sudah menunggunya. Badannya dihias lambang keluarga Fàcto. Serein naik dan duduk tenang di dalam, membiarkan tirai kereta diturunkan sebagian agar sinar matahari sore menyentuh wajahnya.

Sepanjang perjalanan menuju istana, Serein hanya diam. Ia memejamkan mata sejenak, mengumpulkan kekuatan. Ia harus tampil sempurna hari ini—penuh percaya diri, dan tak boleh terlihat lemah meski semalam hampir menyerah.

Kereta kuda berhenti di pelataran istana bersama beberapa kereta bangsawan lainnya. Terdengar derap langkah pelayan yang sibuk membuka pintu dan membantu para tamu turun satu per satu.

Serein turun dengan tenang. Tumit sepatunya menyentuh batu pelataran dengan suara lembut.

Seorang dayang Ratu yang cukup Serein kenali sejak dulu, mengenakan seragam berwarna gading dengan lambang kerajaan di dada, menghampirinya dan membungkuk sopan.

“Selamat datang, Lady de Fàcto. Saya akan mengantarkan Anda.”

Serein mengangguk kecil. Ia mengikuti dayang itu melewati lorong-lorong istana yang dipenuhi cahaya, kemudian melintasi taman belakang yang telah ditata sedemikian rupa. Ujungnya, sebuah rumah kaca yang besar dan megah tampak bersinar diterpa cahaya matahari. Dindingnya dari kaca jernih dan atapnya dipenuhi tanaman menjalar yang mengeluarkan wangi samar.

Di sinilah pesta teh diadakan.

Begitu memasuki rumah kaca, mata Serein langsung menangkap sosok Inèz dan Greta. Keduanya berdiri dekat meja teh yang penuh dengan porselen bunga dan kue-kue mungil. Mereka tampak elegan dengan gaun musim semi berwarna pastel.

Serein menghampiri mereka.

“Salam, para Lady,” sapa Serein dengan senyum sopan.

“Lady Serein!” seru Inèz, mata hijaunya berbinar. “Anda nampak luar biasa, Lady.”

“Terima kasih. Kalian juga pastinya,” balas Serein. “Apa Yang Mulia Ratu belum terlihat?” tanyanya.

“Biasanya Ratu akan datang tepat di jam yang tertera.” Jawab Inèz, ia yang paling sering mendapatkan undangan seperti ini. Tak heran koneksi Inèz ada di mana-mana.

Mereka mengobrol ringan, bertepatan dengan para gadis muda lain yang mulai datang satu persatu. Sebenarnya ada banyak yang Serein kenal di sini, tapi bercengkerama bersama Inèz adalah keadaan yang baik saat ini. Pun agar koneksi mereka semakin dekat.

Tiba-tiba, seorang pelayan istana berdiri di ujung ruangan, lalu mengetuk tongkat kayunya ke lantai tiga kali. Semua percakapan terhenti seketika.

“Yang Mulia Ratu Seramona de Thanases akan segera memasuki ruangan,” umum pelayan itu lantang.

...****************...

tbc.

Karena covernya di ubah sendiri sama noveltoon, author mau kasih visualisasi mc kita.

...

...

......[Hector Leonardo de Thanases]......

...[Serein Evandriel de Fàcto]...

Author lupa sebelumnya author kasih deskripsi mata Serein coklaf atau biru? Pokoknya sekarang kita anggap biru💋

Itu visualisasi mc, kalau ada yang ga suka boleh bayangin yang lain, tapi Ciri-cirinya seperti yang tertera di atas yah♡

1
ICAA
bagus bangeeet
𝖓𝕯o🕷
Thor? kpn updatenya?
gaby
Visual Hectornya kurang gagah utk ukuran panglima perang. Visualnya lbh mirip personil boyband
gaby
Hidup 2×, di kalahin 2×pula. Lemah lah Seiren, ga seru
gaby
Agnes kayanya mata2 Pangeran Hector
gaby
Fix, Hector ikut mengulang wkt. Bukankah di awal bab di jelaskan bahwa Hector sangat dingin & cenderung cuek terhadap Serein. Tp skrg Hector slalu menguntit Seiren bahkan bersikap ramah. Padahal rumornya Hector akan bertindak kasar terhadap gadis bangsawan yg mendekatinya
Rindy sri Marilin Marbun
seperti nya Hector juga lahir kembali yah Thor...dia ngajak Sherin jadi rakyat biasa biar ga kena intrik kerajaan yah...haha...maafkan ke sok tau an aku.
gaby: Kita sepemikiran ka
total 1 replies
lily
saatnya lebarkan sayap, ngumpulin pundi pundii biar kayaaaa harus kaya pokoknya
🌻🇲🇾Lili Suriani Shahari
jommm kita bermain!!!!
Lyra
Ah tidak sabar serein buka butik
lily
kira2 serein nantinya akan dijaodohin sama putra mahkota atau pengeran kedua emm aku mkirnya dijodohin sama putra kedua deh
Sribundanya Gifran
lanjut up lagi thor
neverlife
baru ep 1 sih..sudah menagis nih..HUHUHU
rarr
perfect
Lyra
cantiknya serein😖
Lyra
ganteng banget hectorr
🌻🇲🇾Lili Suriani Shahari
alaaa tak syoklah.... Thor kau perlu buat plot adik tahiii tu dilempang atau dipijak-pijak oleh mc..buat aku puas Thor!!!!
lily
kenapa kalah Mulu sih dalam adu bacot hadeh
lily
agnes dapat uang banyak darimana itu
Lyra
SEREIN TAMPAR DUCHES JUGAA. GERAMNYA AKU
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!