Aku awalnya tidak tau jika dia adalah mantan kakak IPARKU, aku pikir dia hanya mirip dengan mantan suamiku, dan ternyata prediksi ku benar, dia kakak kandungnya lebih tepatnya kakak kembarnya. Alea Rosa
Setelah sekian lama aku menunggu dan mencari-carinya, ternyata ia adalah mantan adik ipar ku sendiri, kali ini aku tidak akan melepaskannya lagi. Sudah cukup aku menahan gejolak perasaan ini,akan aku ikat dia dengan pesonaku sendiri dan akan ku nikahi dia setelah dia move on dari mantannya yang tak lain adik kembarku sendiri. Alka Putra Aqlan Gundono.
nb. Di baca dari awal dulu sebelum memutuskan berhenti membaca, sebab ini cerita awal mula Alea kenal dengan Alga sebelum kenal dengan Alka kakaknya.
Bab 1-20an part Alea Alga lalu selanjutnya pertemuan kembali Alea dan Alka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almira nur habibah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Alka dengan sengaja menunggu Alea untuk selesai berganti pakaian, tentu saja asisten Alka langsung yang membantunya mengenakan hijab instan. Pakaian rapi dan nyaman untuk di pandang mata, sesuai dengan tempatnya.
Suara pintu mobil terbuka.
Deg.
Alka sampai ternganga melihat pemandangan yang baru saja ia lihat.
"Cantik dan lebih kalem." Terkagum-kagum, bahkan matanya saja sampai tak berkedip-kedip. "Sungguh sangat cantik ciptaan Allah,"
Alea sempat tersipu mendengar pujian Alka, dari dulu ia belum pernah merasakan yang namanya pujian, apalagi dari orang seperti Alka yang notabene nya adalah aktor ternama yang terkenal dingin.
"Pak, jangan terlalu memujiku. Aku tidak mau menjadi orang yang haus akan pujian dan perhatian, dan satu lagi. Sepertinya bapak harus menjaga pandangan bapak pada ku," mengingatkan.
Alka mengangguk.
"Ah ... Yang benar saja, gak seru kalau aku tidak melihatmu. Gak ada semangat, hidup hampa." Ungkapnya terdengar menggelikan sekali.
Alea sampai merinding mendengarnya.
"Ih .. pak Alka, buat aku merinding tau," mengusap kedua lengannya.
.
Syuting hari ini menguras energi, sebab Alka mau hari ini juga syuting di area pesantren selesai, lagi pula ini bukan film yang mengangkat kisah islami seratus persen, hanya sepenggal saja.
"Oke, karena syuting hari ini sudah selesai. Kita ucapkan selamat dan bersyukur," ucap sang sutradara.
Alea bernafas lega, ia sudah mandi mengingat ini sudah malam dan tubuhnya tadi sangat lengket.
"Kamu sudah mandi, atau cuma ganti baju. Ganti dimana?" Alka menerima air mineral yang di berikan oleh Alea.
Gluk gluk gluk.
Jakun Alka naik turun saat meminum air mineral tersebut, Alea mengamatinya.
"Hey, jangan menatap ku begitu. Sepertinya kamu haus akan sentuhan laki-laki."
Alea tau kemana arah pembicaraannya, jika sudah begini paling enak melampiaskan amarahnya dengan mencubit lengan Alka, tak lupa ia menggigit lengan itu dengan gemas, meski beberapa kali kejadian seperti ini Alea tidak malu atau bahkan tidak mengulanginya kembali, namun justru ia berjanji akan sering-sering mengulanginya lagi.
"Apa, haus bapak bilang. Iya aku haus pak," tanpa basa-basi Alea mengigit lengan Alka.
Cekut.
"AWW Alea, sakit tau." Meniup-niup lengannya yang baru saja di gigit oleh Alea, ia tidak menyentuh lengannya yang habis di gigit, karena jika di sentuh justru rasa sakitnya bertambah.
"Rasain, makanya jangan main-main dengan Alea. Sakit kan," hendak melepas hijabnya, karena Alea dan Alka kini berada di dalam mobil.
Alka menghentikan tangan Alea.
"Jangan di lepas, aku ingin mengambil fotomu. Aku suka dengan gadis, eh maksudnya janda muda seperti kamu."
Alea merenggut saat Alka menyebutnya janda lagi, padahal statusnya memang janda sekarang. Janda tapi perawan.
"Bapak ini ada-ada saja, tidak perlu. Sini ponselnya," mengambil ponselnya Alka dan langsung memotret dirinya dengan beberapa gaya yang membuatnya terlihat imut dan cantik sekaligus.
Alka tersenyum gembira, tau begini kenapa bilang hendak mengambil foto, yang punya saja menyerahkan dirinya.
"Pak, jangan di apa-apain fotoku. Kalau sampai bapak berbuat yang tidak-tidak, dosa di tanggung bapak sendiri." Menunjuk Alka.
Alka mengangguk-angguk saja, dari pada ribet nantinya.
Setelah mendapatkan foto Alea dengan berbagai macam gaya, ia menyimpannya dan tak lupa ia mengedit gambar Alea menjadi cartoon untuk di jadikan wallpaper layar ponselnya.
"Tenang saja, gak di apa-apain ko," ia fokus untuk mengedit saja.
Alea mengawasi gerak gerik jari jemari Alka yang berselancar dengan lancar di layar ponselnya, Cepet banget.
"Wah ... Pak Alka hebat, dua jempol deh. Kirimin ya pak ke ponselku, buat wallpaper." Bangga dengan dirinya sendiri.
"Siap ...," Alka mengirim gambar tersebut ke ponsel Alea, dan benar saja Alea menggunakan gambar hasil editan Alka untuk wallpaper nya.
Sementara Alka lebih dulu menggunakan wallpaper tersebut, sebelum ia mengirimkan gambar itu pada Alea.
"Ko' sama sih pak, bapak ikut-ikutan ya?"
"Mana ada, kamu barusan yang pasang wallpaper itu. Sedangkan aku, sebelum aku kirimkan ke kamu aku sudah lebih dulu memasangnya."
.
.
Hari telah berganti, tak terasa Alea sudah selesai masa idahnya.
Pagi ini Alka sedang menikmati sarapan pagi bersama keluarga dan saudara-saudaranya.
Ting.
Suara ponsel Alka membuat konsentrasi Alga yang kebetulan ikut sarapan pagi jadi kepo, sebab sedari tadi Alka hanya fokus dengan ponselnya.
"Cie ... Jatuh cinta nih." Alga meledek Alka yang tersenyum-senyum, bahkan melihat gambar gadis yang mengenakan hijab namun dalam bentuk animasi, cantik dan sepertinya tidak asing dengan wajah-wajah tersebut.
"Ehem." Deheman Nathan membuat Alka menghentikan kegiatan serunya. "Sarapan dulu, baru mengobrol."
Usai sarapan pagi Arumi dan Nathan menatap Alka, bahkan Alga, Alice dan Alfa sang kakak juga menatap Alka terheran-heran.
"Masih berhubungan dengan janda kembang itu?" Tanya Nathan yang membuat ketiga saudara Alga melotot dan terkejut bukan main.
"JANDA." Ucap kompak, Alfa, Alga, Alice.
Alka menatap mereka secara bergantian.
"Apa salahnya, masih fresh juga belum di buka juga sama mantan suaminya, apalagi kalau gak gas terus pantang mundur," bangga sebab sampai detik ini hubungan baiknya bersama Alea berjalan mulus tanpa adanya scandal di dunia entertainment.
"Bro, apa gak ada wanita lain selain dia ini. Apa janda lebih menarik di hidup kamu." Alga mengingatkan saja.
"Sudahlah," menyingkirkan tangan Alga yang berada di pundaknya. "Aku suka dia sebelum dia menikah dengan suami, ba--ji--ng--an. Apalagi gak pandai bersyukur memilikinya, justru luka yang ia torehkan dengan menjadikan wanita lain sebagai ratu satu-satunya di hatinya, nyesek gak tuh. Oh ya satu lagi, aku akan buat mantannya itu, bersujud sujud minta pengampunan di bawah kaki Alea." Mengepalkan tangannya.
Ia sebenarnya ingin memukul, menonjok dan membuat Alga hidup segan ma*i tak mau.
"Alka, sabar nak. Jangan gegabah, apalagi kamu dalam keadaan emosi." Arumi menegurnya.
Alka mengangguk dan matanya terus tersorot menatap Alga penuh dendam.
"Ada apa sih bang, liatin aku kayak gitu. Ada yang salah dengan tampilanku pagi ini?" Alga menatap tubuhnya sendiri.
Alka menggeleng dan sedikit senyum. " Tidak ko' gak ada yang salah dengan penampilan kamu." Ingin mengha*isi adiknya. 'Awas saja kalau sampai kamu berani macam-macam pada Alea, habis kamu di tangan ku.' Batinnya.
"Kirain bang, ada apa. Sampai-sampai mata Abang nih mau keluar dari sini," ucapnya sambil melebarkan matanya dengan kedua tangannya.
Semua tertawa dengan tingkah lucu Alga, tapi tidak pada Alka. Semenjak tau jika wanita yang ia cari-cari dan ia cinta ternyata istri adiknya lalu di lukai begitu tajam oleh Alga ia semakin membenci adiknya, dari kecil tak berubah dan selalu menyakiti.
"Aku berangkat syuting dulu mom, dad." Alka memundurkan kursinya.
Tentu saja mereka yang awalnya tertawa langsung berhenti dan hening seketika.
"Kenapa, bukannya kamu bilang tadi libur hari ini?" Tanya Arumi mendekati putra keduanya.
"Gak jadi mom, ini mau tanda tangan surat kontrak mom!" Jawabnya bohong.
Padahal ia sedang mengetik naskahnya yang akan ia perankan sendiri.
BERSAMBUNG.
cerita nya ,ok bangat