Namaku Inaya, aku baru lulus di sekolah menengah atas. Keseharianku membersihkan rumah, memasak, dan memberi makan ayam. Suatu hari, aku bertemu dengan seorang nenek yang kebingungan mencari kendaraan. Dia meminta bantuanku. Awalnya aku menolak, namun karena kasihan, akupun membantunya. Setelah itu, dia memberiku sebuah gelang. Aku sudah menolak, namun dia kekeh memaksaku menerimanya. Semenjak memakai gelang, kejadian aneh mulai bermunculan.
Beberapa bulan kemudian, tepatnya Hari ini ialah hari idul fitri. Aku dan keluargaku biasanya ziarah kemakam sang kakek dan nenek. Setelah itu kami pergi berkunjung kerumah nenek atau ibu dari ayahku. Diperjalanan, kecelakaan tak terelakkan terjadi. Aku terbang melayang dan jatuh keaspal. Tubuhku terguling-guling hingga memasuki sebuah empang atau biasa disebut kolam ikan. Aku sempat menatap gelang pemberian nenek tak kukenal, hingga kesadaranku pun hilang. Lalu setelah aku membuka mata kembali, aku berada ditempat asing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zakina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27 TERNYATA AKU MASUK KEDALAM NOVEL!
"Khina, Khina," Ucap Putri Irha dan Andini.
"Eh, iya," Ucapku.
"Kenapa melamun?" Tanya Putri Irha.
"Aku keingat sama sesuatu," Ucapku.
"Apa?" Tanya Pangeran Nakula.
"Tidak penting. Sekarang aku mau istirahat," Ucapki berdiri dan meninggalkan mereka.
Didalam kamar, aku mulai gelisah.
"Gimana nih....aku kok baru ingat kalau zaman kerajaan kuno ini sama dengan yang ku baca di novel. Astaga! Aku harus apa sekarang. Aku enggak mau mati konyol disini. Dalam cerita dikatakan kalau Putri Khina akan tiada ditangan Pratagonis Pria. Dan si Pratagonisnya itu si Ilyas. Waduh, gimana ya? Sekarang sudah masuk bab berapa? Arhktt....tapi kalau dipikir-pikir, alur ceritanya sekarang sudah berubah. Yang harusnya Ilyas membenci Khina, sekarang malah bucin. Apa sekarang alurnya beneran berubah? Ah, bagus sih, setidaknya aku tak perlu khawatir mati konyol disini," Gumamku.
"Mati konyol?" Ucap Putra Mahkota Ilyas tiba-tiba.
"Kau!" Ucapku.
"Kenapa? Apa salah aku datang dikamar istriku sendiri?" Ucapnya.
"Enggak. Cuman aku heran, kenapa kau suka menempel melulu. Bukankah harusnya kau membenciku? Kau kan begitu tergila-gila sama Kak Irha. Sekarang kenapa kau berubah?" Ucapku.
"Harusnya aku yang bertanya, kenapa kau berubah? Kenapa kau tiba-tiba baik? Kenapa kau tiba-tiba sayang terhadap Zahra? Kenapa kau tidak mengejarku lagi? Kenapa kau bersikap cuek padaku?" Ucapnya.
"Ditanya, malah balik tanya," Kesalku.
"Sebaiknya kau keluar sana," Usirku.
"Tidak. Aku mau bicara denganmu," Ucapnya.
"Apa?" Tanyaku.
"Apa kau membenciku?" Tanyanya.
"Lah, harusnya aku yang tanya gitu," Ucapku.
"Kau jawab saja," Ucapnya.
"Tidak," Ucapku.
Setelah mendengar perkataanku, Putra Mahkota Ilyas pergi begitu saja.
"Dasar aneh, main pergi aja," Ucapku.
Siang harinya, Putra Mahkota Yudistira, Pangeran Bima, Pangeran Nakula, Putri Amalia dan lainnya, sudah bersiap pulang.
Mereka menaiki kendaraan mereka masing-masing. Begitupula dengan Putri Amalia. Saat sudah duduk dengan nyaman, tiba-tiba terdengar teriakan.
"AAAAAA," Teriak Putri Amalia sembari berlari keluar dari kereta.
"Ada apa, Putri Amalia?" Tanya Raja Dayat.
"Didalam ada tikus," Tunjuk Putri Amalia kearah kereta kudanya.
"Benarkah?" Tanya Pangeran Bima. Dia bergegas turun dari kuda, namu pantatnya menempel pada kuda. Dia memaksa melepaskan diri dari kuda. Hingga c€l@na-nya robek.
"Krek."
"Pufttt," Tahan tawa Putra Mahkota Ilyas, Pangeran arjuna dan lainnya.
"Bwahahahaha," Tawaku dan Putri Andini serta Putri Irha secara bersamaan.
Putra Mahkota Yudistira ikut turun dari kudanya namun hal yang sama dengan Pangeran Bima, terjadi juga padanya.
"Ini penghinaan!" Ucap Bima marah.
"Siapa yang melakukan ini semua!" Ucap Putra Mahkota Yudistira.
"Aku curiga kalau Putri Mahkota Khina, Putri Irha dan Putri Andini yang telah melakukan semua ini," Ucap Putri Amalia.
"Kalau bicara jangan sembarangan," Ucap Putri Andini.
"Menuduh tanpa bukti itu bisa jadi fitnah," Ucap Putri Irha.
"Apa kau punya bukti jika kami pelaku-nya? Tidak ada kan. Itu sama saja kau menuduh kami yang bukan-bukan tanpa bukti yang jelas. Itu sama dengan penghinaan bagi kerajaan kami," Ucapku. '*Semoga Nakula tidak mengatakan yang sebenarnya. Jika sampai dia mengatakannya, habislah kami bertiga*.'
"Siapa yang bertugas menjaga kuda-kuda dab kereta ini!" Ucap Raja Dayat.
"Ka..mi," Ucap Para Prajurit takut.
"Kau tidak bisa menjaga dan merawat kuda-kuda itu dengan baik. Maka kau dihukum. Pengawal, tangkap dan masukkan mereka kedalam penjara bawah tanah!" Titah Sang Raja.
"Ampun Yang Mulia, ampuni hamba," Ucapnya.
'*Kasihan dia. Kami yang bersalah, dia yang dihukum. Ini salah, aku tidak bisa biarkan dia dihukum untuk apa yang tidak dia lakukan*,' Batinku.
"Kau mau kemana?" Bisik Putri Andini sembari menahan tanganku.
"Kasihan dia. Dia harus menanggung semua kesalahan kita. Aku mau jujur ke Raja," Ucapku.
"Jangan!" Ucap Putri Irha.
"Apa maksudmu, Putri Irha?" Tanya Raja Dayat.
"I..tu maksudku...aku mau istirahat, kepalaku pusing. Izin pamit, Yang Mulia," Ucap Putri Irha. Dia menarik tanganku pergi dari sana.
\#\#
Hingga kami berada dikamar saat ini.
"Kau mau kita mati digantung, hah!" Ucap Putri Andini.
"Aku enggak mau ya mati konyol disini. Aku masih mau hidup," Ucap Putri Irha.
"Tapi..," Ucapanku terpotong.
"Enggak ada tapi-tapian. Pokoknya kau jangan memberitahu siapapun soal ini kesemua orang," Ucap Putri Andini.
"Tap...," Ucapanku terpotong.
"Apa kau menyayangi kami? Kalau iya, tolong dengerin perkataan kami, sekali saja," Ucap Putri Irha.
"Huh, baiklah," Ucapku.
"Gitu dong, baru Bestie-ku," Ucap Putri Andini merangkul pundakku.
"Yuk kita tidur bareng. Aku udah ngantuk dari tadi," Ucap Putri Irha.
"Sejak kapan kau mengantuk disiang hari? Biasanya kau selalu Shopping ke mall, jalan-jalan ke taman...," Ucapan Putri Andini terhenti.
"Semalam aku tidak bisa tidur. Tuh si Bobby selalu saja deketin aku. Aku takut kalau aku tidur, bisa-bisa dia memp€rkos@-ku," Ucap Putri Irha.
"Astaga...ku kira apa, ternyata hanya itu," Ucapku.
"Heh, hanya itu apa! Aku enggak sudi lah di perkosa olehnya. Aku masih setia sama Bebeb Kevin-ku. Tak ada yang lain selain Bebeb-ku," Ucap Putri Irha.
"Sekarang bilangnya tidak suka. Nanti kau bucin sama Bobby, baru tau rasa," Ucapku.
"Enggak akan," Ucap Putri Irha.
"Bisa saja kan. Biasanya kalau seorang wanita dan pria selalu bersama, lama-lama pasti akan muncul benih cinta," Ucap Putri Andini.
"Jangan sotoy jadi orang. Aku enggak bakal jatuh cinta padanya," Ucap Putri Irha.
"Hem, yayaya. Nanti kalau kau jatuh cinta beneran. Kau harus lari keliling istana, gimana, apa kau setuju dengan taruhanku?" Ucapku membuat taruhan.
"Wah, seru nih," Ucap Putri Andini.
"Kagak mau," Ucap Putri Irha.
"Tuh kan, kau udah ada rasa. Makanya kau nolak," Ucap Putri Andini.
"Yayaya, aku mau," Ucap Putri Irha. '*Enak aja aku dibilang suka sama tuh cowok mesum. Gak sudi aku, mending aku jomblo seumur hidup daripada sama dia*.'
○○○○○○○○
Satu minggu kemudian, aku melakukan aktifitas seperti makan ditaman bunga bersama Putri Irha dan Andini. Kadang baca novel, kadang pula tidur siang bareng. Saat ini kami sedang tiduran.
"Aku bosan," Ucapku.
"Aku juga. Disini tidak ada ponsel," Ucap Putri Andini.
"Huh, iya. Aku juga bosan lama-lama disini. Aku pengen kembali keduniaku. Disana aku bisa membeli baju dan tas mahal dan pastinya kualitasnya bagus. Kagak kayak disini, yang semuanya berkualitas jelek. Aku gak suka sama pakaian orang-orang disini," Ucap Putri Irha.
"Gimana kalau kita berlatih panah dan kuda?" Saranku.
"Aku lebih tertarik berlatih pedang," Ucap Putri Irha.
"Boleh juga. Daripada bosan disini, mending belajar bela diri," Ucap Putri Andini.
"Okey...kita sudah putuskan untuk berlatih. Kita akan minta izin ke Raja Dayat dulu. Dan juga agar kita punya guru untuk melatih kita," Ucapku.
"Setuju," Ucap Putri Irha dan Putri Andini.
...¤**BERSAMBUNG**¤...