Andre Winato berutang banyak dan jatuh bangkrut setelah gagal investasi. Istri dan putrinya meninggal secara tragis, dan keluarganya hancur. Bertahun-tahun kemudian, dia berhasil bangkit dan menjadi seorang miliarder.
Suatu hari, saat terbangun dari tidur, tiba-tiba dia menyadari bahwa dirinya kembali ke hari yang membuatnya menyesal seumur hidup! Istri dan putrinya masih hidup! Dia bersumpah untuk menebus semua kesalahannya terhadap istri dan putrinya!
Jgn lupa like vote dan gift ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Jay H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
"Apa gajimu juga naik?"
"Apa itu perusahaan legal? Kenapa begitu cepat naik gaji?"
Jessy berjalan masuk ke dalam rumah, lalu meletakkan barang belanjaan sambil tersenyum pahit.
"Aku juga nggak tahu kenapa. Intinya aku sudah naik pangkat. Gajiku 16 juta per bulannya. Bulan depan sesudah gajian, aku bisa menyewa rumah. Feli akan mulai sekolah TK saat pagi hari. Jadi, nggak perlu merepotkan ayah dan ibu lagi."
Linda sedikit antusias mendengarkan gaji sejumlah 16 juta rupiah.
"Coba lihat, apa aku bilang. Aku sudah suruh kamu meninggalkan si pecundang Andre itu sejak awal!"
"Sekarang gaji putriku 16 juta. Apa masih perlu Andre yang merawatmu?"
"Kamu juga nggak bilang, kehidupan macam apa yang kamu lalui bersama Andre dulu!"
Linda melipat lengan bajunya. Setiap kali membicarakan tentang Andre selalu membuat Linda dan Ricky sangat kesal.
Si berengsek itu yang telah menjebak putrinya. Kalau bukan karena Andre, apa Jessy harus melalui hidup penuh penderitaan selama beberapa tahun ini?
Putri mereka, Feli juga. Setiap hari hanya mencari ayahnya. Entah apa baiknya si berengsek Andre itu!
"Kamu cepat atur masalah perceraianmu dengan Andre!"
"Aku sudah bilang sejak awal. Dia nggak pantas untukmu. Gaji bulananmu 16 juta dan cantik. Besok aku akan membicarakan dengan Tante Rina, coba lihat daerah sekitar kita. Ada pria yang cocok atau nggak untuk dikenalkan sama kamu!"
Linda bicara sambil berjalan ke dapur. Wajahnya tampak sangat riang.
Jessy menghela napas lemah. Dia tidak tahu, apa harus menceritakan masalah Andre pada kedua orang tuanya. atau tidak. Sekarang jika dipikir-pikir lagi, Jessy rasanya masuk ke perusahaan Desain Selaras dengan cara yang aneh.
Saat dipecat juga rasanya aneh. Hal yang terlebih aneh lagi adalah saat dia naik gaji....
Namun, samar-samar terasa bayang-bayang Andre dalam setiap kejadian itu....
Jessy menggelengkan kepala. Pasti Jessy yang terlalu banyak berpikir. Andre adalah seorang preman rendahan. Andre tidak berpendidikan, apa yang bisa dilakukannya selain main-main dan mabuk-mabukan?
Bagaimana mungkin dapat membantu Jessy?
Jessy baru duduk di sofa, lalu terdengar Ricky yang mengajak Feli masuk ke dalam rumah dari pintu depan.
Ricky mendengus kesal saat melihat Jessy yang duduk di sofa. Hari ini dia pulang kerja dan mengajak Feli berkeliling untuk mencari TK. Namun, setelah berkeliling, kalau bukan harga yang terlalu mahal, pihak sekolah akan meremehkan Feli tidak punya dasar pelajaran dan talenta. Intinya, sekolah-sekolah itu punya ratusan alasan untuk menolak mereka.
Hari ini mereka berkeliling seharian lagi....
"Ibu!"
Feli melihat Jessy, lalu berlari ke arah Jessy dan segeral memeluknya.
Jessy menyodorkan sebuah pisang untuk Feli. "Feli, Ibu membelikan buah untukmu. Apa kamu suka?" Ricky duduk di sofa, lalu minum secangkir teh.
"Baru dapat kerja, untuk apa beli buah. Nanti mau makan nasi dan sekarang sudah makan buah. Takutnya nanti Feli nggak mau makan lagi."
"Aku sudah berkeliling mencari sekolah untuk Feli, panas sekali, tapi nggak ada sekolah yang menerimanya....
"Sekelompok TK yang licik. Satu bulan bayarannya dua juta, sudah dengan uang makan. Setiap hari makan apa sampai membayar dua juta rupiah sebulan!"
Ricky mengernyitkan alis, lalu melihat Jessy dengan penuh emosi!
"Kapan kamu bawa dia pindah dari sini?"
"Apa kalian berdua, ibu dan anak berniat numpang di rumah kami untuk seumur hidup?"
Ricky bicara dengan nada yang sangat tegas. Dahulu, Jessy tidak mau hidup dengan baik malah menikahi
Andre. Sekarang jadi begini, masih harus membantu Jessy
membesarkan anak!
Jessy hanya dapat menunduk tanpa berani bicara.
Linda menyajikan makanan di atas meja, lalu berkata, "Sudahlah, Ricky jangan memarahi Jessy lagi. Dia sudah mau cerai dari Andre. Tunggu nanti sesudah cerai, aku akan menyalakan kembang api untuk merayakannya!"
"Oh ya, Jessy hari ini sudah naik pangkat. Perusahaannya. juga menaikkan gajinya. Satu bulan 16 juta!"
Linda bicara dengan penuh kebanggaan.
"Putri kita boleh juga. Hidupnya itu ditunda oleh si berengsek Andre. Sekalipun sudah punya anak, dia juga nggak perlu cemas susah jodoh!"
"Asalkan dia bisa meninggalkan Andre, kehidupannya pasti makin lama, akan makin membaik. Si pembawa sial itu, jangan sampai aku melihatnya lagi!"
Linda bicara dengan wajah penuh kemurkaan.
Ekspresi wajah Ricky tampak lebih tenang. Gaji 16 juta di Kota Surawa sudah termasuk cukup banyak. Gaji beberapa perusahaan besar saja tidak sebesar ini.
Ricky telah bekerja di perusahaan milik negara selama seumur hidupnya. Jika dihitung dari usianya, Ricky akan segera pensiun, tetapi gaji per bulannya hanya 10 juta.
"Apa gunanya punya uang. Bukankah tetap nggak bisa masuk TK...."
"Entah ada apa dengan TK zaman sekarang, anak kecil harus bisa ini, bisa itu. Kalau anak kecil sudah bisa semuanya, untuk apa masuk TK!"
Ricky mengernyitkan alis.
"Semuanya karena Andre yang menjadi penghalang. Seharusnya bisa lebih cepat masuk TK. Sekarang malah semua TK menolaknya!"
"Kamu hanya bilang sudah naik gaji. Kalau kamu memang punya kemampuan, selesaikan masalah TK Feli."
Ricky sangat kesal, tetapi ponsel di sakunya tiba-tiba berbunyi.
Dia melirik singkat, lalu melihat itu adalah nomor dari TK di dekat rumahnya. Namun, harga TK itu sebulannya sangat mahal. Harganya 3 juta rupiah per bulan.
Total satu tahunnya 36 juta rupiah!
Ada berapa banyak orang yang gaji tahunannya tidak mencapai 36 juta per tahun di Kota Surawa. Cukup untuk uang sekolah saja sudah 36 juta. Bukannya omong kosong!
Ricky hanya menyimpan nomor telepon saja, tetapi mengabaikan sekolah itu.
Sekarang sekolah TK malah meneleponnya.
"Halo?"
Ricky mengangkat telepon.
Suara seorang wanita paruh baya terdengar dari telepon. "Halo, apa kabar? Apa Anda adalah wali murid dari Feli Winato?"
Ricky menganggukkan kepala. "Iya benar. Aku adalah wali murid Feli. Ada apa?"
Si wanita paruh baya tersenyum dan menjelaskan, "Apa kabar. Saya adalah kepala sekolah dari TK Biru. Sore tadi, Anda sempat membawa Feli ke sekolah kami."
"Maaf, tadi saya sedang rapat. Jadi, tidak dapat menemui Anda. Tapi, Anda tenang saja. Pak Hendi telah memberi tahu tentang masalah anak Anda yang ingin bersekolah. Besok, Anda dapat membawa anak Anda ke sekolah kami. Saya akan mengatur guru yang terbaik untuk Anak Anda."
Ricky tertegun untuk sejenak.
"Kepala sekolah. Apa kamu tidak salah? Kami tidak berencana untuk bersekolah di TK Biru."
"Sekolah kalian bayaran per bulannya 3 juta. Mahal sekali, kami tidak sanggup membayarnya. Lagi pula, kami juga tidak kenal dengan Pak Hendi...."
Wanita paruh baya di telepon hanya tersenyum lemah.
"Wali murid Feli, Anda tenang saja. Pak Hendi sudah membayar uang sekolahnya. Tolong besok pagi antarkan Feli ke TK kami untuk bersekolah."
"Kalau tidak, kami tidak tahu harus memberi jawaban seperti apa kepada Pak Hendi. Kalau Anda tidak percaya, besok saya akan jelaskan secara langsung kepada Anda ketika Anda tiba di sekolah."
Ricky mengangguk antara percaya dan tidak percaya setelah mendengar si wanita selesai bicara. Kemudian, menutup telepon.
Linda melirik Ricky singkat.
"Siapa yang telepon? Kenapa misterius sekali?"