Cerita ini merupakan penggabungan dua novel othor yang ketiga dan ke empat. Cinta dalam nestapa dan janda kembang. Mana yang belum tau silahkan mampir!
Ziara Puteri Hariawan
Gadis cantik mirip sang Ummi yang berdarah keturunan Aceh asli seolah dirinya selalu dipermainkan oleh Takdir.
Bagaimana tidak, setiap laki-laki yang berniat ingin menikahinya pasti berulah disaat mereka akan melangsungkan pernikahannya.
Ziara sering ditinggal begitu saja tanpa ada kabar ketupusan apapun dari pemuda itu hingga ia harus menahan kecewa berulang kali.
Hingga pada akhirnya Ziara pasrah akan keputusan sang Nenek yang menjodohkannya dengan salah satu kenalannya.
Zidan Putera Ar Reza
Kehidupannya pun sama seperti Ziara selalu di permainksn oleh Takdir. Akankah mereka sanggup bertahan dalam ikatan takdir yang membelenggu mereka menjadi sepasang suami istri?
Ataukah keduanya memilih mundur?
Inilah Kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terpana
Suara alunan merdiu di seluruh alam membangunkan kedua orang yang sedang saling berpelukan dan tidur bersama itu.
"Emm.. Sudah maghrib ya ternyata?" Ucap Zee masih dengan mata terpejam.
Zidan yang sudah lebih dulu membuka matanya terpaku saat melihat wajah cantik Zee yang selama ini tertutupi oleh niqobnya.
Zidan menatap lekat wajah wanita yang sudah menajdi istrinya itu dengan jantung berdebar cepat.
Zee yang belum sadar dengan Zidan, masih ingin memejamkan matanya. Entah gerakan darimana tangan Zidan menyentuh pipi putih dan halus Zee dengan lembut.
Zee tersenyum saat merasakan tangan itu milik siapa. Ia semakin mendekatkan pipinya di telapak tangan Zidan yang kini terus mengelus lembut pipi itu dengan jempol nya.
"Masyaallah.. Cantiknya istriku.. Bidadari surga ku.." ucap Zidan yang langsung keluar dari hatinya saat melihat paras cantik Zee.
Zee membuka matanya dan menoleh pada Zidan yang kini juga sedang menatapnya.
Deg, deg, deg..
Jantung keduanya berdegup dengan kencang saat meraskan ada perasaan lain saat keduanya saling bertatapan seperti itu.
Zee semakin mendekatkan wajahnya pada Zidan, ia tersenyum.
Zidan terpana.
Jantungnya semakin berdebar tidak karuan saat ini. Tangan kirinya masih saja mengelus lembut pipi Zee.
"tidakkah Abang ingin memberiakn sedekah untukku? Kita baru menikah loh.. Sedekah suami untuk istri itu.." Zee menggigit bibirnya malu ingin mengatakan yang sejujurnya.
Wajah itu mendadak merona. Zidan semakin terpana. Ia menatap Zee tanpa berkedip. Mata itu perih karena tidak berkedip.
Cup.
"Abang lama! Jadi aku yang mulai!" imbuh Zee sembari mengedipkan mata nakal pada Zidan yang membuat Zidan lagi dan lagi terpana dengan tingkah Zee.
Zee yang sudah malu, segera berlari masuk ke kamar mandi untuk berwudhu. Karena kurang berhati-hati saat berlari, ia hampir menabrak segi westafel yang di kamar VVIP itu yang membuat Zidan reflek saja bangkit dari berbaringnya.
Bruukk.
Prang!
"Astaghfirullah!"
"Hati-hati sayang!" tegur Zidan pada Zee yang kini berdiri mematung dengan wajag begitu terkejut.
Ia kemudian bangkit sambil membawa botol infusnya dan mendekati Zee yang kini mematung dengan jantung berdebar kencang karena terkejut.
Zidan mendekati Zee dengan raut wajah khawatir. "Sayang, kamu tak apa? Apa yang kena tadi? Mana? Sini Abang lihat!" katanya pada Zee yang kini lagi dan lagi mematung saat merasakan jika Zidan kini berada di belakngnya.
Bahu Zee yang direngkuh Zidan membuat gadis cantik itu terjingkat.
"Ah maaf.. Abang membuatmu terkejut. Mana yang sakit? Ada yang luka nggak?" tanya nya lagi pada Zee yang kini masih saja mematung dengan jantung berdebar kencang.
"Sayangku, Ziara.." lirih Zidan dengan suara lembutnya
Zee memejamkan matanya saat mendengar suara lembut Zidan padanya. Zee berbalik dan melihat Zidan yang kini sangat khawatir padanya.
Wajah itu sangat jelas terlihat. Zee menghela nafasnya kemudian tersenyum. "Aku tak apa Bang. Abang mau tayammum? Biar ku bantu." Ucapnya pada Zidan yang kini gantian mematung karena terpana saat melihat senyum manis yang diberikan Zee padanya.
Zee mengikis jarak. Tubuh keduanya sudah menempel saat ini. Zee melingkarkan tangannya pada Pinggang Zidan.
"Abang tahu? Sebelum kita dipertemukan, wajah cantik inilah yang membuat semua calon suamiku yang dulu ingin sekali menikahiku." Imbuh Zee sambil menatap lekat pada wajah Zidan.
Ia tersenyum lagi. "Abang berbeda kan ya dari mereka semua? Abang menikahiku karena memang mencari seorang istri yang ingin Abang bawa ke surga Nya Allah kan? Tetapi tidak dengan mereka semua. Mereka ingin menikahiku karena parasku ini. Yang katanya aku ini versi perempuan dari Abi Ragata. Jika Abi sangat tampan dengan mata sipitnya, aku malah diberikan paras ini. Maka dari itu aku menutupinya."
Zidan mendengarkan. Ia menatap lekat pada wajah pujaan hatinya saat ini yang baru saja merasuk hingga ke ruang yang paling dalam sejak pertama kali mereka bertemu.
"Mereka menikahiku karena ingin menikmati tubuhku. Setelah puas mereka akan membuangku! Apakah Abang juga akan melakukan hal yang sama jika suatu saat paras cantik ini cacat??" tanya Zee pada Zidan yang kini menatap lekat pada Zee.
بَارَكَ اللَّهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِى خَيْرٍ
“Semoga Allah memberkahimu ketika bahagia dan ketika susah dan mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan.” (HR. Abu Daud, no. 2130; Tirmidzi, no. 1091. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).