Kuliah diluar kota membuat Della mau tak mau harus tinggal serumah dengan kakak serta kakak iparnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon israningsa 08., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27 : Kecupan Dikening
Raka menengadah, bahkan ia mengendus bau tubuh Della dari punggungnya, "Del...." Panggilnya.
"Bangun dong! Udah jam berapa ini?"
Della sama sekali tak bergerak sedikitpun.
Haaah....
Ia menghela nafasnya, seketika mengangkat tangan lalu memeluk Della dari belakang.
"Arghh.... "
Sontak saja Della langsung bangun dan menjerit, seketika menjauh dari Raka, "Ka... Kakak mau apa?" Ia panik bukan main.
Raka tertawa kecil, dia duduk diatas ranjang sambil menyenderkan kepalanya di kepala ranjang, "Heheh... Kakak tau kamu cuma Pura-pura tidur! Kenapasih Del... Kakak nggak makan orang kok! Nggak usah kayak gitu!"
Della benar-benar takut sekarang, dia ingin berlari kearah pintu, tapi ternyata tadi Raka sudah menguncinya, dan sial kedua kunci dari kamar itu berada ditangan Raka sekarang.
Della tak bisa apa-apa, "Kakak sebenarnya mau apa? Jangan buat Della takut kak!" Matanya berkaca-kaca, dia benar-benar ketakutan.
"Kakak nggak mau apa-apain kamu kok! Cuma mau main-main aja sama kamu!"
"Kakak kira aku bodoh apa? Kakak jauh lebih paham soal semuanya dan aku juga udah dewasa kak! Kita nggak boleh kayak gini.... "
"Nggak boleh apanya sih Del... Kakak serius nggak bakal Macam-macam sama kamu kok!"
"Terus ngapain kakak masuk kekamar aku? Dan juga kakak ternyata punya kunci cadangan? Apa Jangan-jangan selama ini kakak udah sering masuk?" Terka Della.
"Of course!" Jawab Raka tambah membuat Della kaget dan takut.
Dia meraba badannya, "kak Raka bener-bener keterlaluan yah! Aku nggak nyangka punya kakak ipar kayak kakak! Aku bakal kasih tau kak Mala soal ini!"
Raka berdiri, dia berjalan kearah Della, gadis itu berjalan mundur hingga ia terpojok disudut ruangan.
"Kakak Stop! Jangan aneh-aneh kak! Kalau kakak Macam-macam aku bakal teriak! Biar tetangga pada datang kesini dan lihat kelakuan kakak!" Ucap Della dengan suara yang mulai bergetar.
"Del... Kayaknya kamu beneran salah paham sama kakak! Yah... Jujur aja kakak emang sering masuk ke kamar kamu! Tapi kakak nggak pernah lakuin sesuatu yang aneh-aneh, kakak cuma cek apa kamu udah tidur apa belum!"
"Siapa yang mau percaya sama omongan kakak?" Della berucap meninggikan suaranya.
Raka mengangkat tangannya, Della fikir ia mau ditampar jadi sontak ia memejamkan mata, ternyata gadis itu malah merasakan kepalanya di elus-elus.
Della langsung merasa tenang, emosinya Seketika terkontrol. "Kamu harus percaya! Karena kakak sayang sama kamu! Kakak nggak bakal lakuin sesuatu lagi tanpa izin dari kamu!" Ucapnya lembut.
Della luluh sekarang. Tidak! Harusnya dia tidak boleh begitu, namun hatinya sudah terlanjur tergerak.
"Tapi kakak udah buat aku takut tau nggak!"
Tangisnya pecah saat itu juga.
"Ia maaf! Kakak nggak bermaksud kayak gitu kok. Kakak udah anggap kamu itu adik kandung kakak sendiri! Dan sebenarnya kakak malu juga sama kamu karena kamu udah lihat sesuatu yang harusnya nggak kamu lihat! Jadi udah... Nggak usah nangis lagi yah!" Hiburnya.
Raka memeluk Della, ia tersenyum tipis ketika hangatnya badan Della bisa ia rasakan, ternyata Raka mengambil kesempatan dalam kesempitan.
Untuk kedua kalinya buah dada Della menabrak dada Raka, hal itulah yang membuat Raka senang.
Della terus menangis tersedu-sedu dalam pelukan kakak iparnya, gadis itu memang terlihat sangat ketakutan.
"Sudah Dell... Kamu berhenti nangis dong! Kalau kamu gini terus kakak nggak tega ninggalin kamu lohh.... "
Della langsung berhenti, dia baru ingat kalau kakak iparnya itu harus pergi bekerja.
"Maaf kak! Ya udah kakak berangkat aja sekarang!" Katanya sembari melepaskan pelukan mereka.
Sekali lagi Raka mengelus kepala Della.
Cup... Ia juga meninggalkan kecupan manis di dahi adik iparnya itu.
Sudah berapa kali Della diperlakukan bukan seperti adik ipar? Dia kaget tapi selalu saja Della teringat kalau mungkin itu bentuk kasih sayangnya karena sudah dianggap seperti adik kandung.
Della sangat paham itu tidaklah wajar, tapi dia juga merasa senang diperlakukan seperti itu.