Kiara, adalah gadis sebatang kara. Dia bekerja sebagai Pramusaji di sebuah restauran ternama. Dia bekerja banting tulang untuk melunasi hutang ayahnya seorang bandar judi yang telah di tipu dan terlilit utang. Ibunya sakit-sakitan. Ketika seorang istri CEO perusahaan mengajaknya kerja sama. Yaitu menikah dengan Suaminya Agam, karena Dia Mandul. Dan Kiara akan mendapatkan uang, berapa pun Dia mau, asal bisa melahirkan anak laki-laki pewaris perusahaan Agam. Usia mereka yang terpaut 20 tahun itu membuat Kiara ragu. Namun Dia yang slalu mendapat teror dari bandar Narkoba lainnya pun tak bisa lagi menolak takdirnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nana shin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu
Adi tampak terlihat panik, saat melihat tangan Kiara ditarik paksa dari dalam mobil dan Adi sadar orang yang menarik itu adalah orang yang tadi mengikuti mereka, tapi apa daya, Adi yang berada di lampu merah seberang tidak bisa berbuat apa-apa, setelah Lampu hijau menyala, Kiara pun beserta orang itu yang berada di dalam mobil tampak melajukan kendaraannya ke arah yang berbeda dengan Adi.
Sementara di dalam mobil, tentu saja Kiara tidak sepanik Adi, karena dia tahu bahwa yang menariknya itu adalah Agam suaminya sendiri.
"Mengapa kau menghindar dariku?"
Tatapan dingin Agam seakan menusuk ke jantung Kiara, walaupun Agam hanya menatap sekilas, karena dia juga harus memperhatikan jalan yang terlihat ramai.
"Tuan, mengapa Tuan mengikuti ku?" tanya Kiara.
"Aku bertanya kepadamu, Kenapa kau ikut bertanya? Kamu pergi dengan siapa? kau itu masih istriku," ucap Agam.
"Tapi kan kita sudah sepakat, bahwa kita akan mengakhirinya kan?" ucap Kiara pada Agam.
"Tidak! aku berubah pikiran, mulai hari ini, kau akan tinggal di rumahku, dan kau tetap menjadi istriku, kau harus melahirkan pewaris untukku, kau ingatkan bahwa itu adalah janjimu kepada istriku Clara? bukan aku yang menginginkannya, tapi kemarin Clara yang meminta agar kau kembali ke rumah itu, dan aku tidak tega melihatnya," ucap Agam.
Ih padahal itu pasti bohong Agam, karena Clara tidak pernah memohon untuk mengembalikan Kiara ke rumah itu, malah Caalra terlihat senang saat Kiara sudah tidak ada lagi di rumah itu .
"Jadi maksudnya, Nyonya Clara tidak mengizinkan ku pergi dengan membawa uang itu? aku harus kembali ke rumah itu bersama Tuan?" tanya Kiara.
"Ya. Kau harus kembali ke rumah itu, dan ingat, kau tidak boleh pergi kemana-mana, apalagi harus jalan dengan laki-laki lain, kau itu istriku, walau bagaimanapun, kau adalah istriku, berdosa kalau kau berjalan dengan lelaki lain, kamu ngerti kan?" ucap Agam.
Kiara menatap lelaki yang ada di sampingnya, sepertinya itu bukanlah sebuah aturan, akan tetapi itu adalah sebuah kecemburuan yang keluar dari lubuk hati Agam.
"Laki-laki ini mengapa begitu pemarah ya? sepertinya marahnya ini bukan karena aku sedang jalan bersama laki-laki lain? akan tetapi rasa cemburu yang membakar di hatinya, tapi apakah benar Tuan Agam ini menyukaiku?" lirih hati Kiara.
"Kiara. Apa kau dengar aku!?" ketus Agam.
"Oh iya ,Tuan."
"Kau mengerti mulai sekarang jangan kau panggil aku lagi Tuan, kau panggil aku dengan sebutan yang kemarin, kita sudah sepakat kau panggil aku Abang, paham?" ucap Agam.
"Iya Bang, aku mengerti," sahut Kiara.
Akhirnya mereka pun pergi menuju rumah Agam. Tak berapa lama, mereka pun sudah sampai di rumah besar tersebut. Tampak Clara sedang duduk manis di depan rumah, menikmati secangkir kopi yang dibikinkan oleh Bibi.
"Mas Agam," sapanya.
Clara pun berdiri dan berjalan mendekati suaminya, namun ketika dia melihat ada Kiara di sampingnya, Clara pun sedikit kaget.
"Kau menjemput Kiara?" tanya Clara lagi.
"Ya Sayang, aku berubah pikiran, jadi mulai hari ini, Kiara akan tetap tinggal di rumah kita, bukankah kau menyuruhku untuk untuk mendapatkan keturunan? dan aku akan mencobanya," ucap Agam.
Namun kata-kata itu membuat hati Clara terasa sakit, saat mendengar dia akan mendapatkan keturunan dari Kiara.
"Oh baiklah, Ayo kau kembali ke kamarmu!" titahnya pada Kiara.
Clara menggandeng Agam membawanya masuk terlebih dahulu, sebelum Kiara masuk.
Akhirnya Kiara pun mengiringi Agam dan Clara. Agam dan Clara tampak menaiki menuju kamar mereka, sementara Kiara menuju kamarnya sendiri yang ada di bawah. Setelah dia memasuki kamarnya dan menutup kembali pintu itu. Kiara pun duduk.
"Kenapa perasaanku tidak enak begini ya? aku merasa cemburu, saat Nyonya Clara menggandeng Agam di depanku, eh perasaan macam apa ini? Bukankah mereka itu memang suami istri? Terus kenapa aku merasa tidak enak begini? Ya Tuhan ..., apakah aku benar-benar telah mencintainya?" gumamnya.
Kiara duduk di atas ranjang yang ada di kamar tersebut, dia menggenggam tangannya dan memilin milin tangan itu seakan dia memikirkan sesuatu.
Ceklek
Ketika suara pintu dibuka dari luar. Kiara pun kaget dan menetap pintu itu, ternyata Agam yang datang. Setelah Agam kembali menutup pintu itu.
"Tuan?" spontan Kiara memanggil lelaki yang sekarang ada di dalam kamarnya.
"Kiara, kenapa kau memanggilku Tuan? Bukankah aku ini suamimu!?" Ketus Agam.
"Oh maaf, Bang," ucap Kiara.
Agam pun mendekati Kiara dan duduk di sisi Kiara. Dia hanya terdiam seperti memikirkan sesuatu, dan tiba-tiba Agam meraih tangan Kiara dan menggenggam juga mengelusnya lembut. Sepertinya dia ingin merayu, namun saat Kiara menatap wajah lelaki yang dingin itu, dia hanya tersenyum.
"Ehem... Ehem...," ucap Agam, namun cuma begitu doang.
"Ada apa? Kenapa Abang menggumam?" tanya Kiara heran.
"Gini, Malam ini..., aku..., akan tidur di kamar ini. Kita akan memulai hubungan yang kau dan Clara inginkan," ucap Agam terbata.
"Maksudnya? kau tidak akan menceraikan ku? dan aku kembali ke sini untuk ...." Kiara tidak meneruskan kata-katanya,
Tidak mungkin kan Kira mengatakan kalau kita akan melanjutkan hubungan untuk bercocok tanam😂
"Ya, kita akan memulainya, Oh ya, mulai besok, kau kembali melanjutkan hidup di sini bersamaku, dan aku ingin kau melayani ku layaknya seorang Istri, memasak dan menghidangkan makanan di atas meja untukku, kau mengerti?" ucap Agam lembut.
Agam pun menatap wajah Kiara tajam. Tatapan itu membuat Kiara tenang.
"Baiklah Bang, Oh ya, apakah kamu menyukai masakan ku kemarin?" tanya Kiara.
"Tentu saja aku menyukai masakan mu, dan perlu kau tahu, karena masakan mu itulah, maka aku tidak mengizinkan kau pergi," ucap Agam.
Padahal semua itu hanya alasan Agam saja, ada-ada saja, mana mungkin gara-gara masakan, orang tidak jadi bercerai?
Kiara hanya tersenyum kemudian Agam pun berdiri dan...
"Antara kau dan Clara, Aku harap tidak ada sesuatu yang terjadi, karena ini adalah perjanjian kalian berdua, kalau ada sesuatu terjadi antara kalian? Aku harap kalian berdua bisa mengatasinya," ucap Agam.
Agam pun berjalan dan pergi meninggalkan kamar Kiara. Kiara menatap lelaki yang kini berjalan meninggalkannya.
"Tuan, Apakah aku bisa menempatkan diriku, kalau aku melihat kalian bermesraan di depanku?" bisik hati Kiara.
Kiara pun berbaring dan mencoba memejamkan matanya, dan akhirnya dia tertidur.
Entah berapa lama dia tidur, namun dia merasakan ada sesuatu yang membelainya lembut, namun karena sangat mengantuk Kiara tidak juga bisa membuka matanya, hingga dia merasakan sakit luar biasa di tangannya membuat Kiara terbangun.
"Aaaaaa."
Suara teriakan dari kamar Kiara membuat bibi yang ada di dapur pun kaget.
Bersambung...
ayo kak mampir lagi ke tempatku yuukkk 😅