Novel tentang pelakor, untuk mengikuti lomba Konflik Rumah Tangga. Bagi pembaca yang anti pelakor, boleh skip. tapi kalau mau menantang adrenalin untuk coba membaca dari sudut pandang pelakor, silakan baca dan jangan lupa tekan favorite ❤️
Demi melunasi seluruh hutang yang ditinggalkan orangtuanya, Kania menjual keperawanannya di sebuah klub malam. Namun, takdir membawanya bertemu dengan bosnya sendiri bernama Satria yang menjadikannya istri kontrak untuk melampiaskan hasrat.
Satria sudah memiliki istri, tapi istrinya yang super model itu terlalu sibuk untuk menjalankan kewajibannya. Rasa kesepian itulah yang membuat Satria nekat bermain api.
Akankah pernikahan kontrak itu bisa berjalan dengan mulus?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IKPH . Bab 27
Sikap Satria terhadap selingkuhan istrinya, seolah dia sudah memaafkan perbuatan mereka di belakangnya. Mungkin, itu karena ada Kania sekarang. Jika saja tidak ada Kania, Satria pasti sudah menghajarnya habis-habisan.
Andrew menghela napas berat. Sebenarnya dia juga meyakini bahwa anak yang dikandung Feli adalah anaknya, tetapi pikirannya juga sangat kacau. Bagaimana kalau ibunya Feli tahu dan tidak akan merestui hubungan mereka?
Melihat Andrew yang seolah ragu dan banyak berpikir, Satria langsung paham apa yang ada di otak selingkuhan istrinya itu. “Kita lakukan saat mamanya tidak ada.”
“Caranya?”
Satria menyeringai. Bisa dipastikan bahwa Andrew menyetujui rencananya kali ini. Sekarang, tinggal bagaimana caranya membujuk Felicia untuk mau melakukan tes DNA itu. Wanita itu pasti tidak akan mengizinkan mereka melakukannya.
Satria sudah sangat yakin sekarang untuk bercerai dengan Felicia, sekalipun anak yang dikandung itu adalah darah dagingnya, tapi pengkhianatan Feli sudah meruntuhkan rasa cintanya. Sekarang, dia harus mengumpulkan banyak bukti untuk menceraikan Feli dan segera meresmikan pernikahannya dengan Kania.
Saat Satria dan Andrew masih berdiskusi cara untuk membujuk Feli tanpa memberitahu pemeriksaan DNA bayinya, tiba-tiba Sekretaris Gio mendapatkan informasi dari orang-orang suruhannya bahwa mereka menemukan orang yang mirip dengan Kania.
Sekretaris Gio langsung membisikkan informasi keberadaan wanita yang diduga adalah Kania, pada Satria.
Satria melirik jam di pergelangan tangannya. “Siapkan penerbangan sekarang!” titahnya dengan perasaan berdebar. Dia ingin memastikan langsung apakah wanita itu Kania atau bukan.
“Tuan Andrew, untuk sementara jangan menghubungi Felicia. Jangan coba-coba kabur atau menipu saya! Sekarang, kita adalah sekutu, tapi kalau Anda macam-macam, saya bisa lebih kejam dari Lily, mamanya Felicia!” ancam Satria dengan tegas. Dia harus bisa menggenggam Andrew dalam cengkeramannya untuk memastikan bahwa Andrew akan terus berada di pihaknya.
“Apa pun asal kamu tidak menyakiti Feli dan bayinya,” balas Andrew dengan sorot mata yang tak kalah tajam.
Satria berdecih. Kalau saja dia tidak membutuhkan darah laki-laki itu untuk melakukan tes DNA, Satria pasti sudah menghabisinya.
“Gio, awasi dia dengan baik!” Satria bangkit dan bersiap menemui wanita itu.
***
***
Saat ini, Kania sedang di rumah Bu Santi yang berada persis di depan rumah kontrakannya. Bu Santi melarang pergi ke toko karena takut orang-orang yang mencarinya itu datang lagi. Namun, Gabriel yang sudah terlanjur terlibat, juga tidak mau pergi dari sana begitu saja.
“Jadi, sebenarnya kenapa orang-orang itu mencari kamu? Aku sudah mencari tahu tentang Sekretaris Gio, kalau tidak salah dia adalah sekretaris kepala dari AlAnn grup, Pak Satria, apa itu benar?” tanya Gabriel saat dia selesai makan siang di rumah Bu Santi.
Kania menghela napas berat. “Ya, kamu benar. Aku ada hubungan yang tidak bisa aku jelaskan sama semua orang. Intinya, aku mau menjauhi Pak Satria,” jawab Kania.
Pak Ahmad dan Bu Santi juga ada di sana mendengarkan apa yang Kania dan Gabriel bahas.
“Apa Pak Satria itu juga ayah dari bayi yang kamu kandung?” tanya Bu Santi semakin penasaran. Pasalnya Kania memang tidak pernah bercerita apa-apa tentang sosok suaminya, karena dia hanya mengaku bahwa dia dan laki-laki itu menikah di bawah tangan.
Gabriel sepertinya sangat terkejut dengan pertanyaan Bu Santi. Dia sama sekali tidak mengira bahwa Kania sedang hamil saat ini. Seolah jaraknya untuk semakin dekat dengan Kania terasa semakin jauh.
Kania mengangguk, membenarkan pertanyaan Bu Santi itu. “Tapi dia tidak tahu soal anak ini.” Kania mulai berkaca-kaca. Sebenarnya dia enggan mengakui semuanya, tapi Bu Santi sudah sangat baik, dan dia tidak mau menambah beban untuknya lagi. Apalagi kalau sampai Satria ikut turun tangan dan mungkin akan menghancurkan Bu Santi karena telah menyembunyikannya.
Sekarang, masalah jadi semakin rumit saja. Bahkan, Kania berencana untuk pergi dari rumah itu sebelum Satria menemukannya.
“Maksud kamu, kamu pergi dalam keadaan hamil? Apa kamu diperkosa sama dia, karena setahuku dia sudah mempunyai istri?” tanya Gabriel dengan tegang.
Kania makin terdesak. Mau tidak mau dia harus menceritakan semuanya. “Aku dan Pak Satria menikah di bawah tangan tanpa sepengetahuan istrinya. Saat akhirnya istrinya tahu hubungan kami dan ternyata dia sedang hamil, aku memutuskan pergi tanpa membawa apa pun. Dan, aku baru tahu kalau aku juga hamil setelah memutuskan pergi. Aku tidak mau memberi tahunya karena anak ini pasti akan menjadi beban untuknya.”
Kania akhirnya menceritakan semuanya dan itu membuatnya semakin menangis tersedu. Dia semakin menunduk dan melipat tangannya di atas lutut, lalu menyandarkan kepalanya di atas tangan. Sangat menyedihkan memang, tetapi wanita sepertinya tidak pantas dikasihani karena telah menghancurkan rumah tangga orang lain.
“Kania, Pak Satria pasti sangat mencintai kamu, kalau tidak, tidak mungkin dia mencari-cari kamu sampai sejauh ini.” Gabriel tahu, dia sudah sangat gegabah membantu Kania tanpa mencari tahu dulu masalah yang sedang dihadapinya.
Kania menggeleng. Dia sadar diri, Satria hanya membutuhkannya untuk melampiaskan hasratnya, bukan mencintai setulus hati. Apalagi, kontrak mereka belum selesai, pasti Satria juga tidak mau rugi.
“Dia tidak mencintaiku. Dia punya istri yang sempurna, mungkin dia mencariku karena aku ....”
Karena aku sudah melanggar perjanjian itu.
“Kalau kamu tidak mau cerita, tidak apa-apa. Tapi, kalau kamu butuh sesuatu bilang saja, Kania. Aku bisa membantumu,” kata Gabriel dengan tulus.
Bu Santi mengusap punggung Kania karena kasihan. Dia sendiri tidak mengerti kenapa bisa tergerak hatinya membantu Kania tanpa mengenal asal-usulnya dengan baik.
***
***
Satria sudah sampai di kampung tempat Kania tinggal. Perjalanan dari bandara ke kampung itu lumayan memakan waktu, belum lagi jalanan berliku, naik turun bukit yang harus dilewati. Akan tetapi, Satria tidak mau membuang waktu, sehingga dia menyewa sebuah helikopter untuk cepat sampai ke tempat itu.
Dia turun dari helikopter dan berjalan cepat mengikuti anak buahnya yang lebih tahu rumah tempat tinggal wanita yang mirip Kania itu.
Saat sampai di depan rumah Bu Santi, mendadak kepala Satria terasa berat. Anak buahnya sudah mengepung rumah itu, tapi perut Satria semakin tidak enak. Dia mual luar biasa dan akhirnya muntah-muntah di samping rumah Bu Santi.
“Tuan baik-baik saja?” tanya Sekretaris Gio khawatir.
Satria tidak menjawab, dia hanya fokus pada perutnya yang tidak nyaman dan terus bergejolak.
“Apa mungkin Tuan keracunan? Tapi, sepertinya Tuan belum makan apa-apa,” kata Sekretaris Gio.
Astaga, apa karena naik heli aku jadi seperti ini? Tidak mungkin, ini bukan pertama kali. Aku sudah sampai di sini, dan aku akan memastikan sendiri bahwa dia adalah Kaniaku.
Kembang kopi sama votenya dulu dong 💋💋