RUSUK SANG BILLIONAIRE

Selesai melakukan ritual mandinya yang singkat, Chelsea segera keluar lengkap dengan pakaiannya, ia kemudian berjalan ke arah meja riasnya lalu memoles wajahnya dengan bedak tipis-tipis. Di rumah sendiri ngapain harus repot-repot dandan, pikirnya.

"Wah tante Chel cantik sekali, pantas aja papa mau melamar tante. " ucap Amara polos.

"Maksudnya ??" tanya Chelsea sontak kaget.

"Iya, tadi sebelum kami berangkat, papa bilang supaya Ara ngomong sama Oma supaya melamar tante Chel untuk papa. "

"Whaattt ??" teriak Sea tanpa sadar.

'Wah, gak bisa di biarkan ini, aku kan hanya main-main supaya judulku segera di acc. Judul skripsi saja gak ada kabarnya, malah main lamar anak orang aja. Bener-Bener nih dosen gila. ' batin Sea bingung.

Otaknya tiba-tiba tak bisa diajak berpikir padahal saat-saat seperti ini ia sangat membutuhkan otak cerdasnya.

"Tante Chel kenapa diam ? yuk keluar udah cantik gini, kasihan papa menunggu. " Amara menarik tangan Chelsea segera keluar kamar.

"Nah, yang ditunggu sudah keluar." Queen segera menghampiri Chelsea dan menariknya dengan lembut duduk di sampingnya.

"Maaf aku minta ijin untuk bicara berdua dengan Chelsea. " ucap Kiano tiba-tiba sambil menarik tangan Chelsea agar menjauh dari keluarga.

Kiano bertekad akan membatalkan lamaran gadis yang disiapkan oleh mommynya. Chelsea harus menerima lamarannya bagaimanapun caranya. Otak Kiano kini tak melihat lagi jalan keluar yang lain, semua buntu gara-gara mommy dan daddynya yang tak pernah bosan mencarikan gadis untuk ia jadikan istri.

"Ada apa sih, pak !!" Chelsea menyentak tangannya hingga terlepas dari pegangan Kiano.

"Sea, tolong terima lamaranku. "

"Enggak mau ! aku gak mau mati muda !" sarkas Chelsea

"Eh maksudnya apa ?? aku ingin menikah denganmu bukan mau membunuhmu."

"Menikah dengan bapak itu sama aja aku akan mati muda. Hidup dengan pria yang tak tahu tersenyum, selalu marah-marah, mana bisa bahagia."

"Ck, gak gitu juga kali. " balas Kiano santai.

"Aku akan mengerjakan skripsimu sampai selesai, kamu hanya perlu duduk mengikuti ujian akhirnya saja, gimana ??"

"Gak perlu, aku bisa mengerjakan sendiri yang penting judulnya sudah bapak acc. " tolak Chelsea sengit.

"Nah itu dia masalahnya, jika kamu menerima lamaranku maka semua akan dilancarkan dan dimudahkan. " Kiano menjentikkan tangannya sambil tersenyum.

Chelsea terpukau sesaat melihat senyuman Kiano untuk pertama kalinya. Sungguh pemandangan yang sangat langka dan sayang jika dilewatkan begitu saja, belum tentu dimasa yang akan datang ia bisa melihat senyuman itu.

"Ini baru permulaan, jika kita sudah resmi jadi suami istri maka setiap bangun tidur kamu akan menikmati senyumku. " ucap Kiano narsis.

"Bapak ke pedean banget, aku bukannya menikmati senyuman bapak, tapi kaget ternyata bapak bisa juga tersenyum. " elak Chelsea tak ingin jujur.

"Terserah deh, yang penting kamu mau ya terima lamaranku. "

Chelsea hanya mendengus kasar mendengar permintaan Kiano, ia memilih meninggalkan Kiano yang masih ngotot ingin melamarnya. Kiano tersenyum misterius saat melihat Chelsea meninggalkannya, s3buah jalan keluar terlintas dalam benaknya, ia segera menyusul sebelum Chelsea tiba diruangan dimana kedua keluarga sedang berkumpul.

Tiba-tiba Kiano memeluk pinggang Chelsea possesif bertepatan satu semua mata menatap ke arah mereka.

"Pak !" pekik Chelsea kaget dan malu.

"Maaf kami membuat kalian menunggu. " ucap Kiano tersenyum manis seolah tak mendengar pekikan Chelsea.

"Wah, sepertinya kita akan segera besanan nih bu Maria. " ujar Queen bersemangat.

"Gercep juga dia ,,,, hahahaha. " timpal Steven dan Keanu sambil tertawa.

"Jadi, apa keputusan kalian ??" tanya pak Utomo penasaran

"Kami ingin segera menikah gak perlu tunangan. " jawab Kiano meremas lembut pinggang Chelsea yang setengah mati menahan kekesalannya.

Ingin rasanya Chelsea berteriak jika itu akal-akalan manusia datar ini akan tetapi posisinya yang sedang dipeluk mesra oleh Kiano tak mendukungnya. Ia akan di tertawakan habis-habisan jika menolaknya.

'Tunggu pembalasanku manusia datar. ' batin Chelsea mengoceh

"Alhamdulillah, sini dulu sayang. Pakaikan cincin ini pada calon mantu mommy. " Queen mengeluarkan sepasang cincin dari dalam tasnya.

Sementara itu Keanu, Steven dan Seno segera keluar mengambil semua seserahan yang dibawa oleh keluarga Arya. Kiano bingung dengan semua yang dilakukan oleh keluarganya.

"Gak usah bingung, seperti inilah yang memang seharusnya terjadi. " bisik Queen melihat kebingungan putranya.

Queen menyerahkan sebuah kotak beludru ke tangan Kiano dan satunya lagi ia berikan pada Chelsea.

"Ayo segera pakaikan cincin masing-masing, kami sudah lapar sejak tadi. " perintah Seno dan Keanu bersamaan.

Dengan penuh percaya diri, Kiano menarik lembut tangan Chelsea dan memakaikan cincin di jari manisnya, terpaksa Chelsea pun melakukan hal yang sama, ia tak ingin mengecewakan kedua orang tuanya. Melihat senyuman sang mama yang sejak tadi tak pernah lekang dari wajahnya membuat Chelsea tak bisa menolaknya.

"Terima kasih sayang. " ucap Kiano lembut dan langsung menempelkan bibirnya pada dahi Chelsea.

"Eeee,,,, enak aja main nyosor anak orang. " Seno langsung menarik tubuh Kiano yang tanpa malu-malu mencium dahi Chelsea.

"Ck, sahabat gak ada akhlak. Aku hanya mengekspresikan kebahagiaanku. "

Kiano kemudian menyalami kedua calon mertuanya seraya mencium punggung tangan mereka, hal yang sama dilakukan oleh Chelsea.

"Mom ,,, Amara boleh kan memanggil mama sama tante Chel ??"

"Tanyakan sama tante Chel, dong. " ucap Shanaz membelai lembut surai halus putrinya dan dibalas dengan senyuman oleh Chelsea.

"Akhirnya aku punya kakak ipar lagi. " celetuk Kalista.

"Dan bersiaplah untuk dilamar olehku. " timpal Seno tersenyum lebar

"Om dan tante sudah menunggu sejak lama. " balas Arya membuat Kalista menganga tak percaya mendengar ucapan daddynya.

"Kita makan malam dulu, kalau makanannya dingin nanti gak enak. " ucap Kalista mendahului sang tuan rumah mempersilahkan.

Melihat tingkah Kalista membuat semua tertawa kecuali Chelsea. Rasa ingin tertawanya hilang entah kemana, ia sibuk dengan pikirannya yang tak mampu mencerna kejadian yang tiba-tiba seperti ini. Bukankah mama sama papa hanya membalas undangan makan malam mereka beberapa hari lalu ? lantas kenapa papa sama mama seolah sudah tahu akan berakhir seperti ini ? apakah mereka sudah membucarakannya sama papa atau mama ?

" Jangan terlalu serius berpikir, persiapkan dirimu saja. " bisik Kiano tepat ditelinga Chelsea sehingga hembusan napasnya terasa pada daerah sensitif Chelsea.

"Kita harus bicara serius, pak. " balas Chelsea berbisik.

Kiano kemudian sibuk mengambil beberapa jenis makanan ke piringnya begitu pula yang lainnya, setelah itu semua duduk di kursi masing-masing menikmati suguhan tuan rumah. Mereka menikmati makan malam yang sangat istimewa ini hingga tuntas.

🎶🎶🎶🎶

up dua bab, cukup ya,,,

selamat menikmati, jangan lupa dukungannya