Demi uang operasi untuk adik nya, Amelia rela menjual rahim nya kepada seorang misterius dengan topeng serigala di wajahnya.
Tanpa tahu bagaimana identitas maupun Wajah pria yang menanamkan benih nya di rahim milik nya.
Dan pada akhirnya Amelia melahirkan bayi untuk pria itu, dan perjanjian pun berakhir. Amelia pergi dengan membawa uang kompensasi dan juga kesembuhan adik kesayangannya.
Apakah Amelia akan kembali bertemu dengan bayi nya, dan apa Amelia akan tahu siapa pria di balik topeng serigala itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Beberapa hari kemudian...
Indira akhirnya keluar dari rumah sakit, Marcell menjemputnya. Tetapi tidak dengan Anita, Ia lebih memilih untuk mengantarkan Amelia tanpa sepengetahuan Indira.
Anita akhirnya sampai di tempat tinggal Amelia. Ia nampak terdiam memandangi rumah yang di tinggali oleh nya.
"Ternyata Marcell menempatkan Amelia di rumah yang dulu. Rumah yang menjadi kenangan di keluarga kecil kita!" Batinnya tersenyum bahagia.
Akhirnya Anita keluar dan memapah Amelia. Ia begitu bahagia, merawat Amelia dengan telaten. Pintu pun terbuka, para pelayan nampak membungkukkan badannya tanda memberi hormat.
Anita langsung memberi isyarat untuk berhenti. Amelia nampak heran dan menatap para pelayan dengan tajam.
"Kenapa kalian memberi hormat seperti itu, kita sama-sama manusia dan saya tidak ingin di perlakukan istimewa!" Ucap Amelia.
Amelia menyangka jika sambutan itu untuk dirinya, padahal semua itu di lakukan untuk Nyonya besar yaitu Anita. Tapi dengan mudahnya para pelayan menjawab tanpa ragu.
"Kami melakukan semua ini untuk menyambut kedatangan Nona dan kami turut bahagia karena kesembuhan Nona." Jawabnya.
"Terimakasih, tapi lain kali jangan seperti ini lagi." Tuturnya.
Amelia dan Anita masuk ke dalam dan duduk di sofa. Tak lama, para pelayan datang membawakan minuman untuk mereka berdua.
Anita menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Terimakasih!"
Amelia dan Anita nampak berbincang, keduanya terlihat bahagia dan kompak. Tak lupa, Anita curi-curi pandang melihat rumah kenangannya yang masih terlihat sama.
Rumah yang mengingatkannya terhadap sang suami yang meninggal karena penyakit jantung. Rumah ini juga, menjadi awal kesuksesan untuk Marcell.
...
Di tempat lain...
Indira nampak melihat sekeliling dan Ia seperti sedang mencari sesuatu. Ia menoleh kepada sang suami dengan wajahnya yang heran.
"Mama, kemana? Kenapa dia tak menjemput ku dan tidak ada di rumah!" Tanyanya.
"Emm, mungkin Mama lagi ada urusan. Aku juga tak tahu!" Jawabnya.
Mereka tak mau ambil pusing, Marcell membawa Indira ke kamar untuk istirahat.
"Mas...!"
"Iya!" Jawab Marcell sambil menoleh.
"Mas, aku merasa ada yang berbeda dengan Mama. Sekarang dia terlihat acuh dan juga jarang bicara!" Tutur Indira.
Marcell terdiam dan mencoba mencari-cari alasan. Ia tak ingin, Indira tahu jika Mama Anita telah mengetahui kebenarannya.
"Itu mungkin hanya firasat kamu saja! Akhir-akhir ini, Mama jarang di rumah. Ia sedang mengambil pekerjaan dan mengurus perusahaan di kota lain." Jawab Marcell.
"Oh gitu yah, Mas!"
Indira akhirnya tersenyum kembali dan merasa lega. Ia mulai menanyakan tentang keadaan Amelia.
"Bagaimana dengan anak kita?" Tanyanya.
"Amelia baru keluar dari rumah sakit, karena kemarin dia mengalami pendarahan!"
Indira nampak terkejut dan membulatkan matanya. "Kenapa bisa terjadi dan bagaimana keadaannya sekarang?"
"Dia sudah baik-baik saja!"
"Syukurlah, tapi kenapa bisa terjadi pendarahan?"Tanyanya Indira kembali.
"Amelia terjatuh di kamar mandi!"
Indira bangkit dengan amarah yang membara, Ia benar-benar kesal dengan apa yang di dengarnya.
"Kenapa wanita itu ceroboh sekali, awas saja jika terjadi sesuatu kepada anakku! Aku akan membuat hidupnya menderita." Ucapnya dengan kesal.
Marcell yang mendengar semua itu merasa sesak di dada, hatinya seolah-olah tak terima.
"Aku tidak suka kamu bicara seperti itu!"
"Kenapa? Apa kamu sudah mulai mencintainya?" Tanya Indira sambil membulatkan matanya.
"Cukup! Aku sudah muak dengan semua ucapannya itu. Kalau kamu seperti ini terus, bisa-bisa aku pergi dari hidupmu!" Teriak Marcell sambil melenggang pergi.
"Mas..Mas...!" Teriak Indira.
Marcell tak ingin mendengar lagi, Ia pergi tanpa pamit. Sedangkan Indira berteriak sambil merusak barang.
"Brengsek! Kenapa hidupku jadi seperti ini. Awas saja kalau Marcell jatuh cinta sama wanita ****** itu." Ancamnya dengan mata yang merah.
Marcell melajukan mobilnya dengan kencang, Ia benar-benar kesal menghadapi sifat Indira yang semakin kacau dan tak bisa di mengerti.
"Kenapa Indira jadi berubah, sekarang penyakitnya mulai membaik tapi hatinya benar-benar buruk!" Keluhnya.
Marcell menghentikan mobilnya di kediaman Amelia, tak lupa Ia menggunakan topeng kesayangannya.
"Sebaiknya aku tinggal di sini untuk menenangkan pikiran!"
Marcell masuk dan langsung menerobos pintu. Ia tak tahu, jika Anita ada di rumah ini. Marcell terdiam, melihat mereka tengah berbincang. Karena sudah terlanjur, Ia ikut bergabung dengan mereka.
Anita menatap tajam dan Marcell hanya bisa menundukkan kepalanya. Amelia nampak tersenyum melihat kedatangan Marcell.
"Mas, tumben kamu kemari! Bukannya hari ini kamu sibuk!"
"Eem, hari ini aku sedang ada masalah di kantor!" Jawabnya.
Amelia tersenyum dan pergi untuk mengambilkan air. Anita dan Marcell nampak saling menatap, Marcell hanya bisa menundukkan kepalanya.
"Marcell, ada apa kamu kemari!"
"Yah, aku lagi pengen di sini saja!"
"Habis manis sepah di buang! Seharusnya kamu menjaga Amelia, apalagi dia sedang hamil anakmu."
"Iya, mah ini juga aku datang!"
Anita tersenyum. "Mama tahu betul, kamu pasti sedang bertengkar dengan Indira. Jadi kamu kesini untuk menenangkan diri."
Marcell terdiam dan tak berani menjawab. Anita menyunggingkan senyumnya sebagai ledekan untuk sang anak.
cuma ada sedikit hiperbola di beberapa bagian.
kritik dikit ya tor 🙏
anak umur 2 tahun udah gentayangan sendiri di taman dan dengan mudahnya diajak pergi orang asing, padahal orang kaya.
aku orang susah, walaupun anakku udah TK (5-6 th) kalo kemana mana pasti ku temenin.
lah itu orang kaya, umur 2 tahun lagi!
lebih masuk akal kalo ada pelayan yang nemenin tu anak kemana mana.
gaya bicara ziana juga terlalu smart untuk anak 2 th.
anak kecil kalo ditanya berapa umurnya, 90% akan jawab dengan gelengan kepala atau nunjukin 5 bahkan 10 jarinya sekaligus.
ziana dengan mudahnya bilang 2 tahun 2 bulan.
haha u gotta be kidding me!
punten ya tor 🙏
tapi saya mah ga bisa bikin cerita sebagus ini haha cuma bisa baca doang.
tetep semangat berkarya ya tor, semoga karya selanjutnya akan jauh lebih baik 👍
tp bila saat itu ada berbeda hanya bisa menjaga hati
agar tak berharap buat kesedihan itu hadir
fokus otaknya cuman 1
beda dg perempuan yg multi
reward n panishmen