Mengejar Cinta Ibu Dosen

Pagi ini Rachel, Vira dan Dave sudah mendarat di bandara, mereka sudah siap melanjutkan aktivitas hariannya. Dave memesankan taksi online untuk Vira, kemudian Dave membawa Rachel menuju kampus, karena hari ini Rachel harus memberikan pembekalan kepada mahasiswanya yang akan berangkat magang.

Ponsel Dave tidak berhenti berdering, hingga mengusik ketenangan Rachel.

“Diangkat dulu, mungkin penting” Ucap Rachel dengan lembut.

“Luna, aku berteman sama dia dari SMA sampai kami lulus kuliah. Sama seperti Arga”

“Hmm, lalu?”

“Yang kemarin mengalami kecelakaan, itu Luna. Aku berniat menjaga karena memang kita sudah kenal sejak lama, sampai menunggu Arga kembali untuk bergantian, tapi dia semakin melunjak. Jadi aku memutuskan untuk menghindarinya”

Luna, nama yang baru saja Rachel dengar adalah nama baru dari beberapa nama yang sudah dia kumpulkan sebagai perempuan dari masa lalu Dave. Tapi yang ini Rachel tidak bisa menyepelekan begitu saja, apalagi Luna memiliki predikat ‘teman lama’ dan akan sedikit sulit bagi Rachel mengendalikan sikap Dave.

“Mungkin aku harus hati-hati dengan Luna” Batin Rachel.

“Sayang!” Panggil Dave.

“Iya?”

“Kok diam?”

“Gak, cuma berfikir aja. Karena memang orang sakit pasti sensitive, apalagi dia perempuan. Dia akan melewati fase menstruasi, pasti agak rumit nantinya”

“Rachel, sempurna sekali pemikiran wanita ini” Batin Dave.

“Tapi aku sudah bantu siapkan dua perawat sekaligus untuk membantu dia”

“Oke, kalau menurut kamu itu sudah cukup, ya sudah. Karena kamu juga punya kehidupan sendiri yang harus kamu jalani”

“Hmm benar, apalagi aku punya wanita yang seperti kucing liar”

“Hahahaha” Rachel tergelak.

Rachel turun dari mobil Dave menuju aula dimana mahasiswa sudah berkumpul, dia segera bergabung dengan Pak Joni dan Pak Saka selaku Dekan dan Wakil Dekan.

“Bu Rachel, terimakasih banyak” Ucap Joni dengan mengulurkan tangannya.

“Saya tidak melakukan apapun Pak, tanpa bantuan Pak Dave saya tidak bisa menyelesaikan dengan singkat”

“Tapi jika tanpa Bu Rachel, ini juga tidak akan selesai. Sampaikan terimakasih saya kepada Pak Dave, Bu”

“Pasti Pak, akan saya sampaikan”

Acara pembekalan telah selesai, semua mahasiswa segera meninggalkan aula. Berbeda dengan Dara, dia masih berada di sekitar kampus bersama dengan teman-temannya.

“Ibu” Panggil Dara.

“Iya, Dara?”

“Hehehe”

“Kenapa?”

“Terimakasih Ibu, saya jadinya magang di kantor Kak Dave, bukan masuk GA tapi di finance”

“Wah, selamat Dara”

“Terimakasih Ibu”

“Bu Rachel sudah mendengar belum teman Kak Dave yang kecelakaan?”

“Luna?”

“Oh Ibu sudah tahu, dia begitu menyebalkan Bu”

“Oh ya? Hahaha”

“Saya serius Bu. Saya gak mau Ibu salah paham dengan Kak Dave makanya saya sampaikan, dia bukan siapa-siapa, Kak Dave hanya kasihan karena dia sebatang kara”

“Oke, lalu?”

“Ibu gak cemburu?”

“Tidak Dara, untuk apa? Dia hanya teman kan?”

“Gak normal Bu Rachel nih” Batin Dara dengan menggaruk dahinya.

“Ya sudah, saya permisi dulu. Dara segera pulang”

“Baik Ibu”

Rachel menuju mobil Dave yang sejak tadi masih menunggunya, Rachel memang menyembunyikan perasaan cemburunya, karena tidak ingin semua orang menilai jika Rachel terlalu mencintai Dave.

“Maaf sayang, agak lama” Ucap Rachel sambil menutup pintu mobil.

“Dave! Kamu lebih memilih menemani janda itu dibanding menemani aku disini” – Luna

“Jaga bicara kamu Luna” – Dave

Rachel terkejut ternyata Dave sedang menelepon Luna, Rachel berfikir berarti Luna tadi mendengarkan apa yang Rachel katakan.

Dave telah mematikan ponselnya, dia memijat pelipisnya. Sedangkan Rachel hanya diam saja bermain ponselnya, Rachel memang sengaja bersikap acuh dengan Dave untuk tarik ulur perasaannya, karena menurut Rachel jika perempuan terlalu menunjukan kecintaannya, pria akan lebih cepat bosan.

“Langsung pulang?” Tanya Dave.

“Iya sayang, mau kemana lagi?”

“Oke. Kerumah Rachel Pak”

“Baik Pak” Jawab Pak Joko.

Melihat Rachel yang tengah sibuk sendiri dengan ponselnya membuat Dave risau, Dave segera merebut ponsel Rachel lalu melihatnya dengan teliti apa yang sedang Rachel buka.

Dave tidak menemukan pesan atau panggilan dari laki-laki satu pun kecuali untuk urusan kampus, kemudian Dave mengembalikan ponsel tersebut kepada Rachel.

“Perempuan ini semakin hari semakin menarik” Batin Dave.

“Sayang”

“Iya?”

“Bagaimana cara memberi pemahaman kepada Luna”

“Aduh, aku gak tahu karena aku gak punya teman yang sedekat kamu dengan Luna. Teman aku cuma Elsa”

“Aku benar-benar terganggu”

“Beli ponsel baru dan nomor baru”

“Untuk?”

“Kamu hidup bukan hanya untuk Luna, kamu masih ada orangtua, adik, dan pekerjaan. Semua membutuhkan kamu, kalau hanya karena Luna kamu mematikan ponsel, itu artinya kamu mengorbankan banyak hal hanya karena Luna”

“Ah, good idea”

Dave mengambil ponsel dari dalam sakunya, kemudian menghubungi Arga untuk menyiapkan ponsel baru dan nomor baru untuknya. Dave akan mengalihkan semua pekerjaan dan hidup pribadinya ke ponsel barunya, dan ponsel lamanya akan dia tinggal dikantor.

Sampai di depan rumah Rachel, dia segera turun lalu masuk dan istirahat. Sedangkan Dave segera kembali ke kantor untuk melanjutkan beberapa pekerjaannya. Dan dalam perjalanannya, Luna tidak berhenti mengganggu dirinya yang membuat Dave begitu jengah.

Arga sudah mengaktifkan nomor baru milik Dave, lalu menyimpan beberapa nomor yang Dave minta.

“Mana?” Tanya Dave

“Ini bos”

“Jangan sampai Luna tahu soal nomor baru ini, aku sudah muak sama sikapnya”

“Copy”

Dave masuk kedalam ruangannya, dia memeriksa ponsel barunya, semua sudah berpindah berada dalam ponsel barunya. Lalu Dave memasukan ponsel lamanya di dalam laci dengan mode hening, agar panggilan dan pesan dari Luna tidak ia dengar.

“Sayang” – Dave

“Oke. Aku simpan” – Rachel

Sementara dirumah, Rachel begitu penasaran seperti apa Luna yang di ceritakan oleh Dave, Rachel membuka media sosialnya lalu mengetik nama Luna dan akhirnya muncul satu akun bernama Alexalune Christie. Rachel begitu yakin jika akun tersebut adalah milik Luna, karena akun tersebut terhubung dengan akun milik Arga dan Dave.

Rachel memeprhatikan setiap detail dari foto yang dia posting di media sosialnya, kebersamaannya bersama Dave memang sudah terjalin hampir 16 tahun lamanya, tidak heran jika Dave tidak bisa bersikap tegas dengan Luna.

“Hmm gak bisa dibiarkan, Dave harus tegas. Teman dan Pacar harus ada perbedaan” Gumam Rachel.

“Sayang, kenapa kita tidak berkunjung ke rumah sakit saja” – Rachel

“Untuk apa?” – Dave

“Menjenguk Luna” – Rachel

“Sayang, Luna itu sedikit tempramen, aku hawatir dia akan menyakiti kamu” – Dave

“Tenang sayang, aku tidak akan merasa tersakiti” – Rachel

“Ya sudah, nanti sore aku jemput kamu lagi, kita ke rumah sakit” – Dave

“Oke sayang” – Rachel

Karena Dave setuju, Rachel segera membuka lemari pakaiannya untuk mencari pakaian terbaiknya, bukan tanpa alasan karena jika kemarin Rachel dibuat menunggu hanya karena Luna, kali ini Rachel akan datang dengan penampilan terbaiknya yang pasti tidak akan disukai oleh Luna.