Kisah dari seorang gadis yang tidak diinginkan kehadirannya oleh kedua orang tuanya. mampukah dia mencari kebahagiaannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Respati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KINAN YANG POSESIF.
Setelah mencuci muka dan menyisir rambut Kania segera turun ke bawah melalui tangga. Saat berada di lantai bawah dia bertemu dengan bik Siti dan Kinan tang baru keluar dari kamar Kinan .
"Kakak..." teriak Kinan .
"Non Nia sudah bangun ...?" sapa Bik Siti sambil tersenyum ramah.
"Hey jagoan kakak, bik Siti, sudah tadi datangnya....?" tanya Kania sambil menoel pipi Kinan.
"Sudah Non ....." jawab bik Siti.
"Sayang....kenapa gendong...? Turun yuk biar Kaki Kinan kuat dan sehat..." ajak Kania pada Kinan. Dengan terburu Kinan meminta diturunkan dari gendongan bik Siti ketika mendengar ajakan Kania. Bik Siti pun segera menurunkan Kinan dari gendongan. Mereka bertiga akhirnya turun bersama. Sesampainya di meja maka mereka melihat Bara sudah berada di meja makan bersama Dika.
"Eeh...ada tuan Dika....selamat siang tuan.." sapa Kania sambil duduk di depan mereka bersama Kinan yang berada di sampingnya.
"Siang Nia...kenapa kau selalu lupa dengan panggilanmu....?" tegur Dika .
"Eh iya maaf Kak..." jawab Kania sambil tersenyum canggung. Dia memang selalu canggung memanggil dua Bos besar itu dengan panggilan yang di minta mereka.
Nia segera mengambilkan makanan buat Kinan. Saat dia mau mengambil makanan yang dibuatnya dia bertanya pada Kinan.
"Sayang coba makanan ini ya...?" kata Kania sambil mengambil satu rolade itu dan di taruh di atas piring Kinan.
"Apa itu kak...?" tanya Kinan.
"Ini namanya rolade daun singkong kesukaan kakak..." jawab Kania.
"Iya, iya Kinan mau kak..." jawab Kinan gembira kala Kania bilang makanan kesukaannya. Kaniapun segera menaruh piring yang sudah berisi makanan di depan Kinan. Kinan segera mencoba memakan makanan yang di bilang kesukaan Kania.
"Hmm...enak kak..." seru Kinan gembira.
"Benarkah....?" tanya Kania sambil tersenyum melihat muka Kinan yang terlihat senang memakan daun singkong itu.
"Ini sayuran kak...?" tanya Kinan ketika melihat daun singkong di dalam Makanan yang dia gigit.
"Iya sayang... Kenapa...? Kinan nggak suka sayurannya...? " tanya Kania was- was.
"Suka...Kinan suka sayuran ini, enak..." jawab Kinan sambil kembali memasukkan makanan itu kedalam mulutnya. Sedang Bara ,Dika dan Bik Siti kaget ketika Kinan mau memakan sayuran.
"Apa enak makanan itu Kinan...?" tanya Bara .
"Enak Pa..." seru Kinan sambil kembali memakan makanan buatan Kania itu.
Bara jadi penasaran dengan masakan. yang di makan Kinan. Dia segera mengambil satu dan memandanginya. Terlihat warna hijau yang dia tahu kalau itu sayuran.
"Makanan ini terbuat dari apa..?" tanya Bara pada Kania.
"Daun singkok dan tahu..." jawab Kania . perlahan Bara memasukkan makanan itu kedalam mulutnya dengan wajah enggan. Saat mulutnya mulai mengunyah perlahan kerutan di dahinya menghilang. Sedang Kania terlihat cemas takut Bara tidak menyukai makanan itu.
"Enak..." ucap Bara datar.
'Fuu....syukur dia suka (seru Kania dalam hati ) Kania melanjutkan mengambil nasi dan lauk yang akan iya makan.
"Benarkah....?" tanya Dika sambil ingin mencoba masakan itu. Saat dia mulai memakan makanan yang membuat Bara dan Kinan mau makan sayur terlihat wajahnya kaget.
"Enak banget..." seru Dika . diapun dengan cepat menghabiskan makanan yang baru dia ambil. Kemudian dia mengambilnya lagi. Begitupun dengan Kinan, dia meminta lagi pada Kania. Kelakuan mereka bertiga membuat Kania tertawa dalam hati. Karena mereka seperti orang yang sedang berlomba makan .
"Sayang...nasinya di makan juga dong.." ucap Kania ketika melihat Kinan belum menyentuh nasinya.
"Tapi ini enak kak.." jawab Kinan.
"Kinan suka...?" tanya Kania sambil mengusap mulut Kinan yang berlebotan minyak dengan tisu.
"Iya kak...Kinan suka banget.." jawab Kinan.
"Baiklah nanti kakak gorengan lagi, tapi sekarang Kinan makan dulu nasinya..." perintah Kania dengan lembut.
"Baiklah tapi kak Nia harus janji untuk membuatkan Kinan lagi..." pinta Kinan dengan wajah imutnya memandang Kania.
"Kakak Janji Okey..." jawab Kania.
"Aku juga mau Nia..." seru Dika dari sebrang meja.
"Baiklah...nanti Kania akan membuat lebih banyak..." jawab Kania.merekapun melanjutkan makan mereka. Sedang bik Siti kagum pada Kania karena dia mampu membuat ke dua junjungannya mau memakan sayuran.
Skip.
Setelah makan siang Kania membawa Kinan bermain di taman. Bara mengikuti mereka berdua. Saat sampai di taman Kinan memeriksa kaki kelincinya yang ada di dalam kandang.
"Kak kaki kelincinya sepertinya sudah sembuh..." seru Kinan gembira.
"Iya sayang....kau mau main dengannya..?" tanya Kania yang tahu kalau Kinan sudah rindu pada sang kelinci.
"Iya kak...bolehkan Kinan main lagi dengan kelinci..?" tanya Kinan penuh harap.
"Kinan tanya dulu sama Papa.." jawab Kania yang mengetahui kalau Bara mengikuti mereka berdua.
"Pa Kinan boleh ya main sama Kelinci..?" tanya Kinan penuh harap.
"Boleh..." jawab Bara sambil berjalan kekandang kelinci dan mengambil kelinci gemuk itu dan memberikannya pada Kinan. Kinanpun dengan gembira menerima kelinci itu lalu memeluk dan menciumi kelinci itu. Kelinci yang setiap hari selalu di mandikan itu bulunya harum. Setelah melihat Kinan bermain Kania segera duduk di kursi yang berada di taman tidak jauh dari keberadaan Kinan yang sedang bermain. Bara pun segera mengikuti Kania duduk di dekat Kania Memperhatikan putrannya yang sedang bermain.
"Bos..." kata Kania memecah kesunyian diantara mereka berdua.
"Nia...kau minta kucium...?" tanya Bara.
Nia sadar akan kesalahan yang dia lakukan.dia segera menutup mulutnya dengan satu tangan.
"Maaf..." cicit Kania.
"Sekali ini aku maafkan bukan untuk lain kali..." kata Bara sambil menatap Kania.
"Sa..sayang... Boleh aku mulai kerja lagi..?" tanya Kania perlahan.
Bara menatap Kania yang terlihat imut dengan wajah yang memohon.
"Kenapa...?" tanya Bara yang menahan perasaan ingin mencium bibir Kania yang terlihat menggemaskan.
"Aku bosan nggak ada kerjaan, dan boleh nggak aku pulang kerumah...?" jawab Kania dengan wajah imutnya.
"Baiklah...kalau soal kerjaan kau boleh kerja lagi, tapi soal kau pulang kerumah pak Asep. Tunda satu bulan lagi agar kesehatanmu pulih seutuhnya. .."jawab Bara datar. Mendengar perkataan Bara Kania gembira sekali.
"Benarkah...?" seru Kania tak percaya.
"Iya...kau boleh mulai kerja.." jawab Bara.
"Terimakasih sayang...." seru Kania sambil memeluk Bara tanpa dia sadari. Bara yang mendapat pelukan dari Kania terkejut namun dia membalas pelukan Kania dengan erat. Setelah sadar Kania segera melepas pelukannya.
"Maaf...aku terlalu senang.." kata Kania tertunduk malu. Bara tersenyum dan kembali memeluk Kania.
"Aku malah suka kau berbuat seperti itu..?" kata Bara memeluk tubuh Kania yang memang mempunyai tubuh edial buat ukuran seorang gadis. Tinggi semampai yang membuat Bara enak dan mudah memeluknya.
"Papa....! Jangan peluk- peluk kakak Kania....!" tiba- tiba Kinan berteriak dan memisahkan Kania dari pelukan sang papa. Kania pun terlepas dari pelukan Bara.
"Kinan...." seru Bara .
"Papa nggak boleh peluk- peluk kak Nia.. Kak Nia milik Kinan...!" teriak Kinan dengan marah.
"Kak Nia milik Papa, Kinan..." jawab Bara datar. Ya ampun tuan Bara...kenapa ngeladenin putranya sich( seru Kania dalam hati sambil menatap kedua orang yang sedang memperebutkannya).
"Nggak, kak Nia milik Kinan...." seru Kinan emosi.
"Benarkah....?" kini Bara mulai menjahili sang putra.
"Iya...dia milik Kinan....kelak kalau Kinan sudah besar Kinan mau menikah dengan kak Nia...." serunya dengan nada marah. Kania segera menggendong dan memeluk Kinan.
"Benar kan kak..." kata Kinan merajuk.
"Iya sayang..." jawab Kania sambil mencium pipi Kinan.
"Tu dengerin papa... Kak Nia itu milik Kinan dan Papa nggak boleh peluk- peluk kak Nia tahu..." ejek Kinan bangga
"oh ya....?" kata Bara sambil mendekati mereka.
"Kalau.... Cup..." Bara tiba -tiba mencium Pipi Kania .
"Papaa....." seru Kinan marah. Bara hanya tertawa sambil berlalu ketika melihat kemarahan Kinan. Kania hanya bisa melongo melihat tingkah Bara yang membuat Kinan marah.
"Ya ampun...tuan besar Bara, mengapa semakin lama tingkahnya berubah. Kata Kania dalam hati sambil menggeleng- gelengkan kepala tak percaya. Tanpa mereka sadari kelakuan mereka bertiga menjadi tontonan para pembantu yang melihat mereka dengan bahagia. Mereka senang dengan kehadiran Kania di rumah itu. Semenjak ada Kania perubahan banyak terjadi pada Kinan dan tuan mereka. Kini wajah yang dulu sangat dingin sekali kini sudah banyak berubah. Sekarang mereka melihat wajah dingin itu tersenyum malah sudah terdengar gelak tawa dari diri sang tuan besar. Tak terkecuali pada Kinan. Wajah yang dulu seperti wajah tuan Bara dingin dan kaku .Kini sering terlihat manja dan tersenyum riang.
Kania segera membawa Kinan masuk kedalam rumah untuk menenangkan Kinan dari kemarahannya karena kejahilan Bara.
*****
Ke esokan harinya pagi sekali kania sudah bangun dan mandi, setelah selesai solat dia mempersiapkan diri untuk pergi kerja kembali. Karena baju kantornya ada di rumahnya pak Asep Kania terpaksa memakai pakaian yang di sediakan oleh Bara. Dia masuk keruangan yang penuh dengan perlengkapan wanita itu. Setelah memilih baju setelan warna biru mudah dan rok bawahan warna hitan yang panjangnya di bawa lutur serta sepatu warna hitam Kania segera memakainya. setelah terlihat rapi Dia segera keluar ruangan dengan menenteng sepatu di tangannya. Setelah merias wajahnya dengan makeup natural. Dia segera memakai sepatunya dan menyambar tas tangan miliknya dan berjalan keluar kamar. Saat di lantai dua tempat kamar Kinan berada Kania berjalan kearah kamar Kinan. Dengan perlahan Kania membuka pintu kamar Kinan. Terlihat si pemilik kamar sedang berganti baju di bantu bik Siti.
"Selamat pagi sayang...." sapa Kania lembut.
"Selamat pagi kak..." jawab Kinan sambil menatap kedatangan Kania.
"Lo kakak kok rapi....?"tanya Kinan.
"Iya sayang...kakak akan mulai kerja..." jawab Kania sambil mendekati Kinan.
"Bik biar Kania yang membantu den Kinan..." pinta Kania pada Bik Siti pengasuh Kinan.
"Iya Non..." jawab bik Siti sambil tersenyum dan pergi membiarkan Kania membantu Kinan memakai baju sekolah. Saat ini Kinan sudah masuk TK.
Karena otaknya yang cerdas membuat dia di masukkan ke kelas besar.
"Kakak sudah mulai kerja, tapi nanti kakak pulang kembali kemari kan...?" tanya Kinan cemas.
"Iya sayang...kakak pulang kesini lagi kok..apa Kinan takut kakak pulang kerumah kakak...?" tanya Kania.
"Iya kak...Kinan nggak mau kakak kembali kerumah kakak..." jawab Kinan sambil memeluk leher Kania.
"Kak Kania nggak akan pulang kerumahnya kalau kau mau berbagi kak Kania dengan Papa...." tiba- tiba suara bariton itu sudah terdengar di sebelah Kania. Kania terkejut dan melihat Bara yang sudah berdiri di sebelah Kania . Dia sudah memakai setelan baju kantor , jas warna hitam dan baju dalaman putih yang membuat wajahnya terlihat gagah dan taman.
"Selamat pagi sayang....Cup..." sapa Bara sambil mencium lembut dahi Kania. Kania kaget merasakan bibir Bara menempel lembut di dahinya.
ya Tuhan, kenapa manusia satu ini selalu membuat sport jantungku...gerutu Kania. Karena tingkah Bara kini semakin menunjukkan kasih sayangnya.
"Papa....! jangan cium- cium kak Kania..!" teriak Kinan sambil lebih mempererat pelukannya di leher Kania.
"Kalau kau tidak mau berbagi kak Nia dengan Papa kak Nia pasti akan pulang ke ruamahnya..." kata Bara menakut- nakuti sang putra.
"Pokoknya Papa nggak boleh cium- cium atau peluk- peluk kak Kania...!" jerit Kinan sambil menelusupkan kepalanya ke leher jenjang Kania penuh posesif.
"Sayang..." bisik Kania sambil matanya melotot pada Bara gemas. tawa Bara terdengar membahana.
"Iya , iya kak Kania milik Kinan sendiri.." bujuk Kania.
"Ayo kita rapikan dulu baju Kinan..." bujuk Kania.
"Kinan nggak mau kalau masih ada Papa di sini..." jawab Kinan .
"Papa Kinan sayang....tolong pergi dulu agar Nia bisa merapikan Kinan..." kata Kania sambil menatap Bara dengan gemas. Bara menggelengkan kepala sambil menunjuk pipinya seolah berkata
'cium pipiku dulu baru aku mau keluar..'
"sayang...." Kania menekan kalimatnya dengan ganas. namun Bara membandel
Ya ampuun...kenapa gue di taruh pada situasi seperti ini sich...teriak Kania dalam hati. akhirnya dengan terpaksa Kania mencium Bara tanpa setahu Kinan. (ya ampun seperti orang yang lagi selingkuh). namun dengan liciknya Bara saat Kania mencium dia dengan buru- buru , pada saat bibir Kania sudah mendekati pipinya ,Bara menempatkan wajahnya menghadap Kania hingga bibir Kania mencium bibir Bara. perbuatan Bara membuat Kania kaget dan wajahnya memerah.
"Trimakasih..." Bisik Bara di telinga Kania sebelum berlalu dengan senyum gembira di bibir seksinya.
Kania hanya bisa menatap kepergian Bara dengan wajah gemas.
"Bisa- bisanya manusia satu itu mencari kesempatan.." omel Kania.
"Kakak ada apa...?" tanya Kinan sambil memandang Kania.
"Nggak ada sayang...ayo kita rapikan bajumu, tu Papa sudah pergi..." kata Kania lalu menurunkan Kinan di atas tempat tidur nya. Setelah merapikan baju, menyisir rambut , memberi pengharum serta memakaikan sepatu pada Kinan, Kania segera membawa Kinan turun kelantai dasar menuju meja makan. Sesampainya di sana terlihat Bara dan Dika sudah berada di meja makan.
perlahan Kania menaruh Kinan di atas kursi makan.
"pagi Kak Dika , pagi Bos Bara..." sapa Kania.
"Pagi Nia...kau mulai kerja...?" tanya Dika.
"Iya kak..." jawab Kania sambil mengambil kan roti dan mengokeskan selai buat Kinan.
"Bilang pada kepala bagian humas kalau Kania baru pulang dari tugas yang engkau berikan. hari ini dia mulai kerja lagi. "kata Bara sambil memakan roti yang sudah dia oles dengan selai.
"Baik Kak..." jawab Dika. mereka melanjutkan sarapannya. tak berapa lama terlihat Kania berdiri membantu Kinan turun dari kursi duduknya.
"Kak Nia , Kinan di aterin kesekolah oleh kak Nia ya...?" kata Kinan mengharap.
"Sayang ini sudah Siang kakak harus langsung berangkat kekantor, lihat pamanmu sudah mau berangkat juga, bukankah Kak Nia Karyawan pamanmu sayang...." kata Kania menjelaskan, sebab sekolah Kinan tempatnya berlawanan dengan arah menuju Kantor.
"Kinan Berangkatlah dengan bang Sapri, " kata Bara datar.
"Baiklah Kinan berangkat tapi kalau nanti bang Mamat menjemput kak Nia boleh nggak Kinan ikut...?" tanya Kinan dengan wajah memohon. Bara terdiam dia tak tega melihat wajah Kinan yang memohon
"Boleh asal kau menunggu di mobil.." jawab Bara.
"Asyik...." seru Kinan senang. Kania tertawa melihat wajah Kinan yang gembira. saat Kinan mau pergi Kania memegang lengannya.
"Sayang...cium tangan Papa sama paman Dika..dan ucapkan salam ..." bisik Kania sambil memandang Kinan yang lagi menatapnya. Kinan mendekati Bara dan Dika, Dia mencium tangan kedua orang itu yang tertegun melihat Kinan mau menurut perintah Kania. setelah itu Kinan mengambil tangan Kania untuk di cium.
"Asalamualaikum..." ucap Kinan sambil mengikuti bik Siti yang juga tertegun melihat sikap Kinan.
"Walaikum salam..hati - hati sayang.." seru Kania sambil mencium lembut pipi Kinan. setelah kepergian Kinan, Kania segera bersiap berangkat.
"Bos Kania pergi...Assalamualaikum.." ucap Kania melangkah keluar rumah.
"Walaikum salam, mamat akan mengantarkanmu ke kantor.."Kata Bara yang juga segera berangkat dengan sang adik dengan kendaraan mereka sendiri.
Bersamamu dulu , jangan lupa like dan komennya.