NovelToon NovelToon
Di Bawah Langit Yang Sama

Di Bawah Langit Yang Sama

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Kantor / CEO / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama / Mengubah Takdir
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Dinar

" Sekali berkhianat maka sampai kapanpun akan terus menjadi pengkhianat".

Begitulah kalimat yang menjadi salah satu sumber ujian dari sebuah hubungan yang sudah terjalin dengan sangat kokoh.

" Orangtua mu telah menghancurkan masa depanku, makan tidak menutup kemungkinan jika kamu akan menghancurkan pula anakku. Sebelum itu terjadi aku akan mengambil anakku dari hubungan tidak jelas kalian berdua".

Cinta yang sudah terbentuk dari sebuah kesederhanaan sampai akhirnya tumbuh dengan kuat dan kokoh, ternyata kalah dengan sebuah " Restu" dan "keegoisan" di masa muda adalah sebuah penyelesalan tiada akhir.

Berharap pada takdir dan semesta adalah sebuah titik paling menyakitkan secara sederhana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Jika Liora tengah menjadi pemadam diruangannya dari hangatnya perdebatan yang terjadi, sang kekasih Arga yang tengah sibuk kini sedang mencari tempat untuk makan siang setelah pertemuan padatnya dengan beberapa klien ditemani sahabat sekaligus asisten pribadi setianya Dimas.

Namun ketika langkahnya berjalan kedua netranya menangkap ada seseorang yang begitu familiar sedang duduk seorang diri, itu adalah Rayyan calon kakak iparnya Kakak kandung dari Liora.

" Dunia sempit amat, noh Kakak ipar Lo" Dimas kini menyadarkan Arga yang tengah menghentikan langkahnya.

Arga menoleh sebentar ke arah Dimas untuk mengajaknya menghampiri Rayyan, sepertinya akan ada pertemuan yang tidak direncanakan.

Rayyan yang tengah menatap kopi di hadapannya tidak menyadari kehadiran sang calon adik ipar beserta sahabatnya.

" Kak Ray..."

Rayyan yang merasa namanya dipanggil kini menolehkan wajahnya dengan cepat dan langsung memancarkan senyuman tipis

" Arga Lo ngapain disini? Berdua doang? Sini sini Dim duduk, ayo pesen dulu".

" Lagi cari suasana tenang Kak, abis tenaga gue dari pagi baru kelar ketemu banyak orang". Dimas yang menyahut dengan mendudukkan dirinya.

" Sama siapa Kak?" Arga ikut menimpali setelah mendapatkan posisi nyamannya.

" Jam makan siang pengen tenang juga, udah pesen dulu biar gue yang traktir".

" Gak usah Kak, biar gue aja yang bayar sesekali Lo ngerasain hasil kerja gue meskipun duit Lo lebih banyak ".

Dimas cuek dengan obrolan kedua pria dihadapannya, memilih fokus untuk menu yang akan dipilihnya apalagi energi yang sudah terasa hampir habis.

" Percaya gue, tapi sekarang Lo adek gue jadi sebagai seorang Kakak yang baik biar gue yang bayar oke?".

Percakapan ringan itu kini mengalir begitu saja, semua hal akan mereka bicarakan bahkan tanpa beban untuk menemani makan siang bersama. Ketika makanan baru sampai sudah menjadi sebuah kebiasaan yang bahkan tidak disadari oleh Arga.

Kini Arga memotret meja mangan mereka dengan keberadaan Rayyan dan juga Dimas tidak lupa menu makanan dan juga gelas kopi yang telah tersedia dan mengirimkannya kepada Liora.

Sayang, kamu sudah makan? aku makan siang bersama Kak Rayyan, tadi tidak sengaja bertemu hehe jangan iri yaa...

Liora diseberang sana yang mendapatkan pesan dari sang kekasih langsung membalas cepat.

Aku sudah makan Honey, selamat makan untuk kalian bertiga enjoy yaa...

Arga terkekeh membaca pesan yang baru saja diterimanya, sudah bisa dibayangkan jika kini pipi sang kekasih tengah mengembung menahan kesal karena Rayyan makan siang bersama dirinya.

Setelah selesai dengan aktivitas makan mereka yang diselingi dengan obrolan ringan, kini Rayyan bersandar santai di kursinya.

" Ga, gue gak bermaksud ikut campur hubungan kalian tapi boleh gue sedikit kasih cerita ketika Lo berdua terpisah lima tahun lalu?".

Mendengar suara serius dari sang kakak ipar Kono Arga menegakkan tubuhnya kakum

" Tentu, ngomong aja Kak kaya sama siapa aja".

Rayyan kini menatapnya beberapa detik seolah sedang memilah dan memilih kata yang tepat, agar tidak menciptakan kesalah pahaman.

" Tolong percaya sama Liora, tentang Ezra jangan pernah dibuat rumit yang akan membuat hubungan kalian salah paham yang berkepanjangan karena ego".

Arga terkejut, tidak menyangka jika Rayyan akan mengetahui tentang Ezra.

" Gue percaya Kak sama Liora, tapi kadang rasa takut kehilangan yang terlalu besar yang bikin Gue lepas kendali".

Dimas tidak ikut masuk kedalam obrolan kedua pria itu, ini adalah hubungan keluarga jadi lebih baik diam.

" Mereka lebih banyak menghabiskan waktu bersama, apalagi satu divisi kadang Ezra sering mencari kesempatan".

Rayyan memainkan sendoknya sebentar sebelum berbicara.

" Liora itu selama lima tahun kalian berpisah, hidupnya seperti kehilangan arah, Ga. Dia mematikan semua bagian dari dirinya, kerja, pulang, dan sisanya hanya berdiam diri dikamar. Mama dan Papa bahkan sampai bingung harus melakukan apalagi agar Liora kembali ceria".

Arga terdiam mendengarkan cerita sang Kakak.

" Kamu tahu kenapa dia begitu? Karena dia pernah mencintai seseorang yang pada akhirnya dia harus kehilangan meninggalkan luka yang sangat dalam. Bahkan dia sampai tidak percaya diri dan itu Lo".

" Kalau sekarang dia kembali ceria dan membuka kembali dunianya, semua itu karena Lo Arga... Jadi tolong jangan pernah lukai dia lagi hanya karena ego apalagi cemburu".

Arga merasa kini dadanya seperti tertusuk meninggalkan sesak, menelan ludahnya yang kini menyimpan kecemasan yang tidak bisa sepenuhnya hilang.

" Gue tau Lo cuma waspada, tapi jangan sampai kelewatan, Ga. Belajar dari perpisahan kalian berdua lima tahun lalu, yang Liora butuhkan itu Lo sebagai rumahnya".

Rayyan tersenyum tipis seolah menegaskan ucapannya, dengan tatapan serius.

Arga menganggukkan kepalanya pelan.

" Terimakasih Kak, gue pastikan apapun yang terjadi Liora akan tetap jadi milik gue".

Selesai dengan obrolan serius kini ketiganya berpamitan untuk pulang tanpa ada sesuatu hal yang disimpan menjadi sebuah dendam.

Dalam perjalanan pulang Arga kembali mengirimkan foto dan juga pesan sederhana untuk memberikan kabar, kebiasaan mereka saling memberikan kabar dengan menyematkan foto adalah sebagai salah satu bentuk usaha untuk membangun kepercayaan satu sama lain.

Terkadang seseorang lupa jika rasa cemburu itu bukanlah musuh, ia hanya tamu kecil yang datang untuk mengingatkan jika itu adalah sebuah bentuk rasa peduli, bahwa hati itu masih bergetar setiap kali memikirkan pasangan.

Tapi seperti tamu, ia tidak boleh tinggal terlalu lama, karena jika dibiarkan menetap akan berubah menjadi gelap... Menutup jendela-jendela rasa percaya yang selama ini telah dibangun dengan susah payah.

Aku belajar bahwa dalam setiap hubungan yang terjalin, memang perlu sedikit saja rasa cemburu itu sebagai bumbu yang membuat kita saling menjaga. Namun jika berlebihan, ia justru menjadi bara yang akan melahap apapun yang sebelumnya hangat.

Aku tidak ingin hubungan ini tercekik oleh prasangka, tidak ingin kita saling mengawasi seperti dia orang asing yang takut kehilangan bayangan masing-masing. Kita bersama memiliki hak untuk merasa aman, berjalan berdampingan bersama tanpa perlu menoleh kebelakang.

Karena pada akhirnya yang membuat kita kuat bukan seberapa besar kita takut kehilangan, tapi seberapa besar kita percaya.

Kepercayaan yang tumbuh perlahan, dari sebuah kejujuran kecil dan cara kita saling menghargai disetiap hari.

Jadi, mari kita ciptakan ruang dimana rasa cemburu tidak tumbuh menjadi dinding, melainkan sekedar bisikan yang mudah kita redam. ruang dimana kamu memegang tanganku tanpa ragu dan aku menatapmu tanpa takut.

Mari kita ciptakan rasa saling percaya hingga hubungan ini terus tumbuh dengan kehangatan yang utuh dan tetap kita penghuninya.

1
Aksara_Dee
ini pedih banget deh
Dinar Almeera: 🤗🤗🥲 iya banget lagi
total 1 replies
Aksara_Dee
nah betul itu. Godaan dari Ezra memang lumayan berat ya
Aksara_Dee
Ezra, dia udah milik orang. kamu cari yg lain aja
Wang Lee
Iklan like Ken 👠👜🙏
Wang Lee
Bunga sekebon untukmu🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Wang Lee
Semangat dek..
Wang Lee
Justru aku yang akan jadi musibah
Wang Lee
Jangan hadir lagi iya...Aku udah bosan
Wang Lee
Aku Ngan merasa kok
Wang Lee
Sana rayu wanita lain saja..Najis aku mendengarnya🤣
Wang Lee
Ngak mempan aku dengan bujuk rayumu itu.
Wang Lee
Kok tanganmu kasar banget sih...
Wang Lee
Wajar apanya, menggangu tau
Wang Lee
Menjauh sana, jangan merusak pandanganku
Wang Lee
Apanya...
Wang Lee
Duh, bau kan liur mu...
Wang Lee
Jangan meludah sembarangan..
Wang Lee
Siapa yang suruh, aku ngak kan...
Wang Lee
Sana guling guling di tanah aja
Wang Lee
Siapa yang berpaling, monoleh pun aku tak mau
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!