Rosa Casario, meninggalkan semua kemewahan dari keluarganya demi menikahi pria yang sangat dia cintai, Andre. Namun Lima tahun berlalu tanpa ada masalah berarti, Rosa mendapatkan pesan dari seseorang, memintanya datang ke sebuah hotel bahkan memberikan kartu kamar hotel.
Ternyata, dia memergoki suaminya Andre sedang bercumbu dengan Sandra. Teman baiknya dan juga anak ibu asrama tempat dia tinggal saat kuliah dulu.
Bak disambar petir. Hati Rosa sungguh hancur. Namun dia berusaha memberi suaminya kesempatan, hanya saja ternyata sang suami benar-benar menyembunyikan perselingkuhan itu. Rosa pun memutuskan untuk pergi, dan merencanakan sesuatu yang akan membuat suaminya menyesal sepanjang waktu, dengan bantuan seseorang yang pernah menyatakan cinta padanya saat mereka kuliah dulu. Meski sempat menghilang beberapa tahun, pria itu kembali datang membantunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Setelah Semua itu
Steven terlihat masih menunggu reaksi Rosa. Sayangnya, Rosa malah menghela nafas kasar. Lalu menepuk bahu Steven sebanyak dua kali dengan pelan.
"Coba lagi ya lain kali, anda belum beruntung" katanya dengan sambil mengedipkan matanya perlahan.
Sedikit anggukan kepala, membuat Steven menyadari. Kalau wanita di depannya itu tidak akan masuk dalam jeratan kata-kata manisnya itu.
Steven mendesah kasar.
"Ck, heh.. gagal. Aku akan coba lain kali. Kamu pasti lelah. Istirahatlah, saat makan siang nanti. Aku akan datang memanggilmu" kata Steven yang selanjutnya segera mengalihkan perhatian karena dia juga sebenarnya cukup merasa canggung karena sudah gagal merayu Rosa.
Steven berbalik dan keluar dari kamar Rosa itu.
Tapi baru beberapa langkah, pria itu kembali berbalik.
"Kamarku di sebelah..."
Rosa segera mengangguk, dan itu membuat Steven menjeda ucapannya.
"Jika kamu butuh sesuatu, tidak perlu mengetuk. Kamu punya akses keluar masuk tanpa harus minta ijin padaku. Di seluruh ruangan di rumah ini, bahkan pintu hatiku"
Rosa terkekeh pelan. Pria di depannya itu terus berusaha. Padahal dia baru satu hari resmi bercerai. Meski terhitung sudah tiga puluh hari karena memang keduanya sudah menandatangani surat perceraian. Tapi, tetap saja, rasanya itu masih sangat singkat bagi Rosa. Hatinha masih terluka. Dia masih butuh waktu.
"Jangan tertawa Rosa, aku serius. Hatiku ini, tidak perlu kamu ketuk. Kamu bisa masuk kapan saja"
Rosa kembali mengangguk, padahal ekspresi wajah Steven sudah luar biasa serius. Dia sungguh tidak ingin menyakiti Steven. Hatinya masih terluka, apa dia bisa membuat Steven bahagia. Rasanya tidak bisa untuk saat ini.
"Rosa" ucap Steven yang merasa hampir tidak bisa menahan dirinya.
"Kamu pria yang sangat baik Steven, kamu berhak mendapatkan wanita yang lebih baik. Aku pernah gagal, apa kamu tidak merasa mungkin ada yang salah denganku sampai..." Rosa menjeda ucapannya ketika Steven maju dengan cepat dan memeluknya.
"Tidak ada yang salah denganmu. Jangan katakan itu! semua yang terjadi, adalah untuk membuka matamu. Hanya itu saja. Baiklah, aku tidak akan bicara seperti itu lagi. Istirahatlah"
Cup
Rosa membulatkan matanya. Steven melepaskan pelukannya, tapi dengan sangat cepat mencium pipi Rosa.
"Kamu..."
"Aku mencintaimu"
Steven mengatakan itu sambil menutup pintu kamar Rosa. Saat wanita itu sedang menunjuk ke arah Steven dan ingin protes dengan apa yang baru saja dilakukan oleh pria itu.
Rosa mendengus pelan. Dia duduk di tepi tempat tidur yang begitu besar dan nyaman itu. Dia juga seharusnya tahu, pria bernama Steven Paul Brown itu memang pria yang sangat blak-blakan dan seperti itu, selalu melakukan apapun yang ingin dia lakukan. Tapi, dia adalah pria yang baik.
Hanya saja, untuk saat ini. Apa yang dilakukan oleh Steven itu membuat Rosa merasa tidak nyaman. Sangat tidak nyaman.
"Aku harus cepat bekerja, aku harus keluar dari rumah Steven ini dan mandiri. Aku tidak boleh terus bergantung padanya, dia dari keluarga yang baik, ternama. Meski dia seperti itu, keluarganya belum tentu akan bisa menerimaku dan Violet. Tidak, aku harus bisa mandiri" gumamnya mencoba lebih membulatkan tekad di dalam dirinya.
Masalahnya, untuk kembali ke keluarga Casario. Rosa juga sudah terlalu malu. Terlalu tidak punya kepercayaan diri kalau bahkan akan ada yang masih ingin melihatnya disana. Setelah keputusannya lima tahun yang lalu. Jadi, cara satu-satunya untuk dia dan Violet, memang dia harus mandiri.
**
Sementara itu di tempat lain, di apartemen Sandra. Andre sudah mengamuk dan menganiayaa wanita itu sampai babak belur, dengan wajah yang bahkan sudah hampir tidak dapat dikenali.
Plakkk
"Maafkan aku, ampuni aku mas"
Sandra terus memohon belas kasihan dan ampunan dari Andre. Namun pria yang sudah gelap mata, karena tidak bisa menemukan Rosa itu tidak mendengar rintihan dan lirih dari wanita yang sudah dia anggap sebagai penyebab kepergian Rosa itu.
"Wanita tidak tahu diri! aku sudah membantumu, aku memberikan apapun yang kamu mau! aku bilang jangan sampai Rosa tahu. Kamu malah membongkar semuanya. Kamu mengirimkan semuanya pada Rosa. Aku akan habisi kamu!"
"Tuan, tuan hentikan!"
Kenny yang melihat Andre mengangkat sebuah kursi kayu dan akan menghantamkan kursi kayu yang cukup besar dan berat itu ke Sandra. Segera menghentikan tuannya itu.
"Lepaskan aku Kenny! aku akan membuatnya membayar perbuatannya. Karena dia Rosa meninggalkan aku! semua salahnya!"
"Tuan jangan tuan, dia bisa mati!" Kenny masih berusaha untuk memperingatkan Andre.
Karena jika kursi kayu besar dan berat itu benar-benar menghantam tubuh Sandra. Sudah pasti wanita itu akan mati. Tubuhnya akan remuk. Dan entah apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Minggir Kenny!" pekik Andre berusaha menyingkirkan Andre dari jalannya.
Akan tetapi, Kenny masih tidak mau minggir. Dia tidak bisa membiarkan tuannya yang memang sudah salah langkah itu semakin menjadi salah langkah lagi.
"Tuan bisa membunuhnya. Pikirkan lagi tuan! jika tuan masuk penjara. Nona kecil akan sangat kasihan"
Brukk
Kursi yang di angkat oleh Andre itu terjatuh dengan sangat keras di lantai.
Sandra yang sudah menangis karena memang kesakitan di seluruh tubuhnya dan juga ketakutan karena Andre benar-benar terlihat seperti bukan manusia lagi saat marah seperti itu. Mencoba untuk menjauh dengan cara menyeret tubuhnya yang terasa sakit semua itu. Kedua kakinya bahkan terasa sakit untuk di ajak bangkit, tidak bisa. Karena banyak sekali cambukan ikat pinggang dari Andre padanya tadi.
Tangan dan kakinya gemetaran, dia pikir karena Rosa sudah pergi. Maka Andre akan bisa dia miliki. Dan dia akan mendapatkan status sebagai nyonya Andre seperti yang menjadi tujuannya membongkar perselingkuhannya sendiri itu.
Tapi dia salah, Rosa salah besar. Andre jutsru sangat marah. Andre murka. Pria itu bahkan membenturkan kepala Sandra di dinding beberapa kali tadi. Saat Sandra mengaku kalah dia memang membongkar perselingkuhannya dengan Andre supaya Rosa pergi.
Tidak hanya itu saja, wajahnya di pukul belasan kali. Sampai bengkak, dan tendangan, cekikaann juga tidak berhenti Andre lakukan untuk melampiaskan amarahnya pada wanita yang telah membuat Rosa, satu-satunya wanita yang benar-benar dia cintai itu pergi meninggalkannya.
Dengan mata yang bahkan tidak bisa terbuka semuanya. Karena sudah bengkak itu, Sandra menatap takut ke arah Andre.
'Dia mengerikan, aku harus pergi. Aku harus pergi' batinnya ketakutan setengah mati pada Andre yang masih terlihat sangat emosi itu.
***
Bersambung...
blmagi yg godain, ngerasa g mau cape. mau enaknya aja. bege. pea
emang ga terngiang ngiang desahan dan teriak. mereka pas lagi bercinta
OMG