NovelToon NovelToon
HOT POLICE VS DOKTER MAFIA

HOT POLICE VS DOKTER MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:307k
Nilai: 5
Nama Author: zarin.violetta

Menjadi seorang dokter bedah ilegal di dalam sebuah organisasi penjualan organ milik mafia berbahaya, membuat AVALONA CARRIE menjadi incaran perburuan polisi. Dan polisi yang ditugaskan untuk menangani kasus itu adalah DEVON REVELTON. Pertemuan mereka dalam sebuah insiden penangkapan membuat hubungan mereka menjadi di luar perkiraan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pagi Yang Segar

Keesokan paginya, keadaan Ava mulai membaik. Dia merasakan sebuah tekanan yang lembut di telapak tangannya.

Ava terbangun dengan sebuah genggaman di tangannya.

Matanya yang masih berat terbuka perlahan, menyesuaikan diri dengan cahaya yang tiba-tiba memenuhi pandangan matanya.

Pikirannya kini mulai jernih, meski masih rapuh. Pandangannya menuju lengannya, hingga sampai pada tangannya yang tergenggam erat.

Itu adalah tangan Devon. Tangannya yang besar, kuat, dengan buku-buku jari yang terlihat kasar dan beberapa bekas luka kecil, sekarang menutupi tangan Ava dengan jauh lebih kecil, seolah menjaga dirinya di dunia nyata, menjauhkannya dari mimpi buruk.

Dia mengalihkan pandangannya, dan di sanalah Devon. Pria yang telah menjad penyelamatnya itu tidur di sofa yang ditariknya persis di sebelah ranjangnya.

Posisinya tampak tidak nyaman, tubuhnya yang tinggi terpaksa meringkuk, kakinya menyandar di lantai.

Ia tak mengenakan baju, hanya celana pendek berwarna hitam yang memperlihatkan sebagian kakinya yang berotot.

Wajahnya masih terlihat lelah dan rentan. Ada bayangan gelap di bawah matanya, dan alisnya yang tebal sedikit berkerut, seolah bahkan dalam tidurnya dia masih berjaga-jaga.

Ava tidak menarik tangannya. Dia hanya diam, menatapnya begitu lama. Detak jantungnya yang tenang perlahan mulai berdegup kencang, bukan karena takut, tetapi karena rasa bingung sekaligus ketertarikan yang aneh.

Di keheningan pagi itu, dengan hanya suara napas teratur Devon yang memecah keheningan, pertanyaan yang sempat tenggelam kini mengapung ke permukaan, menusuk-nusuk pikirannya.

Mengapa?

Mengapa pria ini melakukan semua ini untuknya? Mengapa dia mempertaruhkan nyawanya, dan berhadapan dengan Don Vittorio, hanya untuk menyelamatkannya?

Ava bukan orang penting. Dia bahkan terlibat dengan bisnis ilegal Don Vittorio meskipun semua itu di bawah ancaman Don Vittorio yang mengerikan.

Devon bergerak dalam tidurnya, mendengus pelan, dan genggamannya pada tangan Ava sedikit mengencang. Ava hampir-hampir menahan napas, takut membangunkannya.

Dalam keadaan tidur, Devon terlihat begitu tenang, dan Ava menjadi begitu betah menatapnya lama.

Ada hutang nyawa. Ada rasa terima kasih yang membara di dadanya, bercampur dengan rasa was-was yang masih tidak bisa dihilangkan karena Don Vittorio.

Devon telah memberikannya sesuatu yang paling dia idamkan, yaitu kebebasan. Tapi dengan harga apa? Dan apa yang diharapkannya sebagai balasannya?

Perlahan, bahkan sangat perlahan, Ava mencoba melepaskan tangannya. Dia perlu ruang untuk berpikir, untuk memproses semuanya tanpa kehadiran fisiknya yang begitu besar dan menguasai. Namun, begitu jarinya bergerak, mata Devon terbuka.

Tidak ada tanda-tanda mengantuk. Matanya terbuka dan langsung waspada, biru kelabu dan tajam seperti pisau, langsung menemukan miliknya. Itu adalah refleks dari seorang pria yang terbiasa tidur dengan satu mata terbuka, selalu siap menghadapi bahaya.

Genggamannya tidak melonggar, malah mungkin sedikit lebih erat, seolah memastikan bahwa dia masih ada.

“Kau sudah bangun,” kata Devon, suaranya serak karena tidur, namun masih memiliki nada bass yang dalam yang getarnya terasa sampai ke tulang Ava.

Ava hanya bisa mengangguk, lidahnya terasa kaku. Dia berusaha untuk tersenyum, sebuah ucapan terima kasih, belum bisa berkata-kata.

Devon segera melepaskan tangannya dan Ava tiba-tiba merasa dingin tanpa sentuhannya. Pria itu duduk lalu mengusap wajahnya.

Tak lama, dia meraih segelas air dari meja kecil di samping tempat tidur. Dengan gerakan hati-hati, dia menyangga kepala Ava dan mendekatkan gelas ke bibirnya.

“Minumlah. Perlahan,” perintahnya, lembut namun tegas.

Ava menyesap air dingin yang terasa segar bagi tenggorokannya yang kering. Dia minum beberapa teguk sebelum Devon menarik gelasnya.

“Terima kasih,” bisiknya, suaranya sedikit lebih kuat sekarang.

(JANGAN LUPA KOMEN YAAA)

1
shabiru Al
ceritanya bagus..
Diandra Kirana
Tidak lapor antara rasa terimakasih dan ingin menyelamatkan, kayaknya sejak awal bertemu Devon dah tertarik juga
Tribudi Nuraini
up
Pandin Beatrix
Nenek Kate benar benar malaikat y dikirim Tuhan untuk Anya , tidak disangka Anya mendapatkan warisan yang sangat besar dari Kate
Pandin Beatrix
Kate dan Anya saling membutuhkan disaat yang tepat mereka bisa saling terhubung oleh masalah masing-masing yang akhirnya menemukan jalannya dgn baik
Pandin Beatrix
Anya mendapatkan pekerjaan dantempat tinggal yang nyaman dan aman
Pandin Beatrix
syukurlah Anya cepat bisa mendapatkan solusi dari masalahnya, semoga keadaan ditempat baru bisa membuat nya betah bertahan
Pandin Beatrix
betul betul keluarga ayahnya keluarga yang tidak tau diri, semoga kondisi ini tidak lama dihadapi Anya
Pandin Beatrix
pilihan yang sangat sulit sebenarnya pergi meninggalkan apartemen milik sendiri untuk ditempati orang lain yang tidak tau diri tidak tau terimakasih
Pandin Beatrix
wah ini sih sudah keterlaluan, segera usir mereka dari apartemen mu Anya
Pandin Beatrix
kasian Anya sekarang semua beban keluarga ayahnya ditaruh dipundaknya
Pandin Beatrix
pada saat masih punya harta duniawi ayahnya melupakan Anya setelah terpuruk miskin baru ingat kalau punya anak , hadeuh 🤦
HR_junior
di rasa sakitmu Karana ayah km ..km ketemu orang baik ya Anya..
Pandin Beatrix
kasian Anya begitu pergi selesai dari tugas merawat Alex langsung lagi dihadapkan dengan masalah ayahnya
Pandin Beatrix
pulang dari bulan madu sudah langsung ada hasilnya , tokcer juga AVA dan Devon
Pandin Beatrix
berdua mereka sudah saling tertarik dengan kedekatan mereka selama ini tapi mereka berdua masih ragu
Pandin Beatrix
sudah mulai timbul riak riak ketidak percayaan diri pada Alex dan Anya , ayo kalian semangat hilang rasa yang negatif itu jangan mundur lagi
Pandin Beatrix
kedekatan yang dijalani selama periode latihan fisik selama ini menimbulkan kedekatan hati yang tidak mereka berdua sadari
Pandin Beatrix
setelah rutinitas latihan yang melahirkan mulai terbukti ada kemajuan, Alex sudah mulai mandiri mandi sendiri wkwkwk 😂🤣
Pandin Beatrix
berhasil mulai dari langkah pertama menuju langkah langkah berikutnya dengan Anya yang setia dan tulus melatih Alex , bravo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!