NovelToon NovelToon
Putra Sang Letnan Kolonel

Putra Sang Letnan Kolonel

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Anak Genius / Hamil di luar nikah
Popularitas:38k
Nilai: 5
Nama Author: Dini ratna

Malam tragis, telah merenggut masa depan Zoya. Menyisakan trauma mendalam, yang memisahkannya dari keluarga dan cinta.
Zoya, mengasingkan diri yang kembali dengan dua anak kembarnya, anak rahasia yang belum terungkap siapa ayahnya. Namun, siapa sangka mereka di pertemukan dengan sosok pria yang di yakini ayah mereka?
Siapakah ayah mereka?
Akankah pria itu mengakuinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini ratna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Harapan

“Pak, Letnan!” teriak Burhan, remaja laki-laki yang diselamatkan Ardian waktu itu. Burhan, berlari ke arah Ardian yang menoleh sambil tersenyum padanya. 

“Ada apa Burhan? Larimu begitu semangat.” 

“Aku pikir kau sudah pergi." 

“Memangnya, aku mau pergi kemana? Aku tidak bisa pergi, ke markas dalam keadaan seperti ini.” 

Dalam keadaan luka Ardian tidak bisa berjalan jauh, apalagi sampai harus menempuh 100 km. Bukit Zarqam, adalah bukit yang jauh dari kota, yang berada di tengah gunung. Dan dikelilingi jurang-jurang dan tebing.

“Apa itu?” tanya Burhan, yang sudah duduk di samping Ardian. 

Ardian, terlihat sedang memperbaiki benda kecil, menyerupai telepon genggam. 

“Walkie talkie,” jawab Ardian. “Dengan alat ini aku bisa berkomunikasi dengan teman-temanku yang berada di Qodroh. Dan ini salah satu alat komunikasi yang dipakai para angkatan militer.” 

“Seperti handphone?” 

“Tepatnya radio,” jelas Ardian. “Tes, alpha 1 … alpha 1. Sepertinya ini sudah rusak,” ucap Ardian, menyerah dengan walkie talkie nya. 

“Biar aku coba, aku sudah sering memperbaiki barang yang rusak, biar aku coba memperbaiki walkie talkie-mu.” 

Ardian tersenyum, lantas memberikan benda itu kepada Burhan. Selagi, membiarkan Burhan sibuk dengan benda itu, Ardian memindai sebentar sekeliling bukit Zarqam yang terkesan angker tapi dikelilingi pemandangan yang indah. 

“Kenapa kalian tinggal di sini?” tanyanya kepada Burhan, yang ditujukan ke penduduk yang tinggal di sana. “Kata orang bukit Zarqam adalah bukit yang ditakuti karena tempat terjadinya petir dan ledakan sering terdengar,” jelas Ardian saat Burhan menoleh padanya. 

Burhan, terlihat tenang saat Ardian berkata demikian. Bibirnya tersenyum, dengan kedua tangan yang fokus membongkar walkie talkie. 

“Apa menurutmu tinggal di sini angker? Kamu sudah 30 hari tinggal di sini, apa pernah terdengar suara itu? Sekarang aku akan beritahu sebuah rahasia padamu.” Burhan, menyimpan sejenak walkie talkienya, lalu menghadap Ardian.

“Bukit Zarqam, ayah aku yang membuat nama itu  ‘Zarqo’ yang berarti hijau, kau melihat di sini sangat hijau dan indah bukan. Dan ‘qam’ yang berarti bunyi keras. Tempat terjadinya petir dan ledakan besar, kami menamai bukit ini untuk keselamatan kami. Mereka akan mengenal tempat ini karena ledakan keras yang sering terjadi, agar mereka takut dan jauh dari zarqam padahal sebenarnya, ledakan itu bukan terjadi di sini tetapi kamilah yang sering melihat dan mendengarnya.” 

“Tapi, biarlah mereka mengenal bukit zarqam sebagai hal demikian. Agar tidak ada satu komplotan teroris yang menginjakkan kakinya di sini, karena hanya bukit zarqam yang membuat kami hidup tenang.” 

“Tapi … bagaimana kamu bisa disandera jika tempat ini, tempat teraman?” 

Burhan terdiam. 

“Aku pergi untuk mencari makan. Mengingat di Qodroh banyak sekali penghuni, bahkan semua umat di dunia mengirimkan makanannya ke Qodroh, dan aku akan pergi ke sana dengan teman-teman untuk meminta makanan. Tapi di tengah jalan kami bertemu orang-orang bertopeng yang langsung membawa kami.” 

“Orang-orang bertopeng?” tanya Ardian, mengingat tidak pernah melihat kelompok orang teroris itu. Dan, yang berperang dengannya selama ini adalah sesama angkatan militer dari dua kubu, yang menginginkan wilayah qodroh untuk dimilikinya.

“Lihat, walkie talkienya sudah bisa digunakan lagi.” 

“Tes, tes, 1 2 3, lapor,” ucap Burhan. Ardian, langsung mengambil benda itu ketika saluran radionya terhubung.

Sementara di Qodroh, para tenaga medis dan angkatan militer sedang beristirahat menikmati makan siangnya. Zoya, dia tidak pernah meninggalkan pasiennya walau dalam keadaan lapar. 

“Lihatlah dia, sok kuat dan paling bertanggung jawab. Padahal, di Astracare tidak ada yang mempedulikannya.” 

“Sudah hampir sebulan kita di sini apa ada yang melihat Letnan Ardian? Dia sungguh bodoh, yang berharap kembali bertemu dengan Letnan Ardian. Dia pikir ini dunia dongeng, yang bikembali bangun setelah bertemu cinta sejatinya.” Mereka semua terkekeh. 

Zoya, hanya melihat dari jauh. Itulah  sebabnya dia sangat malas ketika harus makan siang bersama teman-,temannya itu. Dan yang sedang mereka tertawakan saat ini adalah dirinya. 

“Dr. Zoya, bisa kita bicara?” 

Panggilan seorang wanita mengalihkan pandangan Zoya. Seketika Zoya, terbelalak ia tercengang melihat Lusi berdiri di hadapannya saat ini. 

“Kau, bisa meninggalkan pasienmu? Aku ingin kita bicara berdua,” ungkap Lusi dengan serius. 

“Bicara saja di sini,” balas Zoya, seakan tidak ingin meninggalkan pasiennya. 

“Kamu yakin ingin berbicara di sini? Mengingat … yang aku bicarakan adalah tentang masa lalumu,” ancam Lusi.

“Aku rasa, semua orang sudah tahu jadi percuma saja untuk disembunyikan. Dan aku tidak tahu siapa yang menyebarkan rumor itu.” Tatap Zoya, tajam pada Lusi.

“Apa kamu menuduhku sebagai pelakunya?” tanya Lusi, dan Zoya pun terdiam.

“Baiklah lupakan itu. Aku hanya ingin bilang, jangan pernah berharap untuk bersama Ardian, kamu percaya dia masih hidup … aku pun. Tapi jika Ardian kembali, bukan demi dirimu tapi demi aku. Jangan, pernah menjadi perusak hubungan orang hanya karena kamu melahirkan darah dagingnya. Perlu kamu ingat Zoya, itu terjadi bukan karena kalian saling cinta tapi karena terpaksa, kamu telah menjebak Ardian sampai kamu hamil.” 

Menjebak … kata-kata itu terlalu menyakitkan bagi Zoya. Padahal dialah yang dijebak, kenapa sekarang semua orang menyalahkan dirinya.

“Maaf dr. Lusi, tuduhan itu salah. Aku tidak pernah menjebak Ardian, untuk tidur bersamaku. Ya … aku akui kehadiran Zayden dan Zayda tidak diharapkan semua orang, dan aku berpikir untuk tidak mencari ayah kandung mereka. Tapi perlu kamu ketahui dr. Lusi jika Ardianlah, yang datang kepada kami. Dia yang mengakui sebagai ayah mereka, dan dia juga yang memohon, bukan aku.” 

Tangan Lusi mengepal erat, dia tahu Zoya tidak berbohong karena sebelumnya Ardian pernah mengatakan padanya, tentang menerima apa tidaknya jika Ardian, pernah menghamili seorang wanita yang kini sudah melahirkan benihnya. Namun, Lusi bersikeras untuk tetap menikahi Ardian. 

“Dr. Zoya!” 

Panggilan Liodra, mengalihkan pandangan mereka. Zoya, menghindar dari Lusi yang mendekat ke arah temannya. 

“Ada apa Liodra?” 

“Saluran radio dari walkie talkie milik Letnan Ardian, kembali tersambung … mereka mendengar suara dari walkie talkie itu.” 

Zoya, tercengang. Entah, harus bahagia atau tidak, yang jelas dia langsung berlari ke arah tenda yang menjadi pusat komunikasi, begitupun Lusi, dia yang mendengar walkie talkie milik Ardian tersambung sangat berharap bisa bertemu dengan Ardian kembali. 

Sejenak mereka melupakan pembicaraannya, tetapi tidak dengan Radit, yang mendengarkan semuanya. Radit, merasa menyesal karena dulu dia tidak percaya pada Zoya, yang malah pergi meninggalkannya waktu itu. 

“Zoya, seharusnya aku dulu tidak meninggalkanmu. Siapa yang sudah menjebakmu, sehingga aku harus menikahi wanita yang tidak pernah aku cintai. Aku akan pastikan, kamu kembali lagi padaku Zoya,” gumam Ardian yang menatap punggung Zoya yang semakin menjauh.

“Aku dengar saluran radio milik Letnan Ardian tersambung lagi, apa dia mengatakan sesuatu?” tanya Zoya setibanya di tenda.

“Tolong lacak di mana dia berada,” ujar Lusi yang baru saja sampai. 

Zoya dan Lusi sama-sama menatap dalam diam. Keduanya menginginkan Ardian, yang entah pada siapa lelaki itu akan jatuh. 

“Ayo cepat lacak tempatnya!” bentak Lusi pada seorang prajurit yang bengong menatap mereka berdua.

Rumor antara Lusi dan Zoya cepat tersebar, mereka mencemaskan lelaki yang sama, dan semua orang yang ada di sana mengira-ngira cinta segitiga antara mereka.

“Ayo lakukan!” bentak Lusi tidak sabar. 

Dan akhirnya, seorang prajurit itu berhasil melacak walkie taklinya, yang berjarak sekitar 100 km dari Qodroh, yang dikira Ardian berada di satu tempat yang tidak jauh saat ledakan terjadi.

“100 km,” jelas prajurit itu.

Lusi, yang mendengarnya langsung mengambil peta yang ada di sana. Dan melihat titik yang terdekat dengan qodroh, dalam tempuh 100 km dari markas. 

“Bukit Zarqam,” ucap Lusi demikian. 

“Itu bukit terangker, yang dikelilingi jurang-jurang ada kemungkinan pak Ardian ….” 

“Siapa yang bisa mengantarkan aku ke sana?” tanya Lusi pada prajurit itu. 

“Tapi itu tempat yang bahaya.” 

“Apa kalian hanya akan diam, setelah mengetahui keberadaan Letnan kalian? Bagaimana jika dia masih hidup dan sendirian di sana?” 

Semuanya terdiam. Namun, tidak dengan Zoya, wanita itu sudah ditarik paksa oleh Liodra yang menuju tenda milik Miko. Liodra, tahu tempat itu dan ingin membawa Zoya, lebih dulu tiba bertemu Ardian sebelum Lusi.

“Miko!” teriak Liodra. Miko keluar dari tenda. 

“Ada apa?” 

“Antarkan kita ke bukit Zarqam,” pinta Liodra.

“Zarqam … tapi ….”

“Kita, tidak punya waktu Miko. Letnan Ardian ada di sana, dan kemungkinan dia masih hidup.” 

Seketika Miko terdiam. Dia tidak akan menghentikan langkahnya demi menyelamatkan Ardian, karena sebelumnya Miko merasa malu telah meninggalkan sang kapten sekarang waktunya dia untuk menebus kesalahan itu.

“Ok. Kita menuju mobil sekarang.” Miko berjalan cepat menuju mobil jeef yang terparkir. 

“Kita akan menemukannya Zoya. Menemukan ayah Zayden dan Zayda,” ucap Liodra, menggenggam lembut tangan Zoya. Zoya, hanya mengangguk dengan sedih lalu memeluk sahabatnya. 

Mereka segera berlari menuju mobil. Akan tetapi, ketika mobil itu hendak melaju seseorang masuk yang duduk di jok belakang bersama Zoya. 

“Kalian tidak bisa pergi tanpa aku,” ucap Lusi, membuat mereka Zoya dan Liodra tercengang.

.

1
Bundanya Pandu Pharamadina
senam jantung💜❤, deg degan ikut gemeter bacanya, semoga Zoya dan anak²nya selamat.
Dafa Asri
baca nya Ampe deg degan Thor,,,semoga semua nya selamat,,,
Dafa Asri
kenapa dari pertama baca sampai episode ini blum ada kebahagiaan untuk Zoya thooor,,,kasihan bnget Zoya dan anak2 nya
Bundanya Pandu Pharamadina
lanjut kaka❤
berharap banyak part 🙏
Endang 💖
lanjut lagi kak
Enok Renmaur
lagh....kpn ni tua bangkotan yg syok berkuasa tu dpt karmax.
smoga karmax kna ankx dokter goblok titisan iblis tu, bkin hidupx hancuuuurrrrr
AZLEN HASLINA BT. AWANG KPM-Guru
lanjut thor
Maizuki Bintang
lanjut thor, kejam amat si Cokro Thor. kasi ganjaran dia thor.geramnya aku..,.
Oktavianto Rizky Darmawan
seru thorrr
Kaylaa
sesi tegang
Enok Renmaur
rasax pingin ksh racun yg mematikan ntuk dua laki" ba***ngan yg tdk pntas d sebut ortu tu😡😡😡
hanya pentetang petenteng bangga dgn pangkat tp klakuan ky binatang.
smoga adrian tdk mo nikahi dokter ja***ng tu, yg sifatx g beda dgn bp nya ky binatang.
plagi laki" tua ortux adrian smoga cpt mati sj kna karma ulahx yg egois n smoga si kembar g mo akui sbgai kakekx lg biar tobat bkin hidup dua org laki" tua ni sengsara n dokter ja***ng yg sok berkuasa tu jg bkin pecat dr RS t4 krjax thooorrrr....
Bundanya Pandu Pharamadina
musuh ngga jentel, menghadapi Zoya dgn cara licik. semoga Adrian Zoya cepet bisa berkumpul sama anak² nya.
Soraya
lanjut thor
zh4insu
Apa yang terjadi dengan Zoya,,,? Apa mereka menyuntikkan obat agar Zoya bisa lupa dengan anak-anaknya?
Soraya
kasihan si kembar
Bundanya Pandu Pharamadina
Zoya di culik🤔
Bundanya Pandu Pharamadina
Lusi harusnya sadar, bang Adrian bukan jodohmu (lusi)
AZLEN HASLINA BT. AWANG KPM-Guru
luar biasa
Bundanya Pandu Pharamadina
siap menghadapi kemarahan keluarga Ardian Zoya 🤔🤔
Bundanya Pandu Pharamadina
Ardian Zoya ❤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!