Sepuluh tahun setelah dunia porak-poranda akibat perang nuklir, para penyintas hidup dalam bayang-bayang kehancuran. Monster hasil mutasi berkeliaran, kelaparan menjadi musuh sehari-hari, dan manusia yang seharusnya saling membantu justru menjadi ancaman paling mematikan.
Di tengah kekacauan itu, sekelompok pejuang mencoba bertahan, menggenggam harapan tipis di dunia yang nyaris mati. Dalam upaya mereka untuk mengungkap kebenaran di balik tragedi global ini, tentunya dengan satu pertanyaan yang masih menggema.
"Benarkah dunia ini hancur karena nuklir? Atau karena busuknya hati manusia itu sendiri?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chubby Lion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Trovan 7
"Kukuruyukkk!!!"suara ayam menandakan pagi hari telah tiba.
"Uh... Harumnya" gumam Kael masih tertidur didalam tenda.
Aroma bubur yang disediakan untuk makan para tentara sangatlah harum akan rempah-rempah, baunya bahkan terhirup hingga kedalam tenda-tenda mereka.
Bau harum ini membuat Kael terbangun, perlahan Kael membuka matanya dan tersadarkan. "Harum ini..., siapa yang memasak?"pikir Kael segera mengenakan sepatu nya dan bergegas keluar dari tenda.
Saat keluar dari tenda, Kael melirik sekitar, mendapati para tentara yang berjaga dan Radiant yang ada disana sedang mengantri dalam antrian yang panjang.
Diujung antrian tersebut lah wangi harum itu berasal, diantara para kerumunan yang mengantri, Kael mengenali seseorang.
"Itu Kai kan?"pikir Kael menyipitkan matanya dan menatap seseorang yang terlihat seperti Kai sedang mengantri disana.
Kai menatap nya dan melambaikan tangannya, menyuruh Kael untuk mendekat kearahnya.
"Hoyyy, sini!"teriak Kai kepada Kael.
Kael melangkahkan kakinya dan berjalan pelan kearah Kai, "apa ni?"tanya Kael.
"Makan pagi gratis, kapan lagi coba"ucap Kai pada Kael mengajaknya bergabung untuk mengantri.
"Ternyata tiap pagi disini kita dikasih makan gratis"ucap Kai.
"Oh benarkah"ucap Kael.
"Sono ngantri dibelakang, sebagai pemuda yang baik dan taat aturan, dilarang menyela antrian"ucap Kai sembari menunjuk pada barisan belakang.
Kael menatap ujung dari antrian ini, antrian ini benar-benar panjang. "Mungkin besok-besok aku harus bangun lebih pagi"ucap Kael segera pergi untuk mengantri.
Setelah kebosanan yang panjang (antrian), akhirnya Kael mendapatkan gilirannya.
Kael mengambil mangkok dan membiarkan petugas mengisi mangkoknya. "Huh? orang baru ya?"tanya petugas yang mengisi makanan.
"Iya, baru tiba kemarin"ucap Kael.
"Ouhh pantas saja, program sarapan gratis ini sudah diberlansungkan sejak tiga hari lalu dan aku baru melihat mu hari ini"
"Ternyata banyak juga ya orang-orang baru"ucap petugas tersebut mengisi mangkuk dengan bubur dan berbagai toping.
"Nikmati buburnya dan bekerja keraslah"ucap petugas tersebut memberikan mangkuk berisi penuh bubur.
Kael mengangguk dan segera pergi, Kael berjalan mendekati Kai dan duduk disebelahnya.
"Menunggumu mengantri membuat buburku dingin"ucap Kai sembari mengaduk buburnya.
"Maaf, kan dirimu sendiri yang bilang tidak boleh menyerobot antrian"
"Btw bagaimana menurutmu hari ini?"tanya Kael.
"Tentang apa?"tanya Kai
"Mengenai serangan gelombang monster yang mungkin akan terjadi hari ini, bagaimana pendapatmu?"tanya Kael
"Humm.....tidak ada yang spesial, aku tidak berharap banyak awalnya karena kupikir kita pasti hanya akan menghadapi mutasi tingkat 2 atau 3 saja"
"Namun melihat kondisi gerbang timur yang babak belur, mungkin ini akan menyenangkan"gumam Kai menatap kearah gerbang dan mulai memakan buburnya.
"Begitu ya, oh ya aku ingin menanyakan sesuatu"ucap Kael
"Aku ingin menanyakan ini dari lama, tapi aku baru mengingatnya lagi sekarang"
"Bisakah kamu jelaskan perihal logo warna disetiap petugas Radovile"tanya Kael penasaran.
"Ouh itu semacam tanda pengenal untuk para tentara kontrak di Radovile"ucap Kai
"Tentara Kontrak?"tanya Kael penasaran.
"Ya semacam itulah, jika dirimu ingin mendapatkan lebih banyak misi atau hadiah tambahan kamu harus menandatangani kontrak untuk bekerja sebagai petugas di Radovile tergantung jumlah waktu yang ditentukan"
"Selama masa kontrak tidak boleh menolak misi yang diberikan dan didalam tentara kontrak ini ada berbagai peringkat"
"Kamu taukan, aku terkadang memanggil Lira dengan panggilan senior, iru karena pangkatnya lebih tinggi dari pada milikku"
"Di Radovile, pangkatnya ditentukan dengan warna, dari merah sebagai yang terendah, lalu ada jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu, lalu hitam atau putih sebagai yang tertinggi"tegas Kai.
"Biasanya peringkat seorang komandan, pelatih, atau pemimpin squad memiliki pangkat ungu, seperti komandan Revar"
"Walaupun komandan Revar jarang memakai lencana warnanya itu, sama sepertiku"ucap Kai mengeluarkan lencana warnanya yang berwarna hijau.
"Aku jarang memakainya, karena kurasa agak memalukan"
"Aku ada dipangkat yang cukup rendah"ucap Kai.
"Ouh begitu ya, sekarang aku mengerti, tapi bagaimana dengan putih dan hitam?"tanya Kael.
"Itu khusus para petinggi Radovile, seperti pendiri atau semacamnya lah"ucap Kai sembari memakan buburnya.
Kael menganggukkan kepalanya tanda mengerti dan kemudian segera mengambil sesuap bubur untuk mengisi perut laparnya.
"Oh lihat bukan kah itu Lira dan disana ada Wirn juga?"tanya Kael
"Lira dan Wirn? dimana?"tanya Kai menatap kearah antrian, melihat mereka berdua mengantri untuk semangkuk bubur.
"Ctak!!" suara sendok Kai patah.
"Oh aku tidak sengaja mematahkannya"ucap Kai.
Kael menatap Kai dengan tatapan menyeringai, "apa? jangan berpikir aneh-aneh, tanganku hanya tergelincir"ucap Kai.
Namun Kael terus menatapnya dengan senyuman mengejek, "hey hey!! ah sudahlah aku ngambil sendok dulu"ucap Kai pergi sejenak.
setelah beberapa menit Kai kembali dengan sebuah sendok ditangannya dan mereka kembali makan dengan lahap, mengisi kembali energinya yang hilang.
"Selama aku menatap antrian aku belum melihat Asdeath"
"Dimana Asdeath?"tanya Kael melihat kesana dan kemari, mencari keberadaan Asdeath yang tidak terlihat.
"Entahlah, ditendanya mungkin" ucap Kai
"Atau mungkin sedang berubah menjadi hantu"ucap Kai
"Begitu ya"ucap Kael menatap kearah Kai yang sedang makan dan mengaduk buburnya.
Kael terkejut dan baru menyadari apa yang dilakukan Kai sedari tadi.
"Tunggu!! kamu makan bubur dengan cara diaduk Kai?"tanya Kael menyipit kan matanya sembari terkejut.
Kai yang menelan buburnya lansung menjawab dengan nada bangga. "Iya dong, enakan diaduk"
"Bumbunya tercampur dengan merata"
"Bagaimana kamu bisa makan bubur dengan diaduk, sigh..." Kael menghela nafas dan melanjutkan "baiklah kita tidak berteman mulai dari sekarang, kita dikubu yang berbeda"
"Heh, mana bisa begitu, lagi pula enakan diaduk tau, cobain dah"respon Kai.
"Ga deh makasih, ga tertarik"balas Kael dan mereka kembali memakan buburnya, tepat tersisa beberapa suap bubur lagi tiba-tiba suara bel berbunyi dengan keras, menandakan gelombang mutasi sudah mulai terlihat oleh para pengawas di atas gerbang.
"Gerbang Timur, pasukan gerbang Timur segera bersiap diposisi, gelombang mutasi telah terlihat, sejauh pemantauan hanya ada mutasi tingkat 2 dan 3"teriak para penjaga.
"Disaat-saat seperti ini? yang benar saja"gumam Kai jengkel karena dia belum menghabiskan bubur di mangkuk nya, ia segera berdiri dan mengambil sebotol air.
Meneguknya dan merapihkan belatinya, "Kael cek tenda Asdeath, bangunkan dia jika ia belum bangun"ucap Kai segera bergegas berlari ke gerbang.
Kael mengangguk dan segera menaruh buburnya dan mengenakan Knuckle andalan nya.
Kael berlari kearah tenda Asdeath, bertujuan untuk mengabarkan kondisi darurat pada yang Asdeath.
"Srat!!" suara tirai tenda dibuka oleh Kael.
Kael menatap Asdeath yang ternyata masih tertidur, "Asdeath, bangunlah gelombang mutasi sudah mulai menyerang"ucap Kael berusaha membangunkannya.
"Huh?? Uguh agah cendiyih, au gyantuk (urus saja sendiri aku ngantuk)"ucapnya kembali tertidur dengan pulas.
"Ayolahhhh"ucap Kael.
"Huanti agah, kahian huhuan, kahau ketetelan bahu kahalin (Nanti aja, kalian duluan, kalau keteteran baru kebarin)"ucap Asdeath membalikkan badannya dan. kembali tidur.
"...."
"Entah kenapa, melihatnya seperti melihat Kai tapi yang satu ini lebih pemalas"
"Yasudahlah"pikir Kael segera berbalik dan menuju gerbang timur, bersiap untuk menghadapi gelombang mutasi yang datang.