11
Anggi Putri Nugroho, wanita cantik yang baru menyelesaikan pendidikan kedokterannya di usia 23 tahun. Memiliki kepercayaan diri tingkat tinggi membuat Dokter Anggi tanpa segan menerima tantangan dari kedua sahabatnya untuk menakhlukan seorang laki-laki asing yang mereka temui di club. Hingga akhirnya kisah rumit percintaannya 'pun dimulai.
Ig : Ratu_Jagad_02
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
"But i'm serious, Mor."
Morgan menghentikan tawanya saat mendengar ucapan Anggi. Ia ikut menatap Anggi serius, sama seperti tatapan Anggi padanya. Secara refleks tubuhnya maju mendekat pada Anggi. Namun Anggi segera menahannya.
"Jangan bertindak macam-macam padaku, Mor!" ancam Anggi.
Morgan terkekeh mendengar ucapan Anggi. Entahlah, segala hal yang Anggi lakukan terasa benar-benar lucu di matanya. "Aku yakin kau tidak akan percaya padaku, tapi aku rasa aku juga mulai menyukaimu. Lalu apakah rasa suka ini harus aku hapus saat baru akan berkembang?"
"Suka dalam waktu singkat itu omong kosong, Mor. Kau mungkin menyukaiku karena melihat kecantikanku saja, bukan karena benar-benar suka."
Untuk kali ini Morgan benar-benar tertawa keras. Siapapun mungkin tidak ada yang menyangkal bahwa Anggi memang cantik, tapi ia sama sekali tidak menduga jika Anggi akan dengan percaya diri mengatakan dirinya cantik.
"Kenapa tertawa? Kau tidak mengkui kecantikanku? Berarti matamu bermasalah!"
"Tidak, tidak, aku bukan tidak mengkuinya, aku hanya terlalu kaget saja saat kau begitu percaya diri dengan kecantikanmu."
"Aku percaya bahwa aku cantik." dengan sengaja Anggi mengibaskan rambutnya hingga mengenai wajah Morgan. "Oh iya, perihal yang tadi aku katakan, aku benar-benar serius. Rasa suka dalam waktu dekat itu mustahil, kau hanya menyukaiku karena melihat rupaku, kau bahkan tidak benar-benar mengenal aku dengan baik. Jadi jangan pernah katakan suka padaku karena aku sama sekali tidak percaya."
Morgan tidak lagi membalas ucapan Anggi. Ia diam dengan pikiran yang mulai bekerja. Ya, ia mulai memikirkan ucapan Anggi tentang kemustahilan cinta pada pandangan pertama. Bahkan karena terlalu lama termenung, Morgan sampai tidak menyadari Anggi yang sudah beranjak keluar.
"Mor, apa kau akan menginap di sana?" pekik Anggi dari pesisir pantai saat Morgan sama sekali tidak menyusul keluar.
"Ahh iya, aku menyusul."
*
Lagi-lagi, club malam adalah pelarian Morgan kala hatinya merasa gundah. Kegundahan yang entah mengapa membuatnya merasa terbebani lantaran penolakan Anggi tadi siang. Sedikit banyak Morgan mengakui bahwa ucapan Anggi sepenuhnya benar. Karena cinta memang tidak se-sederhana itu.
"Hai."
Seorang wanita mendekat dan duduk di samping Morgan. Wanita itu menuangkan minuman ke gelas dan menyodorkannya pada Morgan. Tanpa sungkan, Morgan langsung menerima gelas minum tersebut dan menegaknya hingga habis.
"Apa kau membutuhkanku malam ini?"
Morgan menatap wanita itu dari atas ke bawah. Tidak dipungkiri bahwa wanita yang kini bersamanya memang cukup cantik hingga Morgan tidak kuasa untuk memberikan penolakan. Dengan semangat, Morgan langsung merangkul pinggang wanita itu dan mengajaknya masuk ke kamar VVIP yang sudah menjadi tempatnya memadu kasih selama ini.
Nyatanya kebiasaan buruk memang susah untuk dihilangkan, seperti itu pula 'lah Morgan, meski mulutnya mengatakan menyukai Anggi. Namun ketika dihadapkan dengan wanita yang dengan suka rela menjajakan tubuh seperti ini maka Morgan tidak akan mampu untuk menolak. Malam ini kesalahan yang sama kembali ia lakukan dengan wanita yang berbeda.
Di lain sisi ada Anggi yang entah kenapa mendadak mellow malam ini. Jika biasanya ia akan sealu bersikap santai dan biasa saja, maka kali ini tepatnya setelah ia menghubungi kedua sahabatnya dan mengatakan bahwa dirinya menyerah dengan tantangan yang mereka berikan, seketika itu juga Anggi menjadi mellow.
"Mungkinkah ini yang dinamakan cinta?"