Aku yang sudah memberikan hati ku pada mu, malah berujung pengkhianatan dari mu, Jangan kau pikir kematian ku adalah akhir dari segala nya.
Ingat!, dendam ini akan ku bawa hingga tuhan memberiku kesempatan kedua di kehidupan selanjutnya, by Queensany.
Perjuangan seorang gadis yang terlahir kembali membawa dendam masa lalu nya membawa ia hidup dengan tujuan hanya untuk membalaskan dendam membara di hati nya.
Cinta segitiga ikut mewarnai perjalanan nya, lelaki yang seharus nya ia bunuh malah menumbuhkan rasa cinta dalam hati nya.
Akankah balas dendam nya akan ia tuntaskan ataukah hati nya malah luluh dan dengan mudah melupakan dendam di kehidupan nya yang lalu?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pentin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26.
"Mana dokumen itu!,"
Pertanyaan pertama yang di lontarkan Mastany saat diri nya membuka pintu kamar utama.
Sembari tatapan yang tajam ke arah sang gadis, seolah olah Mastany tak sedikitpun kasihan atau bersimpati melihat kondisi gadis itu saat keluar dari dalam kamar.
"D- dokumen?," ucap gadis itu mencoba mengartikan ucapan Mastany saat itu.
Karna di kondisi nya yang sekarang, ia bahkan tak bisa merasakan tubuh nya sendiri.
Rasa sakit yang di timbulkan Albert begitu membuat nya tertekan dan juga syok.
Seakan ia telah melayani banyak pria dalam sekali permainan.
"Tak berguna!," ketus Mastany sembari bergegas mencari sendiri dokumen itu di dalam kamar.
"Tenanglah!, kau bisa membangunkan Albert," ucap Yekka begitu takut jika tiba tiba Albert terbangun dan memergoki mereka.
Pyar!!!
Seketika Mastany mengambil sebuah vas bunga dan melemparkan nya ke lantai.
"Kau lihat!, obat itu punya efek yang lama, jadi meskipun aku berteriak sekencang kencang nya, ia tak akan bangun sebelum lewat waktu subuh," ucap Mastany menatap tajam ke arah Yekka.
"Baiklah, aku akan mencari di sebelah sana" sahut Yekka sedikit takut dengan ekspresi Mastany yang saat itu kembali menggebu gebu untuk menguasai Kastil dan melanjutkan rencana nya yang tertunda.
Mastany terus mengobrak abrik seluruh ranjang dan sofa yang ada.
Tapi ia masih belum bisa menemukan dokumen yang ia cari.
"Sial!, dimana dokumen itu berada?," keluh Mastany terduduk di tepi ranjang dengan begitu kesal nya.
"Dan kemana pergi nya wanita itu?," seru Yekka juga baru menyadari bahwa gadis pelac*r itu telah pergi entah kemana.
Mastany dan Yekka segera bergegas mencari nya ke seluruh bagian Kastil, bahkan di seluruh bagian halaman Kastil.
Namun lagi lagi, mereka seakan kehilangan dia seperti mereka kehilangan Pio beberapa bulan lalu.
Sesaat kemudian wajah Mastany langsung berubah pucat pasi, dengan cepat ia langsung berlari masuk kembali ke dalam Kastil.
"Mastany!," seru Yekka begitu bingung dengan sikap Mastany yang berubah secara tiba tiba.
Yekka terus berusaha mengejar Mastany yang tak henti henti nya berlari hingga mereka akhir nya sampai di sebuah bilik kamar di sudut Kastil.
Dengan cepat Mastany segera membuka tirai box sang putra.
Ia langsung bernafas lega saat melihat sang putra masih nampak tertidur pulas di dalam box bayi nya.
"Ku kira dia mengambil sesuatu yang paling berharga dari kita," ucap Mastany sembari terduduk lemas di lantai.
"Dia akan langsung binasa jika bermain main dengan putra ku!," seru Yekka sembari memeluk sang bayi yang masih tertidur dengan pulas nya.
"Sebaik nya kau pulang, aku takut ada yang memergoki mu nanti, para pelayan akan segera datang saat subuh menjelang. Tentang dokumen itu, aku akan kembali mencari nya besok," ucap Mastany meraih sang putra dari pelukan Yekka.
"Tapi bagaimana dengan kalian?," seru Yekka masih berat untuk meninggalkan Mastany di samping Albert yang begitu tempramental itu.
"Kami akan baik baik saja, oke!," berhati hatilah dan tetaplah baik baik saja untuk kami," ucap Mastany sembari mengecup kening Yekka sebelum ia pergi.
Keesokan pagi nya.
"Hanny, boleh aku tanya sesuatu?," seru Albert memecah keheningan di waktu sarapan berdua mereka pagi itu.
"Silahkan," ucap singkat Mastany masih dengan ekspresi dingin nya setiap bersama Albert.
Bahkan Albert merasa, ekspresi Mastany tak sehangat seperti saat mereka belum menjadi suami istri dulu.
"Entah kenapa, setiap aku bercumbu dengan mu, aku selalu merasa sedang bersama dengan orang yang berbeda setiap malam nya," seru Albert mengungkapkan hal yang mengganjal hati nya selama ini.
"Itu mungkin hanya perasaan mu Albert, aku tetap lah aku, tidak ada yang berubah dari ku," sahut Mastany dengan sikap setenang mungkin.
"Mungkin kau benar," ucap Albert namun masih dengan tatapan penuh tanda tanya ke arah Mastany.
Sesekali ia merasa, hubungan rumah tangga nya tak berjalan sesuai dengan apa yang ia inginkan.
Semakin lama, sikap Mastany seperti orang lain di mata Albert.
Tak ada sikap manja atau semacam nya yang selayak nya seorang istri lakukan saat bersama dengan suami nya.
"Hanny, apa kau ada masalah?," tanya Albert seketika membuat selera makan Mastany hilang.
"Masalah satu satu nya di sini adalah, kau tidak menepati janji mu sampai kini, bahkan sampai kita memiliki seorang putra," seru Mastany sembari menatap tajam ke arah Albert.
"Apa ini masih tentang Kastil ini?," seru Albert berdecak pelan, ia tak habis pikir sang istri begitu ngotot memiliki Kastil itu yang sejati nya sudah milik mereka berdua.
"Janji tetap lah janji Albert!," seru Mastany sembari menggebrak meja makan.
Membuat para pelayan yang melayani waktu sarapan mereka segera memilih masuk kembali ke dalam dapur.
"Berani kau menggebrak meja di depan ku!," sentak Albert sembari reflek menarik rambut bergelombang Mastany.
Namun, tak ada kata maaf atau pun permohonan ampun agar Albert mau melepaskan tarikan nya, Mastany malah tersenyum seakan menghina sang suami.
"Jadi seperti ini sikap lelaki yang aku pilih jadi suami," ucap Mastany membuat Albert semakin marah.
Karna kemarahan itu, Albert sampai mengobrak abrik semua yang ada di meja makan sembari mengeluarkan bermacam kata kata kotor ke arah Mastany.
"Jika aku tahu rumah tangga ku akan seperti ini, kau pikir aku mau menikahi mu, hem!. Lebih baik aku mencari Petra yang telah aku cintai sebelum dirimu!, setidak nya dia lebih menghargai ku dari pada diri mu!," sentak Albert membuat Mastany begitu tak terima.
"Tarik kembali ucapan mu itu!," seru Mastany sembari mengepal kedua tangan nya.
Ia begitu tak suka nama Petra di sebut lagi di hadapan nya, terlebih ia dengan sengaja di banding banding kan dengan sosok musuh besar nya itu.
"Kenapa?, ucapan ku benar bukan!, kau tidak ada apa apa nya di banding diri nya!, kau hanya gadis rendahan yang bersembunyi di balik wajah cantik mu itu," seru Albert dengan tatapan yang begitu menakutkan.
"Baiklah kalau kau lebih menyukai nya dari pada aku!, cari saja dia sampai ketemu, dan aku bisa pastikan sampai kapan pun kau tidak akan menemukan nya!," sentak Mastany membuat Albert tercengang.
"Apa kau ada hubungan nya tentang hilang nya Petra?, jawab aku!," sentak Albert naik pitan.
"Sudah ku bilang jangan pernah sebut nama nya lagi!," sentak Mastany sembari berlari menuju kamar sang putra.
"Hei!, pembicaraan kita belum selesai!," seru Albert terus berlari mengejar Mastany.
Saat Albert telah sampai di kamar sang putra.
Mastany sudah terlihat mendekap erat sang putra, dan begitu jelas terlihat bahwa Mastany berniat pergi dari sana membawa sang putra bersama nya.
Mastany berharap, dengan gertakan nya itu Albert akan dengan mudah menulis nama nya di atas surat kuasa Kastil nya.
"Apa yang kau lakukan?, jangan coba coba," ucap Albert menghadang jalan Mastany.
"Aku dan putra ku akan pergi dari sini," sahut Mastany membuat Albert tertawa.
Tawa itu seketika membuat Mastany terkejut.
Pasal nya sikap yang di tunjukkan Albert tak sesuai dengan harapan nya.
"Silahkan kalau kau bisa," ucap Albert sembari menjentikkan jari nya beberapa kali.
Dan tak lama dari itu, para pengawal Albert yang bertubuh kekar sudah ada di sana dan menutup jalan keluar satu satu nya untuk Mastany.
"Kini yang utama bagi ku adalah putra ku. Dan kau?, hanya sampah bagi ku sekarang," ucap Albert membuat Mastany tersentak dan lemas seketika.
tapi apapun itu, ceritamu keren thor.