Aneh bukan? Tapi kembali lagi, hati manusia tidak bisa dipaksakan. Karena cinta merupakan keikhlasan, tak ada paksaan atau pun pelampiasan. Semuanya murni dari kesucian hati yang paling dalam.
Kita tidak bisa menentukan kepada siapa hati ini akan berlabuh. Semua terjadi dengan sendirinya, namun tetap dalam kendali Sang Pencipta.
Ada saatnya berjuang dan diperjuangkan. Tugas kita hanyalah memantaskan diri sesuai dengan apa yang diharapkan, karena jodoh merupakan cerminan diri. Namun, jika harapan tidak sesuai dengan kenyataan, maka yakin itulah yang terbaik. Bisa jadi, jalan kita menuju kebahagiaan yang hakiki.
Pencipta maha tahu, apa yang sebenarnya lebih kita butuhkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AAH♥️, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ainun 26
Kediaman Bara
Malam hari, Bara dan Danish duduk di balkon kamar dengan ditemani 2 cangkir kopi yang terletak di depan mereka masing-masing. Terang purnama menyinari wajah tampan nan berkharisma 2 pria arjuna itu.
Angin malam berhembus begitu sejuknya mengantarkan cerita keseharian mereka belakangan ini. 2 sahabat bagaikan saudara itu saling mengungkapkan isi hati satu sama lain.
"Bar ... entah kenapa, belakangan ini aku selalu kepikiran seseorang," kata Danish berbicara sembari menengadah melihat langit. Tangannya saling bertautan.
Bara tersenyum menatap sahabatnya. "Mungkin kita merasakan hal yang sama ..."
"Wow!" dengan segera menolehkan pandangan dan menegakkan duduknya. "Bukankah itu suatu keajaiban?"
Tatapan 2 pria itu bertemu, mereka saling melempar kekehan satu sama lain. Siapa sangka, hati batu yang dimiliki Bara dan Danish mampu diretakkan oleh pujaan mereka. Dalam waktu yang bersamaan keduanya merasakan benih-benih cinta yang tumbuh di hati.
"Apakah itu, Friska?" Tanya Bara dengan rasa ingin tahunya.
Danish menggeleng sembari mengangkat cangkir kopi dan menyeruputnya.
"Lalu siapa?" ucap Bara dengan alis yang terangkat.
"Aku belum bisa memberitahunya sekarang." Dengan meletakkan kembali cangkir kopi tersebut. "Aku akan meyakinkan perasaanku terlebih dahulu."
"Bagaimana dengan Friska? Bukankah dia menyimpan rasa kepadamu. Bahkan, tante juga menginginkan hal itu," ucap Bara yang semakin tidak mengerti sahabatnya.
"Itulah yang sedang aku pikirkan sekarang. Bunda sangat menginginkan diriku berdampingan dengan Friska." Danish menghentikan kata-katanya dan menghembuskan napas panjang, "Huufff ... aku tidak punya rasa terhadap wanita itu," lirihnya.
Menaklukkan pekerjaan bagiku mudah. Tapi masalah hati itu butuh perjuangan, batin Danish.
Bara menganggukkan kepala. Dia mengerti apa yang dirasakan sahabatnya. Yah, dia juga tahu bahwa hati manusia tidak bisa dipaksakan. Meskipun sangat dekat tapi untuk masalah ini dia tidak bisa membantu apa-apa. Dia hanya mampu mendo'akan yang terbaik untuk sahabatnya. Hening sejenak, tenggelam dalam pikiran masing-masing. Hingga Danish berusaha memecahkan.
"Lalu, kamu siapa?" Danish melempar pertanyaan balik pada Bara. Pria itu juga mengungkapkan keingin tahuannya.
Bara tersenyum mendengar pertanyaan Danish dengan memfokuskan pandangannya pada purnama yang bersinar. Entah kenapa, mengingat wajah dari pujaannya membuat hatinya berbunga. Ada rindu yang selalu hadir disetiap untaian namanya. Sinar mata dan senyumannya selalu terbayang di pikirannya.
"Dewi." Nama yang selalu membuatnya ingin berjumpa. Nama yang selalu membuatnya tersenyum dan melupakan bebannya. Dialah Sang Dewi yang bersemayam dan bertahta di hati Anugerah Barak Pratama.
"Apakah kau sungguh menginginkannya?" Melihat ekspresi sahabatnya, Danish mencoba bertanya kembali.
Senyum Bara tidak pernah luntur dari wajah. "Besar keinginanku hingga aku tidak bisa mengungkapkannya. Dialah wanita pertama yang mampu memberi jejak di hatiku ini." Namun rasa ragu tiba-tiba menghujam hatinya. Dia mengangkat cangkir kopi dan berkata, "Apakah dia mau menerima pria biasa ini?" Sembari menyeruput kopinya.
Melihat keseriusan dari sahabatnya, Danish sangat yakin bahwa wanita yang dibicarakan Bara adalah salah satu jajaran wanita istimewa yang ada di dunia ini. Danish tidak pernah melihat keseriusan sahabatnya saat membicarakan makhluk yang bernama wanita. Bahkan menyebut namanya pun, sinar matanya menyiratkan kesungguhan yang sangat dalam.
Seiring dengan pemikirannya, rasa ingin tahua Danish pun semakin bertambah. Siapakah sosok Dewi yang dimaksud itu? Wanita istimewa yang telah berhasil meluluh lantahkan perasaan sahabatnya.
.
.
.
.
.
Lalu wanita yang mampu meluluhkan hati seorang Danish Lakshana Yusuf? Hayoo😁
Terima kasih banyak kepada Readersku yang masih setia dengan Novel AINUN 🤗 semoga semuanya dalam keadaan sehat wal Afiat 😇
Jangan lupa tinggalkan jejak like Comment dan VOTE 😉
AINUN yakin bahwa readersnya adalah orang yang baik dan pastinya pengertian 🤗
Salam
AAH♥️
trnyata lutfii orang nyaa