Anderson Gif seorang CEO di perusahaan raksasa bernama G'Group. Siapapun sangat tau kalau dia adalah penikmat cinta diatas ranjang. Tak ayal membuat mereka memakai cara licik hanya untuk bisnis dengan mengorbankan putri-putri mereka menjadi mainan Anderson.
Kira-kira ada yang bisa ngerubah sifat Anderson tidak ya? Simak disini yuk 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeNickname, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria bajingan
Ziva benar-benar hancur. Tubuhnya sudah kotor, dua kali dia dilecehkan oleh orang yang sama.
Tatapan matanya kosong, satu tangannya mencengkram kuat selimut tebal yang menutupi tubuh polosnya. Air matanya tidak berhenti mengalir. Dia mengutuk dirinya sendiri yang tidak dapat melawan.
Ziva turun dari ranjang, tujuannya adalah balkon dengan menyeret kakinya yang sudah tidak bertenaga lagi. Dan perih diantara kedua pangkal pahanya. Ziva susah payah untuk sampai disana.
Ziva terduduk sembari memegang pagar balkon. Lalu menutup matanya untuk menikmati semilir angin malam ini yang terasa sangat dingin.
"Awalnya aku tidak ingin mati sia-sia. Tapi sekarang untuk apa lagi aku hidup" lirihnya terdengar sangat pedih.
Kehidupannya tidak lagi berarti apa-apa. Mau bagaimanapun dia tidak bisa terlepas dari pria bajingan itu, dia sudah terlanjur berada di dalam sangkar emas ini. Tidak akan pernah ada kesempatan untuk pergi dari sana.
Semuanya tidak akan kembali ke semula.
Dengan sisa-sisa tenaganya Ziva mencoba berdiri, wanita itu tidak memberhentikan tangisannya. Tangisan yang terdengar sangat memilukan.
"Ayah..Ibu..aku akan menyusul kalian" ucapnya untuk yang terakhir kalinya, kemudian melepaskan pegangan tangannya dan menjatuhkan dirinya.
"Apa kau bodoh!!!" teriak Ander tidak habis pikir, untung saja dia berhasil menangkap tubuh langsing Ziva dengan badan kekarnya sebelum melayang ke bawah.
"Lepaskan aku bajingan, aku ingin mati!"
"Jangan harap kau bisa pergi dari kehidupanku sialan!"
Tak menghiraukan Ziva yang masih memberontak, Ander segera membawa Ziva masuk dan tidak lupa dia mengunci pintu balkon.
Kali ini Ander mengurung Ziva di dalam kamar sebelum itu dia memastikan tidak ada barang yang bisa membahayakan wanita itu.
Ander pergi tanpa sepatah katapun, meninggalkan Ziva yang masih menangis histeris.
"Rey, kirimkan pelayan wanita ke apartemen Ziva sekarang juga!" ucapnya memalui panggilan telepon, tanpa mendengarkan jawaban Rey terlebih dahulu. Ander sudah memutuskan panggilannya secara sepihak.
Dia marah, karena harga dirinya seperti di injak-injak oleh Ziva. Ini yang pertama dan terakhir kalinya ada orang yang berani menamparnya. Dia semakin marah, ketika wanita itu juga dengan beraninya ingin mengakhiri hidupnya.
Ander membuka pintu apartemen dengan sedikit kasar. Membuat si botak kembar yang selalu berjaga 24 jam itu melongo.
"Sebentar lagi akan ada pelayan yang datang kesini, ijinkan dia masuk dan bilang padanya agar mengurus wanita itu dengan baik. Jauhkan dia dari benda-benda yang dapat menyakiti dirinya sendiri. Wanita itu ada di dalam kamar" pesannya pada kedua pengawalnya ini. Tanpa menunggu jawaban, Ander bergegas pergi dari sana.
Beberapa menit kemudian..
Benar saja, seorang wanita paru baya dengan seragam pelayan datang kesana dengan nafas yang terengah-engah. Dia menatap kedua pengawal yang berjaga disana "Saya pelayan yang dikirimkan oleh Tuan Rey" lapornya.
Si botak mengangguk mengerti dia membukakan pintu apartemen. Namun sebelum wanita paru baya itu benar-benar masuk mereka menyampaikan pesan Ander terlebih dahulu.
Masih terdengar suara isak pilu dari dalam kamar. Wanita paru baya itu membuka pintu dengan kunci yang menggantung disana.
Terlihat seorang wanita yang memakai baju dan rambut acak-acakan sedang meringkuk dan menangis. Wanita paru baya itu mendekat, lalu meraih punggung Ziva dengan pelan.
Membuat Ziva berhenti dari tangisnya dan menoleh pada sang pemilik tangan.
"Nona, perkenalkan saya Sumi pelayan yang akan menemani anda disini"
Ziva menatap wanita paru baya itu dalam lalu bergumam lirih " Apa aku akan tetap berada disini?"