Aku akan kuat dengan caraku sendiri, tanpa menggangu yang lemah dan mengemis kepada yang kuat.
Siapa yang berani melawanku, maka aku tidak segan untuk membunuhnya, siapa yang berani menghalangiku, maka aku tidak segan untuk membunuhnya, siapa yang berani mengusikku, maka aku tidak segan untuk membunuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mhanks, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tunjukkan kepadaku
“Kau sepertinya terlalu santai, apa kau tidak sadar bahwa ada aku disini?” Tanya Zeno penasaran.
“Aku santai bukan berarti aku membiarkanmu masuk nak, aku hanya ingin tahu apakah penyusup sepertimu takut kepadaku?” Suara beast tersebut sangat menggema seakan akan beast tersebut memang sangat gagah.
“Sepertinya kau tidak tau aku. Akulah Ilohu, beast milik pendiri negara yang masih hidup.” Sambungnya
“Kau tahu sendiri bukan? Aku tepat berdiri di hadapanmu, berbicara denganmu, dan aku tidak akan pernah takut kepadamu.” Kata Zeno dengan berani.
Ilohu mengerutkan dahinya, sepertinya dia terbawa emosi dengan perkataan Zeno walaupun Zeno sendiri juga tidak terlalu mengeluarkan kalimat yang begitu merendahkan. Tanpa berpikir panjang, Ilohu mendaratkan sebuah pukulan kepada Zeno, tetapi untung saja Zeno berhasil melompat dan menghindari pukulan tersebut.
Di sisi lain, suasana juga gelap dan hanya memperlihatkan bulan yang bersinar, sehingga membuat Zeno bisa melihat dalam kegelapan walaupun remang-remang. Itu lebih baik daripada suasana terlalu gelap sehingga Zeno tisak bisa melihat sepenuhnya.
Kiba yang melihat itu memperlihatkan taringnya yang begitu tajam dan bersiap menyerang Ilohu, akan tetapi Zeno mencegahnya karena ada sesuatu hal yang tak ingin terjadi. Zeno kemudian berlari ke arah dasar jurang sebelah kirinya dengan berteriak memanggil Kiba.
“Pengecut...!” Teriak Ilohu.
Zeno segera melompat ke arah jurang tersebut dengan berani, diikuti dengan Kiba. Selain itu juga, Ilohu yang berada di belakangnya mengejar Zeno yang terjun ke arah jurang. Zeno kemudian menoleh ke atas dan melihat Kiba terjun, dan juga diatas Kiba terlihat Ilohu juga ikut terjun yang membuat Zeno tersenyum lebar dan semakin bersemangat.
Tepat hampir di dasar jurang, Kiba yang meluncur dengan cepat langsung berada dibawah Zeno. Zeno memang berharap seperti itu, dia memposisikan tubuhnya agar bisa menumpangi Kiba dengan sempurna.
Kiba yang sudah menjadi tunggangan bagi Zeno mendarat dengan sempurna di dasar jurang, Zeno yang sudah menyadari hal tersebut mengatakan. “Berlarilah menjauhi tebing ini.”
KIba menangguk, dia kemudian berlari dengan menjadi tunggangan Zeno untuk menjauhi dinding jurang tersebut, lagipula diatas mereka terdapat Ilohu yang meluncur cepat yang akan menghantam dasar jurang.
“Buum..!” Suara ledakan menandakan sesuatu yang menghantam tanah begitu keras, nampak cekungan permukaan tanah dengan Ilohu yang masih sehat di atasnya. Beruntung Kiba dan Zeno sudah menjauhi tempat tersebut atau tidak mereka akan terkena dampak dari ledakan tersebut.
“Cukup, berhenti disini.” Perintah Zeno kepada Kiba.
Kiba pun menghentikan lajunya sesuai apa yang diperintahkan tuannya, tetapi Kiba masih mempertanyakan suatu hal, kenapa tuannya tidak melawan Ilohu di atas jurang tadi. Kemudian demi menghilangkan rasa pertanyaan tersebut, Kiba menanyakan kepada Zeno. “Tuan, kenapa kita repot-repot untuk menjauhi tebing jurang.”
“Aku hanya tidak ingin keluarga Fang mengetahui, lagipula akan lebih leluasa untuk bertarung disini daripada di atas jurang.” Kata Zeno tersenyum sembari mengangkat pedangnya.
Zeno pun melompat dari badan Kiba dan mengeluarkan sebuah teknik. “ Angin: tebasan angin tak terlihat, tahap pertama.”
Sebuah energi angin tak terlihat mengarah ke arah Ilohu yang bertepatan datang, tetapi sepertinya Ilohu menyadari keberadaan energi itu, sehingga dia membenturkan kedua telapak tangannya dan mengakibatkan air keluar dari tanah dengan sangat deras.
Air tersebut mungkin sangat tebal sehingga energi angin Zeno hanya bisa membuat pecah hampir setengah ketebalan air tersebut. Mungkin apabila Zeno meningkatkan teknik pedang tersebut ke tahap dua akan bisa memberi efek kepada Ilohu dibelakangnya.
“Sepertinya kau benar-benar penyusup, tempat ini tidak seharusnya bagi elementalist angin, apalagi elementalist angin lemah sepertimu.” Kata Ilohu dengan sangat dingin.
“Tunjukkan padaku bahwa kau memang benar-benar beast air milik pendiri negara.” Jawab Zeno dengan dingin juga.
Ilohu hanya tersenyum karena dia tidak menyangka bahwa seorang anak yang ada di hadapannya sedang menantangnya. Tetapi Ilohu menerima tantangan itu, dia kembali memukulkan kedua tangannya ke tanah dengan sangat keras.
Beberapa Air menyembur dan keluar dari tanah dengan sangat deras, beberapa semburan tersebut keluar secara tiba-tiba dan sangat membahayakan apabila tanah yang dipijak seseorang menyemburkan air yang begitu deras.
Kiba dan Zeno harus berhati-hati dalam memijak tanah, dia belum tahu apakah tanah yang diinjaknya menyemburkan air atau justru saat dia berpindah tempat, air akan menyembur dari tanah yang baru di pijaknya.
Tepat di tanah yang Zeno pijak, Zeno merasakan aliran air yang begitu deras akan menyembur, hingga saat air itu menyembur, Zeno berhasil menghindarinya dengan cukup baik. Berbeda dengan Kiba, dia sepertinya tidak dapat merasakan semburan air yang akan datang, tetapi dia sangat gesit untuk menghindar apabila air tiba-tiba keluar.
Zeno kemudian berlari ke arah Ilohu dengan melewati beberapa semburan air, tetapi dia juga dapat menggunakan insting agar tanah yang ia pijak tidak mengeluarkan air. Karena sepertinya teknik Ilohu tidak beraturan dan tidak mengarah kepada target.
Selain itu, dengan banyaknya semburan air, Zeno bisa melihat dengan jelas karena banyaknya semburan air tersebut membuat rembulan dipantulkan dengan banyak, sehingga Zeno tidak akan kesulitan untuk bertarung dengan Ilohu saat ini.
Tepat akan berada di hadapan Ilohu, Zeno mengangkat pedang dan melompat ke arah Ilohu. Tetapi nasib buruk berpihak kepada Zeno. Air yang berada dibawah Zeno menyembur ke atas sehingga persentase Zeno untuk menghindar sangat rendah. Hal tersebut membuat Ilohu tersenyum lebar dan berkata. “Kau sangat ceroboh.”
Nasib buruk memang berpihak kepada Zeno, tetapi bukan berarti Zeno tidak bisa melawan nasib buruk tersebut. Pedang yang semula dia arahkan kepada Ilohu kini dengan cepat dia tebaskan kebawah tepat air tersebut menyembur.
Alhasil, semburan air tersebut terbelah menjadi dua dan melewati Zeno yang berada di tengahnya. Beruntung Zeno bisa tenang saat menghadapi krisis, selain itu beruntung juga pedang yang ia gunakan tidak patah karena derasnya semburan tersebut.
Andaikata Zeno lengah, bisa saja Zeno bisa terlempar jauh ke atas karena tekanan semburan air yang begitu kuat. “Teknik yang juga mengerikan.” Batinnya dalam hati.
Zeno yang berhasil menghindar tersebut kemudian menghunuskan pedangnya ke arah Ilohu. Tetapi Ilohu begitu baik dalam bertarung, Ilohu saat itu mengeluarkan sebuah air di tangan kananya dan membenturkan hunusan pedang Zeno ke atas. Beruntung Zeno memegang pedangnya dengan begitu erat, sehingga pedang yang ia pegang tidak terlempar saat terkena benturan teknik milik Ilohu.
Saat ini Kiba tidak hanya melihat pertarungan dari tuannya dan Ilohu, diam-diam Kiba bergerak di belakang Ilohu dan menyerangnya saat ia lengah. Tetapi Ilohu begitu waspada, dia berbalik ke belakang dan memukulkan tangan yang masih mengeluarkan air kearah perut Kiba.
Untung saja Kiba bisa bergerak secepat angin, sehingga ia sekarang kembali membelakangi Ilohu dan menyerangnya dari belakang serta begitu juga dengan Zeno yang kembali mengangkat pedangnya.