Penderitaan yang di alami Lara di masa lalu membuatnya mendekap dalam penjara, namun beruntungnya Lara memiliki seorang kakak tiri yang tegas namun baik hati, akankah Lara jatuh hati pada kakak tirinya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon weta anjelina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 24
Wendi membawa Lara pergi dari rumah itu sementara Ibu Lidya tidak memperdulikan keadaan mereka sama sekali
Sudah lima jam perjalanan akhirnya mereka keluar juga dari desa tempat tinggalnya itu, di perjalanan tubuh Lara begitu lemas, kakinya begitu sakit sehingga dia tidak sangup lagi untuk berjalan
"Kak kita harus kemana kak!" Ujar Lara tiba-tiba
"Dengar Lara, kita akan hidup serba kesusahan saat ini, kau sebagai istriku bertahanlah, kita akan segera memiliki tempat tinggal!" Ujar Wendi sedikit datar
"Tapi kak, kaki Lara sakit Lara tidak sangup lagi untuk berjalan kak! Bisakah kita beristirahat sebentar!" Ujar Lara drngan sedikit memelas
Wendi yang melihat kaki Lara mengeluarkan darah, segera memopongnya dan mengajaknya untuk beristirahat di sebuah pohon yang cukup rimbun itu
"Kak sakit!"
Ujar Lara sedikit pelan namun tidak di jawab oleh Wendi, Wendi terus saja membersihkan tempat itu dan membuka jaket kulit yang tadi dia pakai lalu mengalaskan tanah itu dengan jaket miliknya
"Berbaring lah di sini! Aku akan pergi, jangan kemana-mana sebelum aku kembali!" Ujar Wendi kepada istrinya itu
Lara hanya menganguk pelan lalu memejamkan matanya, dan terlelap di bawah pohon rindang itu
Sementara Wendi berusaha mendapatkan uang untuk membeli air minum untuk istrinya itu, sudah lama Wendi mencari akal agar bisa menghasilkan uang, namun tidak kunjung menemukan caranya
"Ayolah pak, tolong bantu kami sekarang pak, kami membutuhkan bantuan bapak!" Ujar wanita paruh baya itu
"Tidak bisa Bu, sekarang aku sedang sibuk, bagaimana aku bisa membantu mu!" Ujar laki-laki separuh baya itu pula
"Mungkin ini kesempatanku untuk mendapatkan uang!"
Gumam Wendi sedikit pelan, bergegas Wendi menghampiri wanita separuh baya itu
"Ibu aku bisa melakukan pekerjaan itu, asalkan aku bisa mendapatkan uang sekarang!" Ujar Wendi dengan nafas enges-ngesan
Wanita paruh baya itu menatap Wendi secara detail mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki
"Apakah kau benar ingin melakukannya?" Ujar wanita itu ragu
"Iya Bu!" Jawab Wendi dengan mantap
"Tapi pekerjaan agak berat nanti bajumu jadi kotor!"
"Ooo iya, nga apa-apa kotor kok Bu, kan nanti bisa di cuci!" Ujar Wendi sedikit tersenyum
"Baiklah, bisa kau bantu Ibu untuk mengakat pupuk kandang itu ke belakang rumah soalnya Ibu mau memupuk tanaman Ibu di belakang rumah itu!" Ujar wanita itu sembari tersenyum pada Wendi
"Baiklah Bu!" Ujar Wendi sedikit tersenyum pula
Wendi berusaha mengangkat beban berat itu sekuat tenaganya demi mendapatkan uang untuk membeli air minum buat istrinya
Dengan sedikit lemas akhirnya Wendi bergasil mengangkat semua pupuk itu ke belakang rumah
"Terima kasih bayak ya nak, ini uang belanja untuk mu!" Ujar wanita itu menyodorkan dua lembar uang kertas dan berlalu kembali masuk kerumahnya
Wendi menghitung uang itu, dia mendapatkan uang dua puluh ribu, bergegas dia membeli air minum di salah satu warung di sana, tidak lupa pula Wendi membeli makanan dari sisa uang tersebut
Sementara Lara yang sedari tadi menunggu kedatangan Wendi begitu cemas, Lara pikir Wendi akan meninggalkannya sendirian di bawah pohon itu
Sudah dua Jam Lara sendirian menunggu Wendi disana, akhirnya Wendi datang juga dan membawa air dan nasi bungkus buat istrinya itu
"Minumlah dan makanlah biar ada tenaga!" Ujar Wendi dengan nada datar
"Tapi bagaimana kakak bisa mendapatkan ini, sementara kakak tidak punya,,!"
"Sudahlah makan saja, jangan banyak bicara!" Wendi menjawab dengan ketusnya
Lara bergegas meminum air itu sehingga menghabiskan setengah minuman itu, lalu Lara membuka bungkusan nasi itu dan berlahan mulai menyantapnya, sementara Wendi yang dari semalam belum makan berusaha menahan lapar demi kecukupun istrinya itu.