NovelToon NovelToon
Pesona Gadis Bayaran

Pesona Gadis Bayaran

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:47.8k
Nilai: 5
Nama Author: Net Profit

Bagi mata yang memandang hidup Runa begitu sempurna tapi bagi yang menjalani tak seindah yang terlihat.

Runa memilih kerja serabutan dan mempertahankan prinsipnya dari pada harus pulang dan menuruti permintaan orang tua.

"Nggak apa-apa kerja kayak gini, yang penting halal meskipun dikit. Siapa tau nanti tiba-tiba ada CEO yang nganterin ibunya berobat terus nikahin aku." Aruna Elvaretta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Net Profit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permintaan

Mengabaikan adiknya yang terus berteriak dari mobil, Qian memilih masuk ke rumah. Pikirnya menjelaskan ke mama Retno bisa mencengah kebohongan ini makin merembet kemana-mana, tujuannya hanya membuat Sandra berhenti mengejar dan itu sudah berhasil, mungkin.

"Runa nya mana Qian? Kok nggak masuk." baru sampai dapur saja sudah diberondong dengan pertanyaan.

"Runa udah aku anterin pulang ma." jawab Qian jujur.

"Kamu nggak baca chat mama? mama nyuruh kamu ajak Runa kesini loh." mama Retno terus berucap seraya menata hidangan di meja makan. "spesial buat Runa mama masak sendiri meskipun adek udah ngomel-ngomel ngelarang mama masak." lanjutnya.

Qian jadi tak enak hati mendengarnya. Tapi kebohongan ini tidak boleh terus belanjut, Runa tak akan setuju. Sedari tadi gadis itu sudah berulang kali memperingatkan soal hal ini.

"Mama bisa istirahat sebentar dulu nggak? ada harus aku jelasin ke mama." Qian menghampiri mama Retno dan membantu menyimpan piring yang sedang di tata.

"Tanggung ini bentar lagi selesai. Tunggu di sana." mama Retno menunjuk sofa tempat santai di ujung ruang makan yang biasa digunakan untuk santai menikmati kopi di pagi hari.

Qian patuh, ia duduk di sana sambil mengamati mamanya yang nampak begitu senang menyiapkan semua hidangan. Sejak sakit, rasanya baru kali ini mamanya terlihat begitu bahagia. Layaknya menemukan semangat baru dalam hidup, tak hanya memikirkan penyakitnya saja seperti hari-hari lalu.

"Apa aku lanjut bohong aja yah, demi kebaikan mama?" batin Qian.

Namun semenit kemudian Qian menggelengkan kepala, "nggak ada yang namanya berbohong demi kebaikan. Yang namanya bohong ya udah salah. Nggak baik!" kali ini batinnya benar-benar berperang antara harus jujur meski menyakitkan atau tetap membiarkan semua seperti ini demi melihat mama dan adiknya senang?

"Mau ngomong apa Qian?"

Ucapan mama Retno membuatnya kembali sadar.

"Aku mau minta maaf karena nggak jujur sama mama." Qian mengambil kedua tangan mama Retno dan menggenggamnya erat.

Mama Retno tersenyum teduh, "soal kamu sama Runa?"

"Iya, ma." Qian mengangguk.

Menghela nafas panjang, mama Retno melepas genggaman tangan putranya. Beralih menepuk pundak Qian. "mama nggak apa-apa meskipun tau dari Sandra."

"Mama ikut seneng. Runa, dia gadis yang baik. Cuma cara kamu bawa dia ke keluarga kita sedikit aneh. Kenapa harus pake acara pura-pura jadi perawat buat jagain mana? padahal dari awal sebelum kamu kenalin aja mama sama Mayra udah ketemu duluan. Waktu itu juga Runa nggak tau kalo mama sama Mayra keluarga kamu." lanjutnya panjang lebar.

"Ma, bukan itu maksud aku."

"Udah lah terlepas dari apa pun alasan kamu, mama sama Mayra nggak keberatan kamu pacaran sama Runa. Mama malah seneng banget. Papa juga udah mama kabarin, setuju banget. Meskipun kita nggak tau latar belakang Runa tapi sejauh ini dia anak yang baik, mandiri dan dewasa."

"Ma bukan itu,"

"Udah lah Qian nggak usah malu-malu udah ketahuan juga. Sekarang cepet telpon Runa, kita makan malam bareng." pungkas mama Retno.

Ck! Qian berdecak lirih. Mama Retno tak mau mendengar penjelasannya malah langsung mengambil kesimpulan sendiri. Kalo sudah seperti ini dirinya tak punya pilihan lain.

Qian mengikuti mamanya ke dapur, meski sudah ada asisten rumah tangga tetap saja mama nya itu tak mau berpangku tangan. Qian mengambil alih teflon yang sedang di cuci mama Retno, "biar aku aja, ma."

"Runa nya udah dihubungin?"

"Udah." jawab Qian, bohong.

"Gimana katanya bisa nggak?" tanya mama Retno, "kamu jemput aja biar cepet." lanjutnya.

"Runa lagi bantuin temennya ngerjain tugas kuliah ma, jadi nggak bisa. Lagian dia juga baru aja pulang main sama aku. Jadi lain kali aja ya ma." jawab Qian. Lagi-lagi ia berbohong, sedari tadi sama sekali tak menghubungi Runa.

"Janji yah?"

"Iya, mama. Lagi pula nggak janji juga mama tetep bakal ketemu Runa. Kan tiap selasa, jum'at sama sabtu mama selalu bareng Runa ke rumah sakit." jawab Qian.

"Oh iya, lupa. Habisnya udah nggak sabar pengen ketemu calon mantu."

Qian tertegun, "Buset udah dianggap calon mantu aja si Runa." batinnya.

"Sabar ma, Runa nya juga nggak bakal kemana-mana."

Malam itu mereka makan tanpa Runa, meski sepanjang makan malam selalu Runa, Runa dan Runa yang menjadi topik bahasan mama, papa hingga adiknya.

Selesai makan malam Qian bergegas pergi ke kampus untuk menemui Runa. Menjelaskan lewat telepon tak akan aman karena dari tadi Mayra terus menempel padanya seraya bertanya sejak kapan, dimana dan bagaimana bisa mereka jadian.

"Pasti mau nemuin kak Runa yah? adek ikut!" benar saja, baru keluar rumah Mayra sudah menghadangnya.

"Ayo kalo mau ikut ke rumah mba Gita. Ngurus kerjaan tadi tanggung jadi di bawa pulang." jawab Qian.

"Males ah. Kirain mau nemuin kak Runa." Mayra melengos masuk kembali ke rumah.

Qian langsung menuju kampus Runa, butuh waktu hampir satu jam untuk sampai disana. Qian menunggu di lantai satu dormitory yang dipenuhi kursi santai yang biasa digunakan penghuni dormitory untuk makan atau pun mengerjakan tugas kuliah. Di samping ruangan terdapat area food court.

Qian mengangkat tangannya kala melihat Runa baru saja turun tangga dengan piama tidur dan rambut yang dibiarkan tergerai. Meski tak ada make up sama sekali yang menempel tapi wajah gadis itu begitu cantik apa adanya.

Runa duduk di depan Qian, "Ada apa sih mas? dadakan banget mas kayak tahu bulat."

"Iya, maaf. Udah ngantuk yah?"

"Lumayan." jawab Runa. Biasanya jam segini belum ngantuk, tapi berhubung hari ini ia pontang panting kesana kemari rasanya sangat melelahkan.

"Penting banget yah sampe mas Qian kesini? padahal kan bisa lewat telpon aja mas." lanjutnya.

"Iya, lumayan penting. Kayaknya job kamu harus diperpanjang Runa."

"Kan emang mas Qian langganan rutin tiap hari selasa, jum'at sama sabtu kan? tenang aja, aku nggak ambil job di hari-hari itu." jawab Runa yang kemudian menutup mulutnya karena menguap.

"Bukan itu, Runa."

"Terus?" tanya Runa, perasaannya sudah tak enak, "jangan-jangan..." Runa menatap lekat ke arah Qian.

"Iya. Mama udah tau."

Jawaban Qian langsung membuyarkan kantuk Runa.

Hah! Runa menghembuskan nafas kasar, "udah aku duga." ucapnya lirih.

"Udah coba jelasin tapi mama nggak ngasih kesempatan malah langsung ngambil kesimpulan sendiri." Runa makin menghela nafas kasar mendengarnya.

"Bahkan mama masak banyak banget dan maksa kamu ikut makan malam. Aku mau jujur tapi nggak ada kesempatan."

"Mama juga kelihatan seneng banget pas tau kita pacaran, aku jadi nggak tega." jelas Qian.

"Terus sekarang gimana mas?"

"Ya mau gimana lagi, kita terusin aja pura-pura pacarannya. Setidaknya sampai mama sembuh." Qian memohon.

Runa terdiam, sampe sembuh? penyakitnya gagal ginjal stadium lima dan itu tidak bisa sembuh, harus cuci darah seumur hidup. Tapi masa iya dirinya harus terang-terangan menolak permintaan Qian dengan alasan penyakit mamanya tak bisa sembuh? tidak! itu terlalu kejam.

"Aku pikir-pikir dulu mas." jawab Runa lirih.

"Iya, makasih yah. Maaf udah ngerepotin." Qian mengeluarkan selembar cek kosong yang telah ditandatangani dan memberikannya pada Runa. "selesai misi kamu boleh isi berapa pun nominalnya." lanjutnya.

Runa mendorong kertas itu kembali ke depan Qian, "simpan aja dulu mas, kalo kayak gini aku ngerasa jadi gadis bayaran." tolaknya.

"Iya udah kalo nggak mau nerima, aku simpenin. Kamu pikirin baik-baik soal tadi yah, kalo udah ada keputusan kabarin aku." jawab Qian.

"Kalo kamu nggak mau bayaran uang, aku janji kalo suatu saat kamu butuh bantuan pasti aku bantuin selama aku bisa. Tapi tolong pura-pura jadi pacar aku sampe mama bener-bener sembuh." sekali lagi Qian memohon.

"Iya, mas. Aku pikir-pikir dulu." jawab Runa hingga akhirnya ia mengantar Qian sampai teras. Memastikan laki-laki itu pergi dari dormitory kemudian kembali ke kamarnya.

"HP lo geter terus dari tadi tuh." ucap Hera begitu ia tiba di kamar.

Runa meraih ponselnya, banyak panggilan vidio yang tak terjawab, dari Mayra.

Kak Qian udah pulang, dek. Maaf nggak keangkat tadi kakak di bawah.

Dikirimnya pesan itu pada Mayra, tak lama ada panggilan masuk dari gadis itu. Runa tertawa mendengar ocehan Mayra yang mengadu ingin ikut menemui dirinya tapi dibohongi oleh sang kakak.

"Iya marahin aja kak Qian nanti kalo sampe rumah yah." ucapnya sebelum akhirnya menutup telepon. Ternyata berbicang dengan Mayra memang selalu seseru itu.

Runa beralih membuka satu persatu chat masuk, diantara chat menanyakan jasa baru kali ini ada chat dari ayahnya.

Jangan lama-lama ngambeknya. Semua yang mama mau itu demi kebaikan kamu. Kalo kamu nggak mau dijodohin sama pilihan mama nggak apa-apa, tapi harus pulang bawa jodoh pilihan kamu sendiri. Papa selalu dukung keputusan terbaik kamu.

Runa menghela nafas panjang, kenapa semua orang begitu meributkan soal jodoh akhir-akhir ini? dirinya masih muda, masih ingin bebas. "Ribet amat sih hidup gue." batin Runa.

1
marie_shitie💤💤
semoga KK sehat y ka,aku menunggu mu
Net Profit: hai kak alhamdulillah aku sehat
cuma lagi sibuk aja, tapi selalu aku usahain up kok kalo keburu
total 1 replies
marie_shitie💤💤
KK km kmna,,,, judul ny buntu tp KK g update LG... huhuhu
Net Profit: ada ini kak, cuma up nya lagi nggak rutin.
total 1 replies
💥💚 Sany ❤💕
Saking banyaknya kejutan sampe2, gak bisa mikir lagi ya Qi 😂😂😂😂
💥💚 Sany ❤💕
kali ini aku dukung ortu kalian, lebih cepat lebih baik 🤣🤣🤣🤣🤣
💥💚 Sany ❤💕
Ternyata ortu Runa gak kalah heboh dari ortu Qian. sama2 ngebet pingin mantu 😁😁. Cuma ortu Runa punya power gak main2
💥💚 Sany ❤💕
Otak Qian tiba-tiba blank nerima kenyataan 😂😂😂. Pasti syok ya Qi, dapat calon anaknya sultan
💥💚 Sany ❤💕
Belom Thoor, makin seru ne. Kapan lagi coba Qian dibuat ketar ketir gak jelas. Pokoknya seneng dech. 😁😁
💥💚 Sany ❤💕
Terlalu banyak asumsi karena minim komunikasi n informasi, beginilah Qian
💥💚 Sany ❤💕
Nah kan makin kesini makin kesana. Jadi salah pahamnya makin melebar, ayo jelasin Run, kasian juga tu si Qian sampe mikir masa depan lagi 😅😅
💥💚 Sany ❤💕
😂😂 ternyata papa selalu di depan kalo urusan anak
Linda Ayu Tong-Tong
thor....kok blm update²
Net Profit: up nih sekarang. maaf yah nggak rutin, lagi banyak kegiatan
total 1 replies
Silvie Dpurple
kemanakah thor?
Net Profit: lagi banyak kegiatan kak, jadi up santai kalo sempet. tapi selalu aku usahain
total 1 replies
*Septi*
mohon maaf yah.. harapan anda nggak akan di kabulin 🤣
*Septi*
mulut ngunyah otak berkelana🤣🤣🤭
Nugroho
g sah pake mikir lgi Qian...
langsung halalin neng Runa az
Nugroho: semangat kak Net
total 1 replies
Dwisya Aurizra
aku malah suka😅
Dwisya Aurizra
masuk perangkap yg kalian ciptakan sendiri,,, yuhuuu
Dwisya Aurizra
wuiihh udah mama papa aja nih 😅
Dwisya Aurizra
jangan pingsan disini mas berat ngangkat nya 🤣🤣
Dwisya Aurizra
eeehh jgn pergi dulu, kamu salah paham, kamu yg salah aku yg paham🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!