Stella yang anak konglomerat hanya berpura-pura miskin di hadapan mertuanya. Dia menikah dengan Soni,yang merupakan karyawan swasta di sebuah bank ternama yang ternyata punya Stella sendiri. Tetapi Soni tidak tahu kalau bank itu milik mertuanya.
Semenjak Stella menikah dengan Soni,mertuanya mengira dia anak orang biasa. Dan di rumah dia di suruh kerja layaknya pembantu.
Kalau ada kesalahan sedikit dia di marahin dan di maki sama ibu mertuanya sendiri. Stella dan Soni sudah empat tahun menikah dan mempunyai putri yang sangat cantik. Sebenarnya Stella sudah capek hidup di rumah mertuanya seperti di neraka. Tetapi demi anak dia bertahan sampai akhirnya dia jenuh.
Akankah rumah tangga Soni dan Stella akan bertahan. Atau Stella memutuskan untuk bercerai dari Soni?
Ini hanya ringkasan cerita saja ya. Untuk selengkapnya silahkan di baca per bab nya ya. Terima Kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LC, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Setelah Gaby pergi akhirnya yang lain pada bubar.
Ririn sudah menemukan sepatu yang cocok dan memberikan kepada pramuniaga. Sedangkan Stella masih tetap memilih sepatu dan mencobanya. Ririn menemani Stella mencoba sepatu sambil membahas kejadian tadi.
"Ih,ada ya orang kayak gitu. Sombong dan sok kuasa. Loe yang anak konglomerat saja tidak menunjukkan kekuasaannya",omel Ririn dengan emosi.
"Sudah Rin. Biarin saja orang kayak gitu nanti juga kena karmanya sendiri."
"Iya juga ya. Oh ya dari mana loe tahu dia seorang sugar baby",tanya Ririn penasaran.
"Dari Rico. Waktu gue masih di Palembang,pas gue ribut sama mantan mertua di mall ada Gaby sambil menggandeng lengan Soni. Gue suruh Celia foto Gaby secara diam-diam. Dan sehari sebelum gue berangkat ke sini,gue suruh Rico menyelidiki Gaby secara diam-diam. Dan hasilnya bikin gue shock. Gue sudah menyimpan data pribadinya,kalo dia berani ganggu keluarga gue,akan gue tunjukan hasilnya ke Soni dan sosmed."
"Keren...keren..bagus,kalo dia ganggu lagi lebih baik hasilnya sebarkan ke sosmed. Biar dia malu tuch. Mentang-mentang jadi sugar baby seorang anggota DPRD tapi sombongnya minta ampun",ucap Ririn dengan menggebu-gebu.
"Sudah yuk kita bayar. Setelah itu kita ke toko baju. Dan terakhir kita makan di restoran seafood saja di luar mall. Gue pengen makan makanan seafood",ucap Stella.
Ririn mengangguk. Dan akhirnya Stella membayar sepatunya sendiri dan Ririn.
"Kok loe bayarin gue sich. Biarin aja gue bayar sendiri",protes Ririn.
"Ya ampun,gue bayarin aja loe protes. Kita jarang ketemu,sesekali lah gue bayarin loe. Udh nggak usah protes. Ayo kita ke toko baju. Kita liat-liat baju,ajak Stella.
Stella menggandeng tangan Ririn.
Setelah itu mereka ke toko baju buat melihat-lihat saja. Jika ada yang disukai maka mereka akan membelinya. Sekalian Stella membeli baju buat Celia juga. Tetapi akhirnya Stella membeli lumayan banyak baju dan celana. Setelah selesai berbelanja,mereka keluar dari mall dan menuju ke restoran seafood.
Pada pagi harinya setelah semalem bertemu Stella dan temannya,sebelum berangkat kerja Gaby ke rumah orang tua Soni. Dia akan mengadu kepada Ana jika dia melihat Stella di mall.
Sebelum ke rumah Ana,Gaby menelepon Ana jika dia mau ke rumah. Dan Ana menyambutnya dengan senang hati.
Sesampai di rumah Ana,Gaby memarkirkan mobilnya di depan rumah Ana dan Ana langsung membuka pintu pagar. Dia menyuruh Gaby masuk dan duduk di teras rumah.
"Ada apa Gaby,tumben kamu pagi-pagi sudah ke rumah?"tanya Ana.
"Aku hanya mau kasih tahu Tante jika Stella masih di Palembang. Aku tidak tahu dia tinggal di mana. Tetapi semalam aku bertemu dia di mall. Aku sempat ribut sama dia dan temannya. Dia maki-maki aku Tante. Dia bilang aku jalang. Dia bilang aku simpanan om-om. Padahal aku tidak begitu. Aku kan wanita yang terhormat,Tante. Padahal dia sendiri simpanan om-om",Gaby memutar balikan fakta.
"Kurang ajar dia. Ternyata dia lari dari rumah karena dia tinggal sama selingkuhannya. Tante akan telepon Soni dan menyuruh Soni menceraikan Stella dan meminta secepatnya buat menikahi kamu."
Gaby tersenyum licik. Mau saja Ana di bodohi Gaby.
Setelah mengadu kepada Ana dan berbincang sebentar,Gaby berpamitan kepada Ana dan pergi bekerja.
Masih di pagi hari sekitar jam sepuluhan,Stella sudah bersiap berangkat ke persidangan bersama pengacaranya. Kebetulan pagi tadi pengacara Stella yang suami istri sudah datang dan sekarang lagi di kamar hotel bersama Stella. Toh nanti setelah persidangan kelar,Stella langsung pindah ke rumah Ririn dan suami istri tersebut tinggal di kamar hotel Stella.
Kebetulan Stella sudah membayar kamar hotel selama tiga hari.
Stella dan kedua pengacaranya menaiki mobil yang sudah Stella pesan menuju ke pengadilan. Sesampainya di pengadilan mereka menunggu antrian. Kebetulan hari ini ada beberapa pasangan yang menjalani sidang perceraian.
Di saat sedang menunggu tiba-riba telepon Stella berdering. Yang menelepon adalah maminya.
"Hallo sayang",sapa Lucy.
"Hallo mi",jawab Stella
"Gimana sidang perceraiannya,lancar kah?",tanya Lucy sang mami.
"Lagi nunggu antrian,mi. Mudah-mudahan tidak lama menunggunya."
"Oh ya sudah. Kalo sudah selesai sidang,kasih tahu mami ya."
"Baik mi. Oh ya mi,waktu kemarin malam aku ketemu sama ulet Keket."
Mami Lucy bingung.
"Siapa yang kamu maksud ulet Keket,nak."
"Itu Loch mi,cewek yang mau di jodohkan sama Soni. Tapi sayang Soni nya tidak mau. Aku juga tidak setuju jika Celia mempunyai ibu tiri seperti mak lampir."
"Terus,dia maki-maki kamu ya",tanya sang mami.
"Ya gitu. Awalnya dia ribut sama Ririn. Setelah itu aku melihat keributan mereka. Pas aku liat yang ribut ulet Keket sama Ririn. Dia melihat aku langsung ngatain aku jalang. Padahal dia sendiri yang jalang. Jadi sugar baby anggota DPRD. Pantesan dia bisa membeli barang mewah",adu Stella dengan menggebu-gebu.
Kedua pengacara Stella hanya menahan senyum dan menggelengkan kepalanya mendengar kedua ibu dan anak itu sedang bergosip.
Ya sudah,kamu harus hati-hati. Suatu saat jika kamu masih Palembang pasti bisa ketemu mantan mertua kamu,peringat Lucy.
"Iya mi. Biarin aja kalo ketemu juga aku pura-pura tidak tahu. Jika dia maki+maki aku akan ku balas juga itu nenek galak."
"Ya sudah,mami tutup ya. Mami mau jemput Celia di sekolah. Sekalian mau makan di luar."
"Ok mi,bye mami."
"Bye sayang."
Stella menutup teleponnya. setelah itu mengobrol bersama kedua pengacaranya.
Sebenarnya mereka bukan pengacara Stella pribadi ya. Tapi pengacara keluarga. Kedua suami istri ini memang sudah lama bekerja sama dengan papinya Stella. Mungkin sekitar enam tahun kedua pengacara tersebut bekerja sebagai pengacara keluarga Leo.
Baru sebentar mengobrol,nama Stella di panggil dan mereka masuk ke ruang sidang. Setelah dua jam di dalam akhirnya mereka keluar dan Minggu depan sidang keputusan di bacakan.
"Ah,akhirnya cerai juga dan terbebas dari ibu mertua parasit",ucap Stella dalam hati.
Stella menghembuskan napas yang panjang dan menghirup udara setelah keluar dari ruang sidang. Hatinya begitu lega.
Stella memutuskan tinggal di Palembang sampai sidang benar-benar selesai dan surat cerainya keluar. Nanti di waktu dia pulang,surat tersebut dia kasih ke Soni buat tanda tangan.
"Mbak,kan keputusannya masih Minggu depan. Mbak dan mas boleh pulang. Minggu depan ke sini lagi ya",ucap Stella kepada kedua pengacara tersebut.
"Baiklah. Besok pagi kita pulang ya. Karena lusa masih harus sidang di jakarta."
"Baiklah mas. Kamar hotelnya mas sama mbak tempati saja. Saya mungkin di Palembang agak lama sampai surat cerainya keluar."
"Ya sudah yuk mas,mbak. Kita pulang. Saya pesan dua taksi online. Satu mobil buat mbak sama mas. Terserah kalian mau ke mana. Dan satu mobil buat saya karena saya harus ke cafe. Dan nanti kopernya saya ambil di hotel",ucap Stella kembali.
Mobil sudah datang dan sedang menunggu mereka berbincang.
"Baik Stella. Kalo begitu kita permisi."
mereka naik ke mobil masing-masing dan menuju ke tempat yang berbeda.
