NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Sebagai Putri Di Dunia Terkutuk

Reinkarnasi Sebagai Putri Di Dunia Terkutuk

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Iblis / Ruang Bawah Tanah dan Naga / Romansa Fantasi
Popularitas:689
Nilai: 5
Nama Author: Azurius07

Berkisah tentang seorang wanita yang terbangun sebagai karakter game yang pernah ia mainkan, Putri Verxina. Seorang putri Kerajaan yang terpaksa menjadi pemimpin pasukan yang memerangi Raja Iblis dan pasukannya. Verxina memiliki dua rekan yang bersamanya sejak dia masih kecil, yaitu Lukasz dan Maria.
Verxina sering dijuluki sebagai Putri Gila karena berbeda dengan para bangsawan gadis seusianya, ia memilih jalan hidupnya sebagai seorang pejuang. Bahkan tanpa penyelidikan yang mendalam, ia menyanggupi menjadi pemimpin pasukan pertahanan dari Monster dan Iblis yang nantinya akan menjadi jalan hidupnya.
Setelah menyelesaikan pertempuran pertamanya yang membuat korban jiwa dalam jumlah besar, dia bertemu dengan Ivory yang menyatakan sebagai dewa dari dunia ini dan meminta untuk Verxina dapat mencapai babak akhir tersembunyi dari dunia ini tentunya dengan sebuah imbalan. Verxina menyanggupinya dan meneruskan perjuangannya dalam mempertahankan dunia ini dari serangan pasukan Raja Iblis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azurius07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Benteng Terluar Amberwater (2)

“Apa isinya kalo boleh tahu?” tanyaku padanya.

“Aku senang kalian ingin mengetahuinya,” ucapnya membalasku.

“Satu peti berisi zirah, satu peti berisi perisai dan satu peti berisi ramuan. Tentukan pilihan kalian.”

“Atau kalian ingin melihat-lihat barang yang kujual disini,” tambahnya menunjukkan lapak yang tiba-tiba dimunculkan didepan kami.

Aku tidak bisa menutup mataku setelah melihat berbagai macam barang dengan tingkat sangat tinggi yang dijual olehnya, barang-barang yang dapat memudahkan kami semua dalam melawan monster yang ada. Apakah benar Dark ini adalah seorang Malaikat di kegelapan ini?

“Yang Mulia, lihatlah barang-barang menakjubkan ini!” ucap Maria saat melihat banyak ramuan langka dan mesin pembuat ramuan otomatis.

“Grimoire langka, jubah sihir yang ada di legenda! Barang-barang ini luar biasa Yang Mulia!” ucap Michelle saat melihat dagangan Dark.

“Aku tidak terlalu tahu barang bagus, tapi bukankah semuanya ini sangat bagus Senior Lukasz?” tanya Adeela melihat Lukasz yang memilih beberapa barang.

“Benar nona Adeela. Ini sebuah kesempatan yang tidak akan kita temui kembali,” balas Lukasz.

“Hei kalian semua, bukankah kita harus membuka petinya dulu? Baru memilih kalau mau membeli sesuatu?” tanyaku saat melihat mereka berempat yang sedang shopping.

“Untuk pembayaran, kau menerima bentuk pembayaran apa Dark?” tanyaku pada pria tinggi menjulang tersebut.

“Uang dunia atas tidak memiliki nilai disini nona Verxina, hanya Permata Sihir yang kami terima disini,” jawabnya.

“Noted, terima kasih,” syukurlah aku masih membawa beberapa batu permata sihir dari tempatku dan beberapa batu permata sihir dari para Damned masih ada disini.

“Hei kalian berempat, kalian ingin membuka yang mana?” tanyaku ke anggota timku.

“Saya merasakan hawa yang baik dari peti sebelah kanan ini Yang Mulia!” ucap Lukasz dengan mata yang bersinar.

“Tidak benar Yang Mulia, saya rasa peti di kiri ini yang memiliki hadiah terbaik!” ucap Adeela membantah Lukasz.

“Apa maksudmu nona Adeela, jelas sebelah kanan yang memiliki hadiah terbaik!” bantah Lukasz.

“Senior Lukasz, apa mata anda itu rabun? Tentu saja peti kiri memiliki hadiah yang terbaik,” ucap Adeela dengan penuh kesombongan.

“Kanan selalu merepresentasikan yang terbaik!” bantah Lukasz.

“Kiri selalu dipandang buruk, namun memiliki kesempatan yang tidak kalah baik senior!” bantah Adeela kembali. Selagi kedua mahluk itu bertengkar aku melihat Maria dan Michelle yang tidak tertarik kepada peti hadiah ini. Mereka melihat-lihat berbagai barang dagangan dan saling bercerita hal lainnya.

“Tidak ada yang bisa mengganggu mereka berdua,” ucapku melihat Lukasz dan Adeela yang masih berdebat mengenai peti mana yang harus dibuka.

“Kalian sudah menentukannya?” tanyaku ke mereka yang masih panas.

“Kiri!” “Kanan!” “Kiri!” “Kanan!”

“Baiklah kalau begitu, hanya ada satu cara memilihnya!” ucap Adeela bersiap dengan busurnya.

“Anggap ini sebagai ronde kedua juniorku!” balas Lukasz yang juga mengeluarkan pedangnya.

“Baiklah kalian berdua berhenti disana!” ucapku dengan memukul kepala mereka dengan pukulan karate.

“Ini harusnya tempat yang tergolong damai dan santai dan kalian akan menggunakannya untuk bertarung. Dewasalah sedikit bisa gak kalian?” ucapku dengan wajah datar ke kedua anak buahku.

“Aku ambil yang tengah,” ucapku ke Dark yang langsung mengangguk kepadaku.

“Loh Yang Mulia!” Lukasz dan Adeela berteriak bersamaan ketika aku memilih peti yang ada di tengah.

“Kenapa malah yang tengah?!” ucap mereka berdua kembali bersamaan.

“Karena kalian tidak bisa berhenti bertengkar, aku ambil di tengah kalian!”

“Sekarang kita lihat apakah isinya!” ucapku dan Dark bersamaan.

Sinar ungu terang terpancar dari dalam peti hadiah. Setidaknya pasti ada barang dengan tingkat SR didalamnya. Sebuah pedang berwarna kehijauan dengan sebuah belati yang memiliki warna yang sama dengan pedang tersebut muncul secara bersamaan.

“Selamat, anda memenangkan hadiah utama kali ini,” ucap Dark dengan tepuk tangan. Aku masih melihat pedang dan belati yang sangat familiar, seperti pernah aku lihat tapi ada dimana aku lupa akan hal itu.

Green Dash Light Sword [SR]

Green Dash Dagger [SR]

“Pedang dan belati yang bagus, aku dapat merasakan kekuatan tersembunyinya,” ucap Lukasz.

“Apa kau pandai besi di kehidupanmu sebelumnya Senior?” tanya Adeela padanya.

“Sebuah intuisi Kesatria,” jawab Lukasz.

“Yah, Michelle tidak dapat menggunakannya, begitu juga dengan Maria dan juga aku, jadi ini untuk kalian berdua. Adeela dapat belati, Lukasz dapat pedangnya.”

“Gunakan belati ini untuk senjata jarak dekatmu, dan Lukasz, pedang ini tidak sekuat pedang utamamu, namun kau bisa menggunakannya untuk mengalahkan Damned dengan baik,” ucapku setelah memberikan kedua senjata tersebut.

“Apa anda yakin Yang Mulia, memberikan belati ini kepada saya?” tanya Adeela padaku.

“Kau meragukanku adikku tercinta?” tanyaku padanya.

“Tidak, tapi saya bahkan belum berterima kasih atas sebelumnya,” ucapnya padaku, entah mengapa dia terlihat seperti adikku sendiri ya disini.

“Itulah fungsi kakak ke adik, jangan sungkan. Semua yang di Northridge adalah saudara, benarkan itu penerus Keluarga Braveheart!” ucapku dengan mengelus kepalanya.

“Jangan terlalu dipikirkan, ah sepertinya uang kita tidak akan cukup, dapat apa aku dengan permata sihir ini?” tanyaku ke Dark, aku menyerahkan beberapa permata sihir yang tidak mungkin bernilai sangat tinggi, namun aku berharap setidaknya barang-barang bagus yang bisa kudapatkan.

“Hmm... tidak banyak sebenarnya, tapi karena ini adalah pertama kalinya kalian berbelanja, jadi ambillah salah satu benda terserah yang kalian inginkan,” ucapnya membangkitkan jiwa analisa kami.

“Benar ya, tidak ada penyesalan!” ucapku padanya.

“Benar,” jawabnya.

Apa yang harus kupilih ya, apa yang paling menguntungkan untukku, terutama untuk pertahanan selanjutnya.

“Yang Mulia, dengan mesin ini kita bisa memproduksi ramuan secara otomatis,” ucap Maria melihat sebuah mesin pembuat potion otomatis.

“Benar, tapi daya produksinya tidak besar, lagipula kita telah memiliki produsen ramuan di Northridge,” balasku padanya.

“Yang Mulia! Bagaimana dengan sepatu ini,” ucap Lukasz mengangkat sebuah sepatu boots SR.

“Oh sepatu untuk meningkatkan kecepatan Lukasz, bukankah kau sudah sangat cepat?” tanyaku balik padanya.

“Tidak untuk saya, tapi untuk anda Yang Mulia, dengan anda lebih cepat, anda dapat menghindari serangan-serangan dengan lebih mudah!” ucapnya.

 Lukasz, dia benar-benar memikirkanku daripada dirinya sendiri, apa kau ini? Seorang malaikat dengan rambut pirang?

“Ah tidak, dengan kecepatan tinggi aku tidak bisa memaksimalkan kekuatanku Lukasz, tapi ide yang sangat bagus,” ucapku padanya.

“Atau ini Yang Mulia! Sebuah papan luncur sihir! Anda dapat terbang di langit dengan benda ini!” ucap Adeela dengan melompat-lompat meniru orang terbang.

“Itu berbahaya nona Adeela!” ucap Michelle memecah keinginan Adeela.

“Terbang bukanlah hal yang menyenangkan! Butuh konsenterasi tinggi untuk melakukannya! Satu kesalahan dan nyawa adalah taruhannya,” lanjutnya yang kini telah memberikan pelajaran singkat mengenai sihir penerbangan. Wajah Adeela menoleh padaku yang kubalas dengan gelengan kepala.

“Maaf tapi ini untuk kebaikanmu adikku,” ucapku pelan dan kembali melihat barang-barang dagangan Dark.

“Bagaimana kalau perisai ini?” tanyaku ke seluruh orang, aku hampir melupakan tujuan utamaku adalah mencari perisai baru untuk Elano yang sedang diperbaiki tapi tidak diketahui kapan selesainya.

“Untuk Elano, perisainya hancur kemarin,” ucapku yang mengangguk ke Dark.

Nightwings Shield [SSR]

“Pilihan yang bagus, datang dengan hadiah lain, ambillah ini nona,” ucap Dark yang menyodorkan sebuah kalung salib kepadaku.

“Kalung apa ini?” tanyaku padanya.

“Suatu saat anda pasti akan mengerti kegunaannya nona Verxina. Sekian saya pamit undur diri dari tempat ini,” ucapnya sebelum menyimpan seluruh barangnya di penyimpanan miliknya.

“Kalian dapat melanjutkan perjalanan kalian setelah membuka pintu tersebut, namun tetaplah waspada karena sesuatu yang buruk selalu terjadi di Kerajaan ini,” ucapnya sebelum berjalan kearah kami masuk tadi sebelum benar-benar menghilang di kegelapan.

“Pria yang unik,” ucap Adeela.

“Misterius lebih tepatnya,” balas Maria.

“Aku merasakan kekuatan dahsyatnya Yang Mulia, akan terjadi hal buruk jika seandainya kita melawannya,” ucap Lukasz yang sengaja diam takut akan mengacaukan keadaan.

“Selain itu, saya merasakan kekuatan sihir yang tak kalah dahsyat Yang Mulia, seperti saat saya berhadapan dengan tim penyihir Kerajaan yang terkuat,” ucap Michelle menjelaskan.

“Itulah manusia yang selamat di Kerajaan ini. Jika kalian tidak kuat baik secara mental ataupun fisik, kalian pastinya sudah menjadi gila di Kerajaan ini.”

“Yah ayo kita selesaikan tempat ini dan pulang, aku ingin sekali berendam di pemandian air hangat setelah pulang,” ucapku.

“Aku tahu satu tempat Yang Mulia! Biarkan aku menjadi pemandu anda di Kota ini! Aku kenal Kota ini dari ujung ke ujung!” ucap Adeela dengan bangga padaku.

“Oh aku menerimanya adikku,” ucapku sebelum membuka pintu selanjutnya.

[Dungeon 3-5 Benteng Terluar Kerajaan]

[Kalahkan Musuh, Damned Soldier 0/50]

Aku mengira musuh yang berada sebelum ruangan bos seperti Damned Templar ataupun Forsaken, kenapa malah Damned Soldier?

Damned Soldier adalah urutan terbawah Damned, mereka lemah, hampir tidak memiliki zirah untuk bertahan, dan tidak dapat berlari, jalan mereka juga seperti tentara pincang dengan senjata seperti pedang usang dan balok kayu.

Namun, mereka memiliki kekuatan utama yaitu selalu dalam gerombolan banyak yang tentunya mengganggu bahkan mampu mengalahkan pasukan kuat yang hanya berjumlah beberapa orang seperti kami ini.

Namun, kami tidak perlu khawatir karena kedua penyihir kami mampu melakukan serangan area yang dengan mudah menghancurkan banyak dari mereka dalam sekali serang. Jumlah mereka menurun dengan drastis saat petir, api dan ledakan terjadi.

Kami bertiga, Verxina, Lukasz dan Adeela hanya melihat baik-baik bagaimana kedua penyihir mengeluarkan sebagian kemampuan mereka untuk menuntaskan para Damned Soldier ini.

“Mereka benar-benar mengambil papan utama ya,” ucapku.

“Penyihir keren!” ucap Adeela yang merasa ingin seperti mereka.

“Tambahkan ke salah satu alasan untuk tidak membuat Maria sakit hati,” ucap Lukasz yang menyatat ke buku catatannya.

Setelah 10 menit full pembantaian Damned Soldier, kami melanjutkan perjalanan. Ruangan ini sekarang memiliki bau Damned panggang yang jujur saja tidak enak, seperti daging busuk yang dipaksa dibakar hingga hangus.

“Siapkan diri kalian, setelah masuk, kita akan berhadapan dengan bos tempat ini,” ucapku yang diangguki oleh seluruh orang.

Kami meminum ramuan pemulihan sihir dan pemulihan tenaga sebelum membuka pintu besar ini bersamaan.

Ruangan ini luas, dengan interior yang sangat bagus, tidak seperti barak ataupun area pertahanan secara umum. Lebih seperti sebuah ruangan khusus untuk bangsawan yang menjaga area ini.

“Siapa yang mencoba masuk kemari?! Apakah kalian sudah bosan hidup?!” ucap seseorang dengan nada tegas dan mengintimidasi kami. Kami melihat sosoknya, seorang Ksatria dengan tinggi 3 meter. Sebuah pedang perak di tangan kanannya dan sebuah perisai bulat di tangan kirinya. Wajahnya tidak terlihat karena helmnya, namun dia terlihat memiliki sebuah janggut dan kumis di wajahnya.

[Dungeon 3-6 Gorong-Gorong Bawah Tanah]

[Kalahkan Boss Musuh]

[Forsaken Knight – Sir Rowen]

1
ameliaha
luar biasa
Shinichi Kudo
Duh, hati rasanya meleleh.
Washi
🙏Tolonggg thor, update secepatnya!🙏
Azurius07: jam 12 siang kak updatenya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!