Saat berumur lima tahun orang tua Santika membuangnya namun 12 tahun kemudian orang tuanya berusaha mencarinya. Hingga pada akhirnya mereka dipertemukan kembali.
Namun dua tahun kemudian dirinya di paksa untuk menggantikan Adik Tirinya yang dijodohkan dengan seorang pria yang terkenal dengan kekejaman dan dingin namun lebih parahnya pria tersebut ternyata lumpuh.
Awalnya Santika menolaknya namun orang tuanya mengancamnya akan menghentikan biaya rumah sakit Nenek angkatnya membuat Santika terpaksa bersedia menikah dengan pria tersebut.
Santika sama sekali tidak menyangka kalau banyak rahasia keluarga suaminya yang selama ini tidak diketahui oleh orang luar. Rahasia apakah itu?
Apakah Santika bahagia menikah dengan suaminya atau berakhir bercerai mengingat keluarga suaminya sangat membenci suaminya dan juga dirinya? Ikuti yuk novelku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sepuluh Orang
Hingga tidak terasa waktu berjalan dengan cepatnya. Di mana Ibu Wulan naik mobil dengan ditemani kekasih gelapnya yang bernama Bejo menuju ke suatu tempat untuk menemui Rahwana.
Hingga dua puluh lima menit kemudian mobil tersebut berhenti di pinggiran kota. Lebih tepatnya di sebuah pondok yang jauh dari keramaian karena dekat dengan pinggiran hutan.
Ibu Wulan dan Bejo langsung turun dari mobil dan berjalan tanpa membawa Pelayan Surti karena saat ini dirinya ingin berbicara sangat penting.
"Kak Rahwana." Panggil Ibu Wulan yang melihat Kakaknya sedang berdiri membelakangi dirinya.
"Adik, ada apa kamu memanggilku?" Tanya Rahwana tanpa basa basi sambil membalikkan badannya.
Rahwana menatap adiknya kemudian mengarahkan pandangannya ke arah pria yang tidak dikenalnya yang masih terlihat sangat muda. Hal itu membuat Rahwana menatap ke arah adiknya seakan meminta penjelasan.
"Perkenalkan Dia namanya Bejo, kekasih baruku." Ucap Ibu Wulan memperkenalkan pria brondong ke Rahwana.
Rahwana menghembuskan nafasnya dengan kasar karena adiknya sangat suka gonta ganti pacar. Bukan itu saja, adiknya membiayai semua keperluan kekasihnya sampai adiknya merasa bosan dan mengganti yang masih baru.
"Kakak, tolong kirim beberapa orang ke tempat kediaman Diego karena Aku ingin kedua anak tiriku dan istrinya Diego mati dengan cara mengenaskan." Ucap Ibu Wulan karena melihat kakaknya diam saja.
Ibu Wulan tahu kalau Kakaknya agak kesal dengan sikapnya yang suka gonta ganti kekasih di tambah membiayai semua kebutuhan kekasihnya sampai Ibu Wulan merasa bosan.
Kakaknya sering menasehatinya namun Ibu Wulan tidak pernah mendengar nasehatnya malah yang ada Ibu Wulan mendiamkan kakaknya.
Rahwana yang sangat sayang sama adiknya dan tahu akan sikap keras kepalanya yang susah dinasehatin membuat Rahwana diam saja.
Namun begitu, Rahwana mengirim seseorang untuk menjaga adiknya secara diam-diam. Hal ini dikarenakan dirinya pernah melihat wajah adiknya lebam-lebam.
Rahwana langsung menginterogasinya dan ternyata kekasihnya tidak terima diputuskan begitu saja. Mereka bertengkar hebat hingga akhirnya kekasihnya memukulnya hingga babak belur.
Rahwana yang sangat kesal langsung memberikan perhitungan ke pria tersebut di mana anak buahnya membunuhnya lalu membuangnya ke jurang.
Rahwana sempat kesal dengan ke dua ponakannya sekaligus ke dua putranya Ibu Wulan. Hal ini dikarenakan ke dua putra Ibu Wulan sama sekali tidak peduli melihat Ibunya di pukuli hingga babak belur.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Rahwana penasaran.
"Dua orang kepercayaan yang Aku tempatkan di Diego beberapa hari yang lalu mati. Aku takut nanti giliranku yang akan dibunuhnya." Jawab Ibu Wulan dengan wajah ketakutan.
"Pasti kamu ingin membunuhnya dengan memberinya racun namun orang kepercayaanmu gagal karena itu Tuan Muda Diego langsung membunuhnya, benar bukan?" Tanya Rahwana yang bisa menebak apa yang sudah dilakukan adiknya.
"Benar." Jawab Ibu Wulan dengan singkat.
"Kamu kan seharusnya tahu kalau Tuan Muda Diego bukanlah orang yang bodoh yang bisa dibohongi dengan mudah." Ucap Rahwana.
"Jika Aku mengirim orang-orangku untuk membunuh mereka tapi kalau ternyata gagal bagaimana? Apakah kamu tahu apa konsekuensinya?" Tanya Rahwana sambil menatap Adiknya dengan tatapan kesal.
"Kakak, Aku melakukan hal ini agar ke dua putra kandungku sekaligus keponakan Kakak bisa menguasai harta milik suamiku." Ucap Ibu Wulan.
"Jika rencana ini berhasil, Kakak juga bisa menikmatinya." Sambung Ibu Wulan.
"Kamu terlalu memanjakan ke dua putramu tapi di saat kamu dipukuli orang sampai babak belur, ke dua putramu sama sekali tidak peduli." Ucap Rahwana dengan wajah terlihat sangat kesal dengan kedua ponakannya.
"Ke dua anakku sangat peduli padaku dan ingin membalasnya. Tapi Aku menyuruh ke dua putraku untuk tidak membalasnya." Ucap Ibu Wulan mencari alasan agar Rahwana tidak membenci ke dua putranya.
"Itu hanya alasanmu agar Aku tidak menghukum ke dua putramu." Ucap Rahwana.
"Kakak, Aku tidak ingin ke dua putraku terlibat dalam pembunuhan karena Aku tidak ingin kedua putraku di penjara dan mendapatkan hukuman mati. Karena itu Aku mengancam ke dua putraku, jika menghukum pria itu maka Aku akan bunuh diri." Ucap Ibu Wulan.
Ibu Wulan sangat menyayangi ke dua putranya dengan sangat tulus namun sayang ke dua putranya sama sekali tidak peduli apa yang terjadi dengan Ibu Wulan.
Sebenarnya kedua putranya sangat menyayangi Ibu Wulan tapi karena Ibu Wulan sering gonta ganti pacar dan membiayai kehidupan kekasihnya di tambah berulang kali menggugurkan kandungan, membuat ke dua putranya membencinya.
Ibu Wulan terpaksa menggugurkan kandungan dikarenakan Ayah Roberto hanya menyentuhnya dua kali. Jika dirinya hamil maka Ibu Wulan takut diceraikan oleh Ayah Roberto.
Rahwana yang mendengar perkataan adiknya hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan perlahan untuk mengurangi amarahnya. Rahwana menatap ke arah Adiknya dengan tatapan sendu dan hal itu membuat dirinya tidak tega untuk menolaknya.
"Baiklah, malam ini Aku akan membunuh mereka bertiga." Ucap Rahwana.
"Tapi ingat, jangan membuat masalah lagi untukku." Sambung Rahwana dengan nada tegas.
"Baik." Jawab Ibu Wulan.
"Emmmm ..." Ucap Wulan dengan ragu.
"Ada apa lagi?" Tanya Rahwana dengan nada kesal.
"Aku ingin Diego, istri dan Albert mati terbunuh oleh anak buah Kakak agar ke dua putraku bisa menguasai semua harta milik suamiku. Jadi kirimkan sepuluh orang yang bisa menguasai ilmu bela diri tingkat tinggi." Jawab Ibu Wulan yang ingin secepatnya menguasai harta milik suaminya.
"Baiklah. Sekarang kamu pulang dulu karena Aku akan memanggil anak buahku untuk menjalankan rencana." Ucap Rahwana.
"Baik." Jawab Ibu Wulan dengan patuh.
Kemudian Ibu Wulan pergi meninggalkan tempat tersebut dan kembali ke tempat kediaman suaminya.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Terima kasih sudah membaca novelku. Silahkan tinggalkan jejak berupa bintang 5, vote, bunga atau kopi, dan komentar.
Bagi Author bintang 5, vote, bunga atau kopi, dan komentar sangat berarti agar novel ini bisa masuk bab terbaik biar Author semangat menulis.
Soalnya sampai sekarang novel ini belum masuk bab terbaik dan penulis tidak mendapatkan apa-apa. Hal ini membuat penulis sangat sedih dan tidak semangat untuk menulis.
Jadi Aku minta tolong sama para pembaca agar meninggalkan jejak berupa bintang 5, vote, bunga atau kopi, dan komentar.
Terima kasih atas kebaikan para pembaca dan semoga Tuhan membalas kebaikan kalian. Amin.
mudh membunuh mafia juga diego sdh siao sedia dgn pengawal bayangannya