Olivia Wijaya, anak kedua Adam Wijaya Utama pemilik perusahaan Garda Utama, karena kesalahpahaman dengan sang Ayah, membuat dirinya harus meninggalkan rumah dan kemewahan yang ia miliki.
Ia harus tetap melanjutkan hidup dengan bekerja di Perusahaan yang Kevin Sanjaya pimpin sebagai bos nya.
Bagaiman selanjutnya kisah Oliv dan Kevin.. ??
Hanya di Novel " My Perfect Boss "
Follow Me :
IG : author.ayuni
TT : author.ayuni
🌹🌹🌹
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
Universitas Nusabuana
Suara riuh mahasiswa memenuhi aula fakultas. Beberapa berlari kecil mencari tempat duduk, sebagian lagi sibuk mengobrol sambil menatap layar ponsel mereka.
Di antara keramaian itu, Olivia duduk di barisan tengah, dengan rambut di kuncir sederhana dan raut wajah yang tampak tenang meski pikirannya tidak sepenuhnya di sana.
Hari ini adalah hari pengumuman penempatan magang untuk mahasiswa jurusan Desain Grafis. Satu tahap penting sebelum mereka resmi lulus.
Olivia menatap papan pengumuman digital di depan ruangan. Namanya pasti ada di sana tapi entah kenapa, jantungnya berdetak sedikit lebih cepat dari biasanya.
“Olivia Wijaya!” suara dosen pembimbing nyaring.
Olivia terlihat mendengar dengan seksama.
Dosen itu menatap tablet di tangannya, lalu mengumumkan dengan nada formal namun penuh arti.
“Penempatan magang, Perusahaan Sanjaya Group, Divisi Kreatif Desain, masa magang 6 bulan"
Jag
Mahasiswa semakin riuh, bukan tanpa alasan, Sanjaya Group terkenal sebagai perusahaan besar membidangi beberapa divisi. Suatu kebanggan bagi seorang mahasiswa jika bisa magang disana.
"Wah... Oliv... Sanjaya Group loh.. Keren banget"
"Perusahaan Besar itu, katanya CEO nya masih muda, ganteng lagi"
"Liv.. Beruntung banget kamu, jadi iri.."
Olivia hanya tersenyum tipis. Tapi di balik senyum itu, hatinya bergetar. Nama Sanjaya Group saja sudah cukup membuat kepalanya penuh kenangan, tentang pantry dimana ia merenung, ruang rapat yang sunyi, kopi di meja kerja, dan tatapan seseorang yang selalu terlalu dalam untuk ia artikan.
"Kenapa harus Sanjaya Group.. Tuhan.."
Olivia menutup wajah dengan kedua tangannya. Aurel yang berada disampingnya merasa heran.
"Liv.. Lo kenapa?"
"Eh, nggak..gak apa-apa, ayo dengerin lagi"
Olivia berusaha menetralkan suasana hatinya agar Aurel tidak curiga.
"Padahal masih banyak perusahan lain, kenapa harus Sanjaya Group" otaknya sangat berisik.
Ia menarik napas panjang. Mungkin ini kebetulan. Mungkin ini ujian. Atau mungkin… memang saatnya ia menghadapi semua yang belum sempat ia selesaikan.
Setelah pengumuman selesai, Olivia keluar dari aula. Langit sore tampak cerah, tapi udara terasa sedikit panas. Ia berdiri di bawah pohon beringin yang sedang bersemi, menatap daun-daunnya yang jatuh pelan ke tanah.
“Enam bulan…” gumamnya pelan.
“Aku harus profesional, pasti bisa profesional"
Tapi di dalam hatinya, ada rasa takut yang sulit ia jelaskan, takut bertemu lagi dengan seseorang yang sudah berusaha ia lupakan. Dan lebih dari itu, takut kalau perasaannya belum benar-benar selesai.
Oliv menatap kembali kertas pengumuman di tangannya.
Di sudut bawah tertera logo besar Sanjaya Group tegas, elegan, dan familiar. Ia menarik napas panjang, lalu berkata pada dirinya sendiri.
“Baiklah… kalau takdirnya memaksa, akan aku jalani ini".
***
Sore itu, suasana di rumah keluarga Adam Wijaya Utama terasa tenang. Olivia duduk di ruang tengah bersama ayah, ibu, dan kakaknya, Okan, yang baru pulang dari kantor.
Di meja, teh hangat mengepul pelan.
Tak ada yang tahu, sore itu Olivia membawa kabar yang cukup mengejutkan.
“Di kampus tadi ada pengumuman penempatan magang.” ucap Olivia hati-hati.
Ayahnya menatap penuh perhatian.
“Bagus dong, Liv. Di mana kamu ditempatkan?”
Olivia menelan ludah pelan, matanya menunduk.
“Di… Sanjaya Group, Yah".
Seketika, ruangan menjadi hening. Suara jam dinding terdengar lebih jelas daripada tadi.
Bu Martha menghentikan aktifitasnya, menatap putrinya dengan raut cemas.
"Sanjaya Group…?”
“Iya, Bu".
Okan, yang sedari tadi duduk santai, langsung menegakkan tubuhnya.
"Liv, kamu yakin setelah apa yang sudah terjadi?" tanya Okan.
Olivia menghembuskan nafas pelan.
"Ini bukan keinginanku Mas, ini pilihan kampus" jawab Olivia.
Ibu mendekat.
"Ibu tidak melarang Liv, tapi ibu takut nanti kamu terluka lagi"
Olivia tersenyum lembut namun getir.
"Oliv juga takut bu, tapi.. Kalau gak sekarang aku hadapi, bagaimana dengan masa depan kuliahku"
Okan menatap adiknya lama, lalu akhirnya menghela napas panjang.
“Kamu selalu keras kepala, ya.. Tapi Mas percaya, kali ini kamu lebih kuat".
Olivia mengangguk, lalu tersenyum kecil.
Ayah memperhatikan lalu ia mendekati putrinya.
“Kamu tahu, Liv,” kata ayahnya pelan.
“Kadang hidup memang lucu. Orang yang dulu bikin kita jatuh, bisa jadi orang yang bantu kita berdiri lagi.”
Olivia menatap ayahnya, sedikit terharu.
"Oliv nggak tahu Yah… Oliv cuma pengen nyoba, tanpa benci, tanpa dendam.”
Ayahnya tersenyum kecil.
“Itu yang bikin Ayah bangga. Pergilah dengan kepala tegak, Nak.. Kalau pun nanti kamu bertemu Kevin lagi, hadapilah sebagai Olivia yang baru".
Olivia mengangguk lalu tersenyum, ia merasa sedikit lega, keluarga mendukungnya untuk magang di Sanjaya Group. Walaupun ia sendiri belum tahu bagaimana nantinya saat ia magang di Sanjaya Group, apalagi saat nanti bertemu dengan Kevin.
Setelah percakapan di ruang tengah tadi, Olivia pamit untuk ke kamar nya, ia ingin beristirahat sejenak, sejenak menenangkan pikirannya setelah tadi cukup kaget dan cukup membuat pikiran-pikirannya menjadi berisik.
Tanpa rasa curiga, ia mantap untuk magang di Sanjaya Group.
Ia memegang surat magang dari kampus, menatap logo Sanjaya Group yang tercetak di atasnya.
“Dulu aku datang ke sana karena kesalahan, tapi kali ini, aku datang karena pilihan.” gumamnya pelan.
Senyum lembut muncul di wajahnya, meski hatinya masih sedikit bergetar. Enam bulan ke depan mungkin tidak mudah tapi ia pastikan, ia akan siap.
"Oke Liv, ini cuma magang, bukan reuni masa lalu" gumamnya dalam hati.
🌹🌹🌹
Jangan lupa untuk dukung author dengan vote, like dan komennya ya ❤️
Jika Oliv berani keluar dr zona nyaman, kenapa kamu tidak??