NovelToon NovelToon
Kisah Senja

Kisah Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Spiritual / Duniahiburan / Mafia
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: yulia weni

Di sebuah kampung yang sejuk dan dingin terdapat pemandangan yang indah, ada danau dan kebun teh yang menyejukkan mata jika kita memandangnya. Menikmati pemandangan ini akan membuat diri tenang dan bisa menghilangkan stres, ada angin sepoi dan suasana yang dingin. Disini bukan saja bercerita tentang pemandangan sebuah kampung, tapi menceritakan tentang kisah seorang gadis yang ingin mencapai cita-citanya.
Hai namaku Senja, aku anak bungsu, aku punya satu saudara laki-laki. Orangtuaku hanya petani kecil dan kerja serabutan. Rumahku hanya kayu sederhana. Aku pengen jadi orang sukses agar bisa bantu keluargaku, terutama orangtuaku. Tapi kendalaku adalah keuangan keluarga yang tak mencukupi.
Apakah aku bisa mewujudkan mimpiku?
yok baca ceritanya😁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yulia weni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25

"Ujian terakhir di sekolah. Semua murid antusias menyambut hari ini, karena hari ini adalah hari terakhir mereka mengenakan seragam putih abu-abu dalam perjalanan belajar mereka."

"Wow, hari ini hari terakhir kita mengenakan seragam putih abu-abu!" seru Resi dengan gembira.

"Iya, Res! Aku merasa sedih sekaligus senang," balas Putri.

"Kenapa sedih?" tanya Caca yang berdiri di sebelah mereka.

"Aku sedih karena akan berpisah dengan seragam yang sudah kita kenakan selama ini," jawab Putri.

"Tapi aku senang karena kita akan menyelesaikan ujian terakhir!" tambah Resi.

"Kita harus foto bersama dengan seragam terakhir ini!" usul Caca.

"Betul! Ayo, kita foto di depan sekolah!" seru Resi dan Putri serempak.

"Senja, kamu sudah siap untuk berfoto nanti?" tanya Novi dengan senyum lebar.

"Sudah, Nov! Aku tidak sabar untuk mengabadikan momen ini dengan kalian," jawab Senja.

Mega menambahkan, "Dan setelah itu, kita makan bersama di kafe dekat studio foto! Aku dengar ada menu baru yang lezat hari ini."

Susan mengangguk setuju. "Iya, aku juga dengar itu. Aku sangat ingin mencobanya."

Mereka semua tertawa dan melanjutkan obrolan seru tentang rencana mereka setelah ujian. Hari ini benar-benar hari yang spesial bagi mereka.

Bel masuk berbunyi, menandakan ujian akan dimulai.

"Baiklah, ujian akan segera dimulai. Silakan duduk tenang dan jangan berbicara satu sama lain," ucap Pengawas.

"Aku sudah siap, aku bisa melakukan yang terbaik," ucap Senja pada dirinya sendiri.

"Mari kita mulai dengan doa bersama. Bapak akan memimpin doa."

Doa bersama dimulai

"Baiklah, sekarang silakan mulai mengerjakan soal ujian. Waktu sudah dimulai," kata Pengawas.

"Fokus, aku harus fokus," ucap Mega.

"Pastikan untuk memeriksa jawaban kalian sebelum menyerahkan lembar jawaban," ucap Pengawas.

90 menit kemudian ujian selesai.

"Alhamdulillah," ucap semua murid.

Nanda ketua kelas menyampaikan kepada teman-temannya.

"Baiklah teman-teman, karena kita sudah selesai ujian, kita akan melanjutkan rencana kita kemarin, yaitu foto bersama dan makan bersama di Kafe Dahlia. Di sana ada beberapa menu baru, seperti mie pedas dan siomay yang enak. Nanti teman-teman pilih sendiri saja mana yang disukai."

"Wah, aku senang sekali! Aku pilih mie pedas!" seru Mega.

"Iya, aku juga! Aku suka mie pedas," tambah Novi.

"Sesuai kesepakatan kita malam tadi di grup, kita tambah iuran sebesar Rp10.000 per orang. Jadi, kumpulkan uangnya kepada Resi sebelum kita pergi ke sana, ya," jelas Nanda.

Teman-teman kelas mengangguk setuju dan langsung mengumpulkan uangnya. Mereka mulai berbisik-bisik tentang rencana mereka dan bersemangat menantikan foto bersama dan makan siang di Kafe Dahlia. "Aku tidak sabar untuk berfoto dengan kalian!" seru Senja.

Mereka semua tertawa dan bersemangat menantikan kegiatan mereka selanjutnya.

Mereka semua berjalan kaki menuju studio, yang kebetulan tidak jauh dari sekolah. Suasana hati mereka dipenuhi dengan kebahagiaan dan kegembiraan. Di sepanjang perjalanan, mereka berselfie ria, bercanda, dan saling mengisengin teman dengan lelucon yang membuat mereka semua tertawa.

"Hey, yuk kita selfi disini, ajak Caca.

"Aku juga mau ikut," ucap Susan sambil berlari.

"Hey, Susan! Ini untuk kamu!" kata Novi sambil meletakkan daun pohon di atas kepala Susan.

Susan terkejut dan menggelengkan kepala sambil tersenyum. "Novi, kamu memang gila!" katanya.

Semua teman-teman mereka tertawa melihat Susan dengan daun di atas kepalanya. "Hahaha, Susan kamu keren banget!" seru Mega.

Susan pura-pura sebal kepada Novi, dan langsung berjalan dan menggoyangkan kepala sambil berjalan sendirian ke depan. "Aku ngambek," ucap Susan dengan wajah pouting, lalu langsung pergi meninggalkan Novi dan teman-teman lainnya yang masih tertawa.

Novi berlari mengejar Susan, "Haha, maafin aku, San! Aku tidak sengaja!" katanya sambil tertawa.

Susan tidak menoleh, tapi senyumnya terlihat samar-samar. "Kamu memang tidak bisa diem Nov," katanya sambil tetap berjalan.

Mereka semua telah sampai di studio foto, dengan posisi berfoto yang telah diatur oleh fotografer. Fotografer: "Baik, sekarang ganti posisi. Laki-laki berdiri di belakang, perempuan duduk di depan."

"Wah, aku suka pose ini! Ayo, kita tunjukkan gaya kita!" ucap Senja.

"Hehe, aku siap! Kamu semua siap?" balas Novi

"Siap! Aku mau eksis di foto ini!"timpal Susan.

"Bagus! Sekarang, senyum lebar dan tunjukkan kebersamaan kalian!"ucap Fotrografer.

Semua tertawa dan bersemangat saat fotografer mengambil foto

"Bagus sekali! Foto ini pasti akan menjadi kenangan indah bagi kalian," ucap Fotografer yang puas dengan hasilnya.

Setelah semua foto selesai diambil, Nanda memberi tahu teman-temannya bahwa hasil cetakan foto akan siap dalam satu minggu, dan setiap orang akan mendapatkan satu copy.

"Teman-teman, hasil cetakan foto kita nanti selesai satu minggu, jadi akan dapat kita masing-masing satu," katanya.

Lalu, Nanda mengajak teman-temannya untuk pergi ke Kafe Dahlia untuk makan bersama. "Ayo, kita ke depan menuju Kafe Dahlia untuk makan bersama!" ajaknya, dan teman-temannya menyambutnya dengan antusias.

"Horee.....

Teman-teman duduk santai di Kafe Dahlia, menikmati makanan kesukaan mereka masing-masing. Novi terlihat sekali bahagia, padahal dua hari kemarin dia terlihat pucat," ucap Senja sambil tersenyum.

Namun, Senja sendiri terlihat sedikit termenung, pikirannya dipenuhi dengan kekhawatiran tentang masa depan.

"Apa yang akan aku lakukan jika ayah tidak bisa membayar hutang sekolahku? Apakah aku masih bisa kuliah? Aku tidak ingin kehilangan kesempatan ini, tapi bagaimana jika tidak ada biaya? Aku harus berpikir positif, mungkin ada jalan keluar. Tapi kenapa aku merasa begitu ragu? Pikiran Senja.

Sementara itu, Zaki memperhatikan Senja dari kejauhan, mencoba membaca ekspresi wajahnya yang terlihat sedih.

"Apa yang sedang dipikirkan oleh Senja? Wajahnya terlihat sedih sekali," ucap Zaki dalam hati.

Zaki terus memperhatikan Senja dari kejauhan, mencoba memahami ekspresi wajahnya

"Aku ingin tahu apa yang sedang dia pikirkan, tapi aku belum berani mendekatinya," suara hati Zaki.

Senja tidak menyadari bahwa Zaki sedang memperhatikan dirinya, dia terus memikirkan sesuatu dengan ekspresi sedih

"Aku harus mencari waktu yang tepat untuk mendekatinya dan menanyakan apa yang salah."

1
yulia weni
Bagaimana kisah selanjutnya ya, mohon di pantau terus dan beri masukan ya, 😁
fazwaa awaa
sangat bagus dan cocok di saya
Miska Irawati
ceritanya bagus
yulia weni
Karya bagus, apalagi mengingat tentang sebuah perjuangan mencapai mimpi
Grecia Amiel
Ini author beneran jago banget, keren! 👍
yulia weni: terimakasih telah mampir kk, mohon supportnya
total 1 replies
yulia weni
mohon supportnya ya teman2 hehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!