NovelToon NovelToon
DIBELI TAKDIR (Pemuja Rahasia)

DIBELI TAKDIR (Pemuja Rahasia)

Status: tamat
Genre:Identitas Tersembunyi / One Night Stand / Dark Romance / Cintapertama / Beda Usia / Misteri / Tamat
Popularitas:121.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Kevia tak pernah membayangkan hidupnya berubah jadi neraka setelah ayahnya menikah lagi demi biaya pengobatan ibunya yang sakit. Diperlakukan bak pembantu, diinjak bak debu oleh ibu dan saudara tiri, ia terjebak dalam pusaran gelap yang kian menyesakkan. Saat hampir dijual, seseorang muncul dan menyelamatkannya. Namun, Kevia bahkan tak sempat mengenal siapa penolong itu.

Ketika keputusasaan membuatnya rela menjual diri, malam kelam kembali menghadirkan sosok asing yang membeli sekaligus mengambil sesuatu yang tak pernah ia rela berikan. Wajah pria itu tak pernah ia lihat, hanya bayangan samar yang tertinggal dalam ingatan. Anehnya, sejak malam itu, ia selalu merasa ada sosok yang diam-diam melindungi, mengusir bahaya yang datang tanpa jejak.

Siapa pria misterius yang terus mengikuti langkahnya? Apakah ia pelindung dalam senyap… atau takdir baru yang akan membelenggu selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Amburadul

Melihat nama kontak yang muncul di layar, bibirnya langsung manyun, menggerutu pelan.

“Orang ini… pasti anak buahnya ngadu.”

Tatapannya otomatis melesat ke mobil hitam yang masih terparkir di ujung jalan, belum bergerak sejak ia turun tadi.

Dengan dengusan kesal, ia membuka pesan itu.

Sinting 💬

Kenapa gak mau diantar sampai depan rumah? Apa malu mobilku jelek? Nanti akan kuganti dengan yang lebih bagus.

Kevia mendelik pada layar. “Dasar gila… mobil mewah dibilang jelek.” Jarinya lincah membalas.

Kevia 💬

Apa kau gila?! Ini kampung! Kalau orang-orang lihat aku turun dari mobil begituan, bisa sebulan jadi bahan gosip!

Belum sempat ia menghela napas, notifikasi lain masuk.

Sinting 💬

Kalau begitu lain kali aku antar. Sekalian bertemu sama ayah dan ibu mertua.

Kevia terhuyung kaget, hampir nabrak tiang listrik. “Mertua dari mana?!” serunya spontan, bikin seorang ibu yang lewat sambil bawa bakul menoleh heran. Kevia buru-buru nyengir canggung, lalu melanjutkan langkah cepat.

Kevia 💬

Hei! Kapan aku nikah sama kamu?

Sinting 💬

Kemarin.

Kevia 💬

Mimpi!

Sinting 💬

Sayang, mimpi bisa jadi nyata… kalau diperjuangkan.

Kevia berhenti di tepi jalan, menghentak kakinya ke tanah. “Aaargh! Sinting!!!” Teriaknya pelan, tapi cukup keras membuat seorang bocah kecil yang sedang main layangan melongo ke arahnya.

Kevia 💬

Kau memang sinting!

Pesan baru masuk lagi.

Sinting 💬

Ah, kamu benar-benar tahu isi hatiku, Sayang.

Kevia mengetik dengan kesal.

Kevia 💬

Maksudmu apa?

Sinting 💬

Kau tahu artinya SINTING?”

Kevia mendengus. “Ya tahulah! Anak TK juga tahu!" gerutunya sambil mengetik cepat.

Kevia 💬

Gila! Gak waras! Stress!

Sinting 💬

Bukan. SINTING \= Shinitai hodo, Totally Into You, Girl.

Kevia terdiam sejenak dengan kening berkerut. "Shinitai hodo... Totally Into You, Girl," gumamnya lalu tiba-tiba Kevia berhenti. "Shinitai hodo... Totally Into You, Girl, artinya Aku mencintaimu sampai ingin mati. Aku sangat menyukaimu.”

Matanya melotot ke layar. Wajahnya panas, lalu ia menutup muka dengan kedua tangan.

“Apaan sih…” gumamnya malu, lalu mendengus lagi, “Dasar gombal busuk!”

Namun langkahnya justru makin kacau. Ia menendang kerikil kecil di jalan dengan kesal, kerikil itu malah memantul ke sandal seorang bapak yang sedang duduk santai.

“Eh, Nak, hati-hati… lagi marah sama siapa sih?” tanya si bapak heran.

Kevia langsung melambai kikuk. “Ah, nggak kok, Pak… ini, lagi marah sama… sama semut!”

Bapak itu geleng-geleng sambil tertawa kecil, sementara Kevia menunduk, wajahnya merah padam, lalu mempercepat langkah.

Di tangannya, layar ponsel kembali menyala, menampilkan satu pesan baru.

Sinting 💬

Tersenyumlah, Sayang. Kau makin cantik kalau marah.

Kevia mendengus. Tapi bibirnya, entah kenapa ikut berkhianat, melengkung tipis.

“Dasar sinting… tapi… aduh, manis banget sih,” gerutunya sambil menepuk-nepuk pipi sendiri.

Ting!

Notifikasi kembali masuk.

Sinting 💬

Habis kuliah aku jemput, ya.

Kevia langsung mengetik cepat.

Kevia 💬

Ogah!

Balasan datang dalam hitungan detik.

Sinting 💬

Kamu nggak mau tanggung jawab?

Kening Kevia berkerut.

Kevia 💬

Tanggung jawab apaan?!

Tak lama, sebuah pesan gambar muncul. Kevia refleks menjerit pelan, matanya nyaris meloncat dari kelopak. Foto dari dada bidang sampai leher itu jelas menunjukkan bercak-bercak merah menyala, dengan bekas gigitan di bahu.

“Ya Tuhan…” Kevia menutup mulutnya. Ia ingat betul semalam, bagaimana ia kehilangan kendali. Dan gigitan itu… jelas-jelas ulahnya!

Sinting 💬

Kau harus mengobatinya, bukan? Dengan… ciuman dan elusan.

Kevia mendengus kencang, kakinya refleks menghentak ke tanah. Sialnya, tepat di bawah sepatunya ada gelas plastik bekas minuman.

Praaak!

Suara pecahnya cukup keras, memantul di jalanan sepi.

“Ya ampun!” Kevia refleks meloncat kaget, sementara seekor ayam yang kebetulan melintas langsung terbang panik sambil berkotek heboh.

“Petok! Petok! Petok!”

Kevia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Duh, Via… bisa banget bikin onar di jalan.”

Ia mendengus kesal.

“Semua karena dia. Dasar mesum!!!,” teriaknya, wajahnya panas membara.

Tapi di balik itu, jantungnya berdebar tak karuan.

Matanya kembali melirik layar ponsel itu. Bibirnya tanpa sadar tergigit.

“Jadi… kayak gini bentuk tubuhnya?” bisiknya lirih.

Dadanya benar-benar bidang. Berotot. Garis-garisnya jelas, seolah terbentuk dari jam latihan yang tak kenal lelah. Kevia buru-buru menutupi wajahnya dengan tangan.

“Pas diraba… ya ampun, Viaaa… kenapa malah inget sensasinya?!” Ia hampir menjerit sendiri.

Rasanya… panas. Malu. Deg-degan. Dan lebih parahnya, seakan dirinya yang malah jadi mesum.

Kevia merutuk, mengacak rambutnya sendiri. “Aku udah gila! Dia yang sinting, tapi kenapa aku juga jadi ikut-ikutan?!”

Dengan kepala penuh bayangan absurd, ia melangkah pulang. Pikirannya benar-benar amburadul, antara ingin marah, ingin kabur, tapi diam-diam juga… kagum.

“Pagi, Via!” sapa Bu Susi, tetangganya, sambil menenteng sapu.

Kevia, masih dengan wajah merah dan pikiran berantakan, malah refleks menjawab, “Bidang banget, Bu!”

Bu Susi melongo. “Apanya yang bidang?”

Kevia langsung membeku di tempat, menutup mulutnya cepat-cepat. “A-apa?! Maksud saya… halaman luas, Bu. Bidang, gitu. Hehe…” tawanya kaku.

Begitu Bu Susi berlalu dengan tatapan aneh, Kevia menjambak rambutnya. “Aduh, Via! Bahkan tetangga aja kena getahnya. Aku bener-bener udah hilang akal!”

Kevia akhirnya tiba di rumah. Baru saja melangkah masuk ke halaman, suara berat ayahnya langsung menyambut.

“Sayang, sudah pulang? Gimana tugas kuliahnya?”

Kevia tersentak. Jantungnya berdetak panik. Ia bahkan tak sempat memikirkan bagaimana reaksi ayah dan ibunya karena sejak kemarin ia menghilang tanpa kabar. Dan sekarang… tugas kuliah?

Ia memaksa otaknya berpikir cepat. “Oh… sudah selesai, Yah,” jawabnya dengan senyum kaku yang coba ia buat terlihat alami.

Ardi mengangguk pelan, wajahnya lega. “Oh, syukurlah. Sudah makan belum?”

Kevia buru-buru mengangguk lagi. “Sudah, Yah.”

“Ya sudah, masuk sana. Masih ada jadwal kuliah lagi, 'kan?”

“Iya, Yah.”

Kevia menunduk cepat-cepat dan melangkah masuk. Begitu punggungnya tak lagi terjangkau pandangan sang ayah, ia menarik napas panjang, lega, tapi juga penuh tanya.

"Kenapa Ayah bilang aku sedang ngerjain tugas kuliah?"

Dengan tangan gemetar ia merogoh ponsel. Layar menyala, menampilkan riwayat chat yang membuatnya membelalak.

Ayah, Via harus ngerjain tugas kuliah di rumah teman. Besok tugasnya harus segera dikumpulkan. Gak apa-apa ya, kalau Via menginap di rumah teman?

Kevia mendengus keras. “Ini pasti kerjaan si… sinting,” gerutunya.

Namun dalam hati, ada rasa tak terduga yang justru membuat wajahnya panas.

"Dia bisa mikir sejauh ini? Detail banget?"

Ia menepuk-nepuk pipinya sendiri, berusaha mengusir rasa kagum yang diam-diam muncul.

“Akhh! Kenapa aku malah kagum sama dia?!”

Tapi kilasan semalam kembali menyeruak. Malam yang penuh gelora, penuh sentuhan. Tubuhnya meremang, seolah masih merasakan hangat kulit itu di jemarinya. Bagaimana tangannya menelusuri dada bidang, bagaimana lekuk wajahnya samar-samar teraba, rahang tegas, hidung mancung, alis tebal…

“Akkhhh! Kenapa aku malah mengagumi dia?! Aku sudah gila!”

Kevia memekik frustrasi, membenamkan wajah ke bantal sofa, menendang-nendang kakinya seperti anak kecil. Tapi semua itu tak cukup untuk menghentikan degup liar di dadanya.

***

Jam kuliah usai.

Langkah Kevia baru saja keluar dari gedung, tapi pergelangan tangannya langsung disambar Kevin. Ia terkejut, hampir tersandung, namun genggaman pemuda itu begitu kuat.

“Kevin! Lepasin—” protes Kevia, berusaha menarik tangannya.

Namun Kevin seolah tak peduli. “Ikut aku.”

Nada suaranya datar, tapi mengandung sesuatu yang mendesak.

Mereka berakhir duduk di salah satu meja kafe yang cukup sepi. Aroma kopi baru diseduh bercampur dengan ketegangan yang menggantung di udara.

“Kevia,” suara Kevin terdengar tegas, matanya tajam menatap. “Katakan padaku… siapa pria berpakaian hitam kemarin?”

Kevia tercekat. Sesaat ia hanya menatap gelas di depannya, jemarinya gelisah memutar sendok kecil.

“Memang kenapa kamu tanya soal itu?” suaranya pelan, terdengar defensif.

Kevin mencondongkan tubuh, hendak meraih tangannya. Kevia buru-buru menggeser tangan ke pangkuan. Tatapan kecewa terselip di wajah Kevin.

“Via, orang itu auranya… tidak biasa. Aku bisa merasakannya. Dekat dengan orang seperti itu… bisa berbahaya.”

Nada khawatir di balik suaranya jelas, meski wajahnya tetap kaku.

Kevia menggertakkan gigi, mencoba menahan senyum getir. “Dia memang kaku, iya. Tapi dia bukan orang jahat kok.”

Kevin terdiam. Lalu menarik napas panjang, seolah mencoba menelan segala kegelisahannya.

“Via…” kali ini suaranya lebih lirih. “Hanya beberapa bulan kita berpisah… tapi kau sudah banyak berubah.”

...🌸❤️🌸...

Next chapter...

“Mungkin uangku tak seberapa. Tapi itu halal. Dan aku… ikhlas kalau kamu mau pakai.”

Genggaman Kevia di pangkuannya semakin erat, sampai buku-buku jarinya memutih.

Halal?

Satu kata itu saja sudah cukup menghantamnya seperti cambuk.

To be continued

1
Kyky ANi
pa Ardi, sebenarnya ingin marah pada Yoga,, tapi,, melihat Yoga yg selama ini membanru hidup mereka, terpaksa diam dan menerima ini semua,,,
Kyky ANi
ayo Yoga,, jelaskan semuanya pada pa Ardi,,
Kyky ANi
untung,, Yoga, datang tepat waktu,, jadi ibu Kemala,, bisa diselamatkan,,,
Kyky ANi
tuh kan, Kevia hamil,, jadi siapa,, yang akan berterus terang,, ngomong jujur,,, apakah Yoga,, akan jujur sama Kevia,,,
Kyky ANi
Kevia semakin curiga pada sosok pria misterius yang mirip Yoga,,
Kyky ANi
ayo Yoga,, kapan kamu jujur pada Kevia,, kalau kamu adalah pria misterius itu,,,
Kyky ANi
pasti,, itu kak Yoga yang jemput,,,
Kyky ANi
ya,, ampun,,loe berdua,, masih ngak jera ya,, masih mau,, jahatin Kevia,,,,
Fadillah Ahmad
Kalau Novel DIBELI TAKDIR (Pemuja Rahaaia) ini sudah pasti masuk Series Keluarga Nugroho kak Nana... Yang jadi pertanyaan sekarang itu cuma satu kak, apakah Novel DEBU (Demi Ibu) ini berdiri sendiri, atau masuk ke Series Keluarga Nugroho kak Nana? 🙏🙏🙏😁
Fadillah Ahmad
Kak Nana, Novel "DEBU (Demi Ibu) itu, apa masuk Series Keluarga Nugroho, atau berdiri sendiri kak Nana? 🙏🙏🙏😁
🌠Naπa Kiarra🍁: Sama-sama 🤗
total 3 replies
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
terimakasih tor.. sehat n sukses selalu love sekebon
🌠Naπa Kiarra🍁: Sama-sama Kak 🤗🙏🙏
total 1 replies
septiana
makasih kak udah menghadirkan cerita yg menarik dan begitu menginspirasi.. siap otw ke cerita selanjutnya see you kak n tetap semangat 💪🥰
🌠Naπa Kiarra🍁: Sama-sama Kak🤗🙏🙏
total 1 replies
Siti Jumiati
Terima kasih atas karya nya kak nana, tetap semangat berkarya,aku selalu menunggu dan siap membaca karya-karya kak nana.
🌠Naπa Kiarra🍁: Makasih Kak 🤗🙏
total 1 replies
Kyky ANi
Rasain lo,, Riri sama Popy,, hukumannya mau nambah lagi ,,,
Lusiana_Oct13
Makasih banyak author Nana semangat menciptakan karya² bagus yg lain nya 💪💪🤩🤩❤️❤️
🌠Naπa Kiarra🍁: Sama-sama Kak 🤗🙏
total 1 replies
anonim
Cerita yang bagus - banyak pelajaran di dapat.
Nova dan Kevin berjodohkah ?
Terima kasih Author, semangat dakam berkarya, sehat selalu, lancar rejekinya 🙏🏻💖
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Makasih Kak 🤗🙏🙏
total 1 replies
anonim
Konsekuensi yang harus di terima Riri dan Popy - memutus masa depannya sendiri tanpa ampun.
Terutama Riri sudah sangat keterlaluan perlakuannya terhadap Kevia.
Kyky ANi
nah,,, ketauan, kan lo,, rasain,, biar dapat hukuman kalian berdua,,
Kyky ANi
akhirnya, Kevia terbukti tidak bersalah,, tinggal mencari, siapa pelakunya,,,
tutiana
❤️❤️❤️❤️❤️⚘️⚘️
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!