Ratu Ani Saraswani yang dihidupkan kembali dari kematian telah menjadi "manusia abadi" dan dianugerahi gelar Ratu Sejagad Bintang oleh guru ayahnya.
Aninda Serunai, mantan Ratu Kerajaan Siluman yang dilenyapkan kesaktiannya oleh Prabu Dira yang merupakan kakaknya sendiri, kini menyandang gelar Ratu Abadi setelah Pendekar Tanpa Nyawa mengangkatnya menjadi murid.
Baik Ratu Sejagad Bintang dan Ratu Abadi memendam dendam kesumat terhadap Prabu Dira. Namun, sasaran pertama dari dendam mereka adalah Ratu Yuo Kai yang menguasai tahta Kerajaan Pasir Langit. Ratu Yuo Kai adalah istri pertama Prabu Dira.
Apa yang akan terjadi jika ketiga ratu sakti itu bertemu? Jawabannya hanya ada di novel Sanggana ke-9 ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudi Hendrik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Sabda Batin Dewa Gagal
“Ingin menguasai wilayah sebuah kerajaan, bukanlah pekerjaan seorang pendekar seperti dirimu, Kentang. Siapa orang di belakangmu?” tanya Permaisuri Kerling Sukma yang merasa perlu sedikit bercakap-cakap dengan musuhnya.
Bertarung melawan musuh tidak bisa disamakan dengan bertarung di malam pertama. Tidak perlu buru-buru. Itu pemikiran sang permaisuri. Meski sudah sepuluh tahun telah berlalu, tetapi dia masih sangat ingat kesan dan rasa malam pertamanya.
“Pemilik sah tahta Kerajaan Pasir Langit,” jawab Kentang Kebo yang sudah segar sehat wal afiat. Dia pun berbicara dengan tatapan yang berani kepada mata sang permaisuri. Buat apa takut? Toh tidak ada hubungan ini. Terlebih Permaisuri Kerling Sukma pun berniat membunuhnya. Itulah yang melatarbelakangi pikiran Kentang Kebo.
“Jangan membuatku menerka-nerka, Kentang. Meski aku yakin aku tahu siapa yang engkau maksud,” ujar Permaisuri Kerling Sukma.
“Pemilik sah tahta Pasir Langit jelas adalah Prabu Galang Digdaya,” tandas Kentang Kebo.
“Aku tahu bahwa Prabu Galang Digdaya sudah tidak memiliki kesaktian dan tidak memiliki tentara lagi. Penguasa Kerajaan Pasir Langit kini adalah Ratu Yuo Kai, salah satu istri Prabu Dira Pratakarsa Diwana. Aku yakin, kau sadar diri tidak akan bisa menang melawan satu saja Permaisuri Sanggana Kecil, tapi kenapa kau tetap memilih menjadi pemberontak?”
“Karena sebelum aku bertemu dan melawan orang-orang sakti Kerajaan Sanggana Kecil, bahkan melawan Prabu Dira, aku akan menjadi pendekar sakti yang abadi,” jawab Kentang Kebo.
Agak melebar sepasang mata hijau Permaisuri Kerling Sukma mendengar kata “abadi”.
“Tapi sayang, aku keburu bertemu dengan salah satu Permaisuri Sanggana Kecil. Sepertinya angan-anganku sebatas angan belaka,” kata Kentang Kebo. Namun, katanya lagi, “Selagi kesaktian Gusti Permaisuri bukan abadi, aku tetap yakin bisa menang.”
“Prabu Galang Digdaya sudah dilumpuhkan segala kesaktiannya. Tidak mungkin dia bisa naik ke tingkat tertinggi, meski atas bantuan kesaktian sebuah pusaka,” bantah Permaisuri Kerling Sukma.
“Orang yang memiliki kesaktian abadi bukanlah Galang Digdaya, tetapi putrinya yang pernah menjadi madu para Permaisuri Sanggana Kecil,” ungkap Kentang Kebo.
Melebar sepasang mata Permaisuri Kerling Sukma seperti orang marah. Jujur, dia terkejut mendengar kata-kata Kentang Kebo.
“Jelas-jelas putri Prabu Galang Digdaya yang dia maksud adalah Ratu Ani Sraswani yang telah aku bunuh, yang telah Kakang Prabu kubur jasadnya,” kata Permaisuri Kerling Sukma, tetapi di dalam hati.
Sepasang mata indah sang permaisuri menjadi menakutkan karena menatap tajam kepada Kentang Kebo. Meski Kentang Kebo tidak takut dengan tatapan tajam itu, Permaisuri Kerling Sukma tidak kecele.
“Maksudmu … Ratu Ani Saraswani?” tanya Permaisuri Kerling Sukma kepada Kentang Kebo.
“Siapa lagi. Hahaha!” jawab Kentang Kebo yang disusul dengan tawa senang karena melihat perubahan wajah sang permaisuri.
“Maksudmu, karena Ratu Ani dibangkitkan kembali menjadi mayat hidup sehingga dia menjadi abadi?” terka Permaisuri tanpa sungkan menunjukkan kecerdasannya. Pada faktanya Permaisuri Kerling Sukma belum mendapat kabar apa pun tentang Ratu Ani Saraswani yang hilang dari kuburannya atau tentang kebangkitannya.
“Hahaha…!” Kentang Kebo kembali tertawa. Kali ini lebih kencang dan lebih panjang. Kencang dan panjang. Lalu tanyanya, “Apakah kesaktian hidup abadi mengganggumu, Gusti Permaisuri?”
“Kau tampaknya meremehkan kesaktian para Permaisuri Sanggana Kecil,” kata Permaisuri Kerling Sukma.
“Hehehe!” kekeh Kentang Kebo, seolah-olah sudah berada di atas angin.
“Sekarang lakukanlah sesuatu untuk menyelamatkan nyawamu. Penonton sudah lama menunggu,” ujar Permaisuri Kerling Sukma.
Bag!
Tiba-tiba terdengar suara hantaman tenaga yang besar. Bersamaan dengan itu, tubuh Permaisuri Kerling Sukma terhentak keras hingga mundur dua tindak.
Terbeliak Kentang Kebo melihat Permaisuri Kerling Sukma hanya terdorong dua tindak, padahal kekuatan ilmu Sabda Batin Dewa yang baru dia serangkan mampu mementalkan seorang pendekar gendut sejauh-jauhnya. Dan, hantaman itupun mampu menghancurkan tubuh dalam lawan.
Terkejut pula semua penonton. Perwiramadya Tanggal Muda dan Pasukan Buaya Samudera terkejut lalu menunjukkan ekspresi marah. Mereka marah melihat permaisuri kesayangannya kena serang.
Adapun Adipati Kubis Ganda dan keluarga terkejut lalu cemas.
Sementara itu, warga Ibu Kota terkejut lalu menaruh kasihan karena yang mereka tahu bahwa Permaisuri Kerling Sukma hanyalah seorang wanita. Mereka tidak tahu bahwa wanita cantik berjubah hijau itu adalah seorang permaisuri kerajaan dan wanita sakti mandra berguna.
“Awal yang bagus, Kentang. Meski aku tidak memiliki kekuatan mata seperti Sabda Batin Dewa, tetapi kau harus tahu bahwa aku murid kesayangan Permaisuri Mata Hati. Aku diberi kesaktian yang mampu menangkal ilmu pandangan seperti milikmu,” kata Permaisuri Kerling Sukma.
Kentang Kebo hanya mendengarkan dengan wajah tegang karena pada detik berikutnya, telapak tangan kanan Permaisuri Kerling Sukma bergerak mengencang lalu menghentak kecil.
Bugs!
“Hukr!”
Terdengar suara keras dari energi yang menghantam. Bersamaan dengan itu, tubuh Kentang Kebo terpental dahsyat ke belakang. Tubuhnya lepas landas, melesat cepat laksana anak panah.
Bdugk!
Pendaratan pertama Kentang Kebo di tanah keras sejauh sepuluh tombak dari posisinya tadi berdiri. Itupun sang pendekar mendarat dengan punggungnya, lalu memantul jauh sekali dan kemudian berguling-gulingan dengan riang gembira. Bukan Kentang Kebo yang riang, tetapi gerakan gulingnya. Semoga tidak salah paham.
Tubuh Kentang Kebo baru berhenti bergerak di depan sebuah rumah warga, menunjukkan betapa jauhnya dia terpental.
“Hurraaaa!” pekik Tanggal Muda dan seluruh pasukannya tiba-tiba, merayakan keunggulan Permaisuri Kerling Sukma. Itu justru mengejutkan Adipati Kubis Ganda dan penonton lainnya.
“Siapa permaisuri kita?!” teriak Tanggal Muda sambil menonjok langit yang menjauh.
“Permaisuri Mata Hijau!” teriak Pasukan Buaya Samudera.
“Siapa pasukannya?!” teriak Tanggal Muda lagi.
“Pasukan Buaya Samudera. Hurraaa!” teriak Pasukan Buaya Samudera.
Gara-gara yel-yel Pasukan Buaya Samudera, para warga jadi tahu bahwa wanita hijau yang sedang bertarung dengan Kentang Kebo adalah seorang permaisuri. Mereka jadi terkejut mandiri.
Kentang Kebo segera mengangkat kepalanya dengan mengerenyit tanpa ada darah yang keluar. Kerasnya serangan tenaga dalam Permaisuri Kerling Sukma ternyata belum mampu melukai Kentang Kebo, baru sebatas membuat pakaiannya robek-robek karena bergesekan dengan tanah keras.
Seiring bangkitnya Kentang Kebo, Permaisuri Kerling Sukma telah terbang di udara, menunjukkan dirinya memang wanita sakti.
Gaya terbang Permaisuri Kerling Sukma tidak seperti Superwati atau bergaya mau melahirkan, tetapi sang permaisuri seperti berjalan santai di udara dengan angin kencang yang mengiringi. Bukan hanya rambut, pakaian dan bulu mata Permaisuri Kerling Sukma yang berkibar oleh angin, tetapi juga debu tanah memperkeruh pemandangan.
Itulah ilmu Angin Lelembut, yang membuat Permaisuri Kerling Sukma bisa terbang bersama angin.
Sebelum Permaisuri Kerling Sukma sampai kepadanya, Kentang Kebo yang telah berposisi berlutut satu kaki, masih mencoba menggunakan kesaktian Sabda Batin Dewa. Itu dia lakukan di saat tubuhnya mulai diselimuti oleh lapisan sinar ungu dari ilmu Kesaktian Mahasakti.
Bloamm!
Sebidang tanah di bawah Permaisuri Kerling Sukma tiba-tiba bergerak melompat lepas dari induknya. Namun, lompatannya hanya beberapa jengkal ke atas, seperti pemuda mau melamar pacar tapi dihalangi bapaknya.
Tanah yang dimaksudkan menyerang Permaisuri Kerling Sukma itu gagal karena diredam oleh kesaktian sang permaisuri, tapi sukses meresahkan warga yang menonton karena membuat tanah yang mereka pijak ikut terguncang sejenak.
Melihat serangan Sabda Batin Dewa gagal lagi, Kentang Kebo segera menyerangkan ilmu Kesaktian Mahasakti.
Wuss!
Susss!
Di saat ilmu Angin Lelembut mengembuskan gumpalah debu yang tebal sehingga menutupi pandangan Kentang Kebo dari sosok Permaisuri Kerling Sukma, lelaki sakti itu memutuskan melesatkan belasan tali sinar ungu yang melesat memanjang. (RH)