NovelToon NovelToon
Wasiat Yang Menyakitkan

Wasiat Yang Menyakitkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Angst / Dijodohkan Orang Tua / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rani

Enam bulan pernikahan Anindia, badai besar datang menerpa biduk rumah tangganya. Kakak sang suami meninggalkan wasiat sebelum meninggal. Wasiat untuk menjaga anak dan juga istrinya dengan baik. Karena istri dari kakak sang suami adalah menantu kesayangan keluarga suaminya, wasiat itu mereka artikan dengan cara untuk menikahkan suami Nindi dengan si kakak ipar.

Apa yang akan terjadi dengan rumah tangga Nindi karena wasiat ini? Akankah Nindi rela membiarkan suaminya menikah lagi karena wasiat tersebut? Atau, malah memilih untuk melepaskan si suami? Ayok! Ikuti kisah Nindi di sini. Di, Wasiat yang Menyakitkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#25

"Aku baik-baik saja. Sungguh. Aku gak papa."

"Anin, kamu yakin, Nak?" Roslan juga terlihat sangat cemas.

"Tentu, ayah. Aku baik-baik saja."

"Anin, kamu ... beneran baik. Tolong, jangan sembunyikan apapun dari aku. Aku sudah siap untuk berpisah. Jadi, jangan sembunyikan apapun lagi."

Nindi langsung mendongak untuk melihat Afi.

"Sembunyikan apa? Apa maksudnya?"

"Maksudku, kamu sedang hamil, Anindia?"

"Hamil? Mana mungkin?"

"Jangan bohong, Anin. Barusan, kamu mual. Apa itu kalau bukan hamil, hm?"

Nindi bangun dari jongkoknya. Tawa kecil langsung dia perlihatkan. Tawa yang sedikit terlihat seram karena itu bukan tawa bahagia. Melainkan, tawa mencemooh yang dia berikan pada suaminya.

"Tidak semua mual bisa menunjukkan bahwa seorang wanita itu sedang hamil, mas Afi. Karena mual ada banyak macam. Lagian, kenapa jika aku hamil, apakah aku tidak bisa berpisah? Sayangnya, aku hamil sekalipun, perpisahan kita akan tetap terjadi. Karena kamu, bukan lagi suami untukku saja. Kamu sudah jadi suami untuk orang lain juga."

"Ah, jika aku memang benar-benar hamil, Mas. Maka aku akan semakin keras lagi untuk memisahkan diri dari kamu. Karena aku tidak ingin anakku punya saudara tiri, Mas. Tapi kamu tenang saja, aku saat ini tidak sedang hamil. Semuanya akan baik-baik saja, Mas."

"Anindia."

"Mas. Tolong, jangan buat cerita lagi. Aku tidak ingin mendengarkannya. Jika kamu masih tidak percaya, kita bisa pergi ke dokter untuk periksa. Aku tidak sedang hamil. Lalu, untuk alasan ku yang mual barusan, maaf. Aku tidak bisa berada di dekatmu. Aku, aku merasa muak jika kamu ada di dekatku, mas. Karena saat kamu mendekat, aku akan langsung terbayang wajah kamu dan mbak Desi saat bersama."

Kejujuran yang Nindi ucapkan langsung membuat mata Afi membulat. Sungguh, dia sangat tidak percaya akan apa yang baru saja telinganya dengar.

"Ap-- apa? Barusan, kamu bilang ... apa, Anindia?"

"Maafkan aku, mas Afi. Tapi, aku harus jujur agar kamu tidak salah mengira. Aku tidak ingin melakukannya. Tapi tubuhku tidak bisa menerima."

"Tapi aku tidak melakukan apapun dengan Desi, Anindia."

"Aku tidak ingin mendengarkannya, Mas. Aku tidak ingin mendengarkan apapun yang kamu katakan tentang kalian. Tolong, hargai hatiku. Hati ini sudah rusak dan remuk. Tolong, biarkan dia masih tetap ada walau hanya tinggal serpihan saja."

Air mata Hanafi kembali jatuh. Sungguh, keadaan sangat tidak baik-baik saja sekarang. Semuanya lebih buruk dari yang dia pikirkan. Dan pada akhirnya, hubungannya dengan Anindia sama sekali tidak bisa diselamatkan lagi. Sedikitpun tidak bisa.

Hanafi lalu menarik napas dalam-dalam. Melepaskannya secara perlahan, kemudian langsung menyeka air mata yang sebelumnya terjadi. Senyum pahit kembali dia perlihatkan sambil menatap wajah wanita yang dia cintai dengan tatapan yang penuh luka.

"Baiklah, Anindia Syafitri Sarah. Aku melepaskan dirimu. Aku .... " Hanafi pun langsung menjatuhkan talak satu untuk Nindi. Talak secara lisan untuk sekarang.

Setelahnya, dengan air mata yang tidak kuat untuk Afi tahan, pria itu pergi dengan langkah besar bersama deraian air mata yang jatuh setelah dirinya melepaskan wanita yang dia cintai. Talak secara lisan akan dilanjutkan ke pengadilan. Afi akan menceraikan Nindi secepatnya.

*

Tiga bulan kemudian.

Putusan sudang untuk perceraian Nindi akhirnya keluar. Sekarang, Anindia dan Hanafi sudah resmi bercerai. Pihak keluarga Afi bahagia bukan kepalang. Sedang si yang empunya badan menderita tak terkira.

"Kak Afi. Selamat ya. Akhirnya, kamu sudah terbebas dari benalu yang hanya menumpang hidup pada keluarga kita," ucap Hana tak bisa untuk menahan kebahagiaannya lagi.

Tatapan tajam Afi langsung terlihat.

"Kau bahagia? Apakah kamu pikir, aku butuh kata selamat yang kau ucapkan? Dasar manusia yang tidak punya hati," ucapnya dengan kesal.

Setelahnya, Afi langsung melanjutkan langkah meninggalkan keluarganya. Dari kejauhan, terus dia pantau mantan istrinya yang sedang berbicara dengan beberapa orang.

"Andai kita punya anak, Anin. Mungkin, ceritanya akan berbeda barangkali. Tapi, takdir tidak membiarkan aku mempertahankan dirimu. Entah aku yang sangat tidak berguna, atau takdir yang terlalu kejam. Tapi yang jelas, semuanya bisa tiba-tiba berakhir begitu saja seperti mimpi buruk di siang hari."

Sesaat lamanya Hanafi terdiam, tiba-tiba, tangannya di sentuh dengan lembut oleh Desi. "Afi. Semuanya, sudah berakhir. Aku-- "

"Lupakan. Aku tidak ingin menyalahkan siapapun."

"Oh iya, aku harus pergi sekarang. Ada pekerjaan yang harus aku urus."

Tanpa menunggu jawaban dari Desi, Afi langsung beranjak meninggalkan perempuan tersebut. Sungguh, hal itu sangat amat mengesalkan untuk Desi. Sejak malam pernikahan, hingga tiga bulan berlalu, Hanafi sama sekali tidak pernah menyentuhnya sebagai pasangan suami istri.

Mereka menikah. Tapi sepertinya, sama dengan tidak menikah. Afi hanya perduli pada Lena. Sedang dengan Desi, dia selalu mencari alasan. Selalu saja menghindar dengan susah payah. Jatuhnya, pernikahan terpaksa itu sangat amat terlihat nyata.

"Kenapa masih menghindar? Kamu sekarang sudah menjadi milik aku seutuhnya. Tidak lagi menjadi suami orang lain, Hanafi. Tapi kenapa? Kenapa aku masih tidak terlihat di matamu?"

Kesal Desi bukan kepalang.

Tiga bulan adalah waktu yang sangat singkat bagi Afi. Tapi tidak dengan Nindi. Waktu tiga bulan cukup lama untuknya. Karena dia menunggu hari bahagia untuk lepas dari hubungan dengan pria yang pernah menjanjikan kebahagiaan untuknya. Tapi sayang, janji itu hanya sebatas janji saja. Yang dia berikan bukan kebahagiaan, melainkan, luka.

Di samping itu pula, hubungan Nindi dengan Sadan memang belum ada kemajuan. Sadan yang mungkin masih menjaga hati agar tidak terlihat sangat menginginkan Nindi karena Nindi masih berstatus istri orang. Lalu Nindi yang tentu saja akan menutup hati setelah masalahnya dengan Afi. Untuk menjalin cinta baru, Nindi sudah pasti akan membutuhkan banyak waktu.

*

Waktu terus berlalu. Setelah putusan sidang dan status baru yang Anindia sandang, wanita itu terlihat semakin baik dari hari ke hari. Berbeda halnya dengan Hanafi. Pria itu semakin buruk dari hari ke hari. Jika waktu akan bercerai, pola makannya yang terganggu. Sekarang, pola tidurnya juga ikut rusak.

Afi sulit tidur. Pikirannya terus terbayang dengan Nindi. Setiap hari, dia hanya akan menyibukkan dirinya dengan pekerjaan. Sering lembur hampir di setiap malam. Lalu, dia akan jarang pulang ke rumah. Dia lebih memilih tidur di tempat kerja.

Dan, satu hobi yang terus dia tekuni sejak waktu itu hingga sekarang. Hobi memperhatikan Nindi dari kejauhan di setiap harinya. Sehari, dia pasti akan datang ke jalan menuju rumah Nindi. Tidak untuk bertamu, melainkan hanya untuk memperhatikan Anindia dari kejauhan.

Sungguh, cinta itu terlalu rumit. Cintanya untuk Nindi seharusnya tidak perlu dipertanyakan lagi. Tapi sayangnya, dia tidak bisa untuk mempertahankan orang yang dia cintai. Hanafi terlalu lemah sebagai seorang lelaki.

1
yuni ati
Mantap/Good/
Jumiah
bs jd itu lain anakx ali suamix ..
anak selingkuhan desy..
Jumiah
ntt desy selingkuh hamil baru tau rasa mm x afi...
Jumiah
nindi ajukan sdh gugat ceremu ...
kmu pasti bisa melewatix ,ad x
dukungan ayah mu nin...
sdh gk layak dipertahan kan rmh tangga mu nin...
Jumiah
anin pergilah sejauh mungkin ...
tinggalkan afi .sdh gk ad yg pantas
pertahan kan ,jangan paksakan untuk
melewati kerikil2 itu ...
Jumiah
nindi kmu hrus tegas jangau mau di dua kan ..
Jumiah
gk usag banyak gaya afi klo memang mau nikah lg cerekan dulu nindi...
semoga pd menyesal ntt x setelah pisah sma nindi...biar tau rasa
Patrick Khan
.emak km sukses bikin mental afi down... desi km gk sadar afi gk doyan km😏😏😏
Lee Mbaa Young
Semoga cpt cerai, kl pun hanafi gk bisa balik lagi ma mantan semoga dpt wanita yg baik gk kayak Desi.
Lee Mbaa Young
Lah pelakor merusak rumah tangga orang kok mau bhgia. mimpi saja kau.
itu karma mu.desi enak kan, dah rahim rusak gk bisa punya anak pelakor lagi. iuhh amit amit.
mnikah diatas derita wanita lain kok mau bhgia, nyadar lah kau itu pelakor.
Cindy
lanjut kak
Patrick Khan
.akhir nya nenek lampir ketauan jg kan😏😏belom tau busuk nya desi km nek lampir..
Lee Mbaa Young
eh laporkan dokter nya ke polisi krn mau mmbuat laporan palsu.
Lee Mbaa Young
Semoga nnti beneran sakit parah tu tua bangka.
Cindy
lanjut kak
Patrick Khan
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Patrick Khan
aku suka😍😍😍
Patrick Khan
.kak anin apa nindi si.. typo ya.. 🙏😁😁anindia kadang anin kadang nindi ..
Patrick Khan: ayo up lg aja kak..
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!