NovelToon NovelToon
Apa Kabar Cinta Lamaku?

Apa Kabar Cinta Lamaku?

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Percintaan Konglomerat / Teen Angst / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ashelyn

kisah lama yang belum usai, membuatku masih hidup dalam bayang-bayang masa lalu. Aku selalu menyesali apa yang terjadi saat itu, aku selalu menginginkan masa itu terulang kembali. Walaupun aku tau itu mustahil, aku tetap memimpikannya. Aku ingin memperbaiki kesalahanku yang besar kepada cinta pertamaku, karena aku sudah menghancurkan hatinya sampai tak berbentuk. Masih pantaskah aku jika menginginkannya kembali padaku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ashelyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masa Lalu 24

Air mata yang mengering, mata sembab, dan wajah yang pucat. Teresa menjadi seperti ini karena penderitaan yang dia alami. Dipaksa untuk mengikuti sesuatu hal yang sama sekali tidak dia sukai. Teresa sampai terpikirkan bahwa lebih baik dia tidak di adopsi saat itu. Andai saja Teresa kecil bisa berbicara saat itu, dan menolak untuk di adopsi oleh keluarga Tao. Mungkin semua ini tidak akan terjadi.

Pintu kamarnya kembali dibuka setelah malam tadi. Diana dan Tao selalu mengecek keadaanya, mereka memberikannya banyak makanan dan minuman kesukaanya. Tapi kemudian, mereka kembali menahan Teresa dengan mengunci kamarnya dari luar. Karena sesungguhnya mereka takut jika Teresa melarikan diri.

Bahkan jendela kamarnya pun sudah di tutup oleh besi yang kuat, mereka benar-benar menghilangkan semua jalan keluar yang memungkinkan. Teresa tidak bisa melakukan apapun selain berdiam diri di sudut kamarnya sembari memeluk kakinya.

“Kau tidak memakan makanannya lagi?” Ucap Diana, saat melihat piring makan masih utuh dengan nasi dan lauknya.

“Kau harus makan Teresa. Atau kau akan kehilangan nyawa karena kelaparan!” Tegas Diana mulai mengganti makanannya dengan yang baru.

Tapi Teresa hanya diam tidak pernah menjawab ucapannya, dia hanya diam sembari menatap kosong kedepan. Dia seolah sudah tidak punya tenaga lagi untuk berbicara, apalagi menangis. Yang dia pikirkan sekarang hanyalah bagaimana cara agar dia keluar dari masalah ini.

“Izinkan aku mengikuti ujian perguruan tinggi minggu depan,” ucapnya dengan nada lirih tapi masih bisa terdengar.

“Tidak bisa!” Tegas Diana.

“Kenapa?” Tanya Teresa menatapnya datar.

“Karena pernikahanmu akan di langsungkan minggu depan,” ucap Diana.

Teresa terdiam membeku, dadanya mendadak semakin sesak setelah mendengar kabar pernikahannya. Kabar pernikahan yang sama sekali tidak pernah dia inginkan. Dia tidak menyangka, bahwa pernikahan itu akan di lakukan sebentar lagi.

“Sudah kubilang aku tidak ingin menikah dengannya,” ucap Teresa menatap Diana dengan sedih.

“Kenapa kau sangat egois Teresa? Setelah kebaikan keluarga Tao selama ini, kenapa kau tega bersikap egois?” Ucap Diana berjongkok untuk menatap wajah anak angkatnya lebih jelas.

“Aku berhak menentukan jalan hidupku sendiri,” ucap Teresa menatap mata ibunya.

“Kalimat itu hanya cocok di katakan oleh anak kandung,” kata Diana terkekeh.

“Aku juga manusia, aku memiliki hak atas hidupku,” ucap Teresa lagi.

“Sadarlah Teresa, bahwa hidup tak semudah itu. Semua orang harus berjuang, begitu juga dengan orang tua angkatmu ini,” jelas Diana mengusap wajah Teresa dengan tangannya.

“Kalian tidak berjuang, kalian hanya mengorbankan diriku!” Teriak Teresa.

‘PLAK!

Satu tamparan keras berhasil mendarat di pipi Teresa. Diana menamparnya dengan sangat keras, sampai menimbulkan bunyi yang khas. Emosinya langsung memuncak saat mendengar teriakan Teresa yang menurutnya tidak pantas.

“Perusahaan Tao hampir bangkrut! Perusahaan yang selama ini membiayai hidupmu akan hancur.”

“Jangan egois dan menikahlah dengan keluarga Adia!” Tegas Diana, matanya menatap tajam Teresa.

“Aku tidak ingin menikahi pria dengan kursi roda itu!” Tegas Teresa, tapi Diana langsung mencengkeram bahunya kuat.

“Apa kau tidak menyadari kehadiran Rara di rumah ini? Kau tidak menanyakan keberadaanya?”

“Dia sedang di rawat di rumah sakit Teresa!!”

“Dia terkena penyakit kanker!”

“Jika kau tidak peduli dengan aku dan Tao, setidaknya kau harus peduli kepada adikmu bukan?” Ucap Diana dengan mata yang berkaca-kaca.

Diana langsung membuka ponselnya, dia menunjukan bukti-bukti bahwa Rara sedang terbaring lemah di rumah sakit. Teresa bisa melihat semuanya, seketika air matanya kembali menetes membasahi pipinya.

“Aku dan Tao harus menyembuhkan penyakitnya. Merawatnya, dan mengobati penyakitnya. Dan itu tidak bisa kita lakukan jika perusahaan Tao bangkrut.”

“Kumohon Teresa, bantulah keluarga Tao.” Diana menatap Teresa dengan berlinang air mata.

Tangisan yang semula sudah berhenti, sekarang mulai terdengar lagi. Suara isakan tangis Teresa kembali terdengar sangat memilukan, dia seolah di paksa untuk terjun ke sebuah jurang curam dan gelap. Ketakutan dan rasa cemasnya bercampur menjadi satu, karena rasa sakit setelah dia terjatuh sudah terbayang jelas, mungkin akan terasa sangat menyakitkan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Pukul 10 malam.

Setelah merenungkan semuanya, tangisan Teresa akhirnya berhenti. Dia menatap langit yang gelap dari jendela kamarnya, tangannya berpegangan pada besi berpola yang menutupi jendela kamarnya. Helaan nafas panjang terdengar sangat melelahkan.

“Prince, maafkan aku,” ucapnya lirih nyaris tak terdengar.

Kemudian pintu kamarnya kembali terbuka, disana sudah ada ayah Tao dan ibu Diana. Mereka membawa segelas susu putih di nampan. Mereka mengecek apakah piring makan kali ini berkurang sedikit atau tidak, dan mereka tersenyum saat piring itu sudah berkurang sedikit.

“Syukurlah kau bisa memakan makananmu Teresa,” ucap Diana meletakan segelas susu ke atas nakas.

Diana pergi menghampiri Teresa yang masih terdiam di dekat jendela kamarnya. Sementara ayah Tao duduk di kursi yang berada di depan meja rias. Teresa menatap datar saat ibunya menarik tangannya untuk duduk di atas tempat tidur.

“Bagaimana?”

“Kau sudah memutuskannya?” Tanya Diana dengan senyuman diwajahnya.

“Apa aku punya pilihan lain selain melakukan pernikahan itu?” Ucap Teresa tanpa senyuman sedikitpun.

Diana menatap Tao, mereka saling melemparkan pandangan satu sama lain. Tapi kemudian tangannya terangkat untuk mengusap puncak kepala Teresa dengan lembut, ini pertama kalinya Diana memperlakukan Teresa layaknya seorang anak kandungnya.

“Terimakasih Teresa!”

“Terimakasih karena sudah bersedia membantu keluarga Tao!” Ucap Diana dengan berlinang air mata.

“Aku melakukan ini demi Rara,” ucap Teresa, membuat Diana terdiam membeku.

“Bolehkah aku meminta sebuah syarat juga?” Tanya Teresa menatap Diana dan Tao secara bergantian.

“Katakan!” Ucap Tao.

“Sebelum hari pernikahan tiba, biarkan aku keluar dari kamar ini.”

“Biarkan aku menikmati masa muda ku sebentar, hanya sebentar!”

“Aku juga ingin berpamitan kepada teman-temanku dengan benar.”

“Dan aku ingin mengantarkan seseorang sampai ke depan gerbang pintu ujian perguruan tinggi.”

“Setelah itu, aku akan menyerahkan hidupku pada kalian berdua.”

Setelah mengucapkan kalimat panjang itu, Teresa menatap Tao dan Diana. Dia menunggu sebuah jawaban yang akan mereka berikan padanya. Teresa berharap bahwa kedua orang dewasa di depannya semoga masih memiliki hati nurani walaupun hanya sedikit untuknya.

“Baiklah,” ucap Diana.

“Tapi kami tetap akan mengawasimu,” ucap Tao.

“Jangan khawatir,” ucap Teresa mulai bangkit dari posisi duduknya.

“Dan Teresa!” Ucap Diana, membuat Teresa menoleh kearahnya.

“Calon suamimu Arnold, dia menyukai rambut panjangmu,” ucap Diana dengan senyuman lebar di wajahnya.

Teresa terus terdiam di tempatnya setelah ibunya mengatakan satu hal tentang Arnold. Sampai Diana dan Tao pergi dari kamarnya, Teresa tetap bertahan di tempatnya. Tatapan matanya kosong, dia seperti mulai merasakan kekosongan di hidupnya saat ini.

Kakinya perlahan mulai melangkah mendekati meja riasnya. Teresa duduk di kursi, memandangi dirinya sendiri yang terlihat menyedihkan. Tangannya membuka laci meja riasnya, mengambil gunting kecil disana. Lalu, dia mulai memotong rambut panjangnya. Isakan tangis terdengar setiap kali gunting kecil itu memotong rambut panjangnya yang indah.

“Rambut panjangku hanya milik cinta pertamaku, Prince.”

...----------------...

1
US
/Good//Good//Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!