Bunda Untuk Aisyah

Aini beserta sang cucu sudah berada di meja makan , mereka hanya tinggal menantikan Adimas keluar dari kamarnya untuk sarapan bersama . Aini terlihat bahagia sekali hari ini , ntah apa yang membuatnya begitu bahagia

Adimas yang melihat senyuman bahagia Aini pun jadi bingung , karna kebahagiaan Aini pagi ini berbeda dengan pagi-pagi sebelumnya . Aini pun memberikan perhatian lebih kepada sang anak

"Mami bahagia banget hari ini"ucap Adimas bahagia melihat sang mami bahagia

"Iya dong , kan sebentar lagi mami punya menantu"ucap Aini

Adimas yang baru memasukkan sarapan kedalam mulut pun langsung tersedak karna mendengar ucapan sang mami tanpa diduga-duga

"Menantu ? Memangnya siapa yang mau nikah mi ?"tanya Adimas yang lupa bahwa dia sudah menyetujui kemauan sang mami

"Kemaren kan kamu sudah janji sama mami dan kamu juga sudah menyetujui kemauan mami . Masa kamu lupa "ucap Aini mengingatkan anaknya kembali

Adimas pun mengingat kembali ucapannya kemaren , namun Adimas juga ingat bahwa dia mengatakan kepada sang mami bahwa tak memiliki calon untuk jadi ibu sambungnya Aisyah .

"Iya Adimas ingat mi , tapi kan Adimas juga bilang sama mami kalau Adimas belum memiliki calon jadi mami bersabar ya"ucap Adimas yang ngeles nya kayak bajai

"Soal calon kamu tenang aja , mami sudah siapkan yang spesial untukmu . Dan hari ini papi kamu bakal pulang ke Indonesia , besok kita langsung pergi ngelamar calon istri kamu "ucap Aini dengan santai

"Mami , nggak bisa gitu dong . Adimas kan belum tau siapa calon Adimas , Adimas nggak tau gimana kepribadian dia , dan masih banyak lagi yang nggak Adimas tau mi . Lagian ini ngelamar anak orang Lho mi , masa ngelamar anak orang kayak ngelamar kerja aja . Udah ketemu loker langsung di antarin surat lamarannya kan nggak mungkin"Ucap Adimas berusaha untuk mengurungkan niat sang mami

"Adimas dengerin mami ! Di dunia ini nggak ada yang nggak mungkin kalau Allah sudah berkehendak , sekeras apapun kamu berkata tidak tapi kalau Allah meridhoi kita bisa apa ?"ucap Aini

Adimas yang lagi khusuk mendengar perkataan sang mami , tiba-tiba Aisyah tertawa keras seakan mengerti dengan apa yang mereka bicarakan

"Unda , unda"ucap Aisyah seakan-akan memberi tahu Dimas bahwa Amanda lah calon ibunya

Aini yang melihat sang cucu ketawa ceria membuatnya semakin bahagia

"Lihat , Aisyah saja yang belum tau siapa calon ibu sambungnya tetap bahagia . Seharusnya kamu juga kayak gitu mas , harus bahagia karna sebentar lagi akan ada sosok wanita yang akan setia mendampingi dan mengurus semua keperluan kamu dan Aisyah"ucap Aini

"Iya mi"Adimas pun akhirnya pasrah dengan keputusan sang mami dan kembali memakan sarapannya

*

"Wah , sarapan kali ini bertiga sama ayah"ucap Amanda

"Selamat pagi anak ayah"ucap Hendrian

"Selamat pagi ayah"ucap Amanda dan langsung mencium pipi sang ayah

"Kayak gitu tu kelakuan anak ayah nggak berubah-ubah . Teman-temannya aja udah punya pasangan hidup , sedangkan anak ayah masih aja nempel sama orangtua"ucap Siti

"Biarin , bilang aja ibu cemburu liat ayah lebih sayang sama Amanda dibanding ibu kan ?"Ejek Amanda

"Enak aja , ayahmu itu lebih sayang sama ibu lah . Kamu itu anak dapat dibawah kolong jembatan"ucap Siti

"Nggak kok"ucap Amanda

"Kalau nggak percaya tanya aja sama ayah mu"ucap Siti

Hendrian yang melihat pertengkaran antara ibu dan anak ini hanya tersenyum karna pada dasarnya Hendiran sudah lama tidak melihat keributan ini

"Haha , sudah-sudah ayo segera dimakan sarapannya nanti keburu dingin jadi nggak enak"ucap Hendrian upaya menghentikan pertengkaran antara ibu dan anak ini