Demi ingin mencapai tujuan masing-masing, Ashley dan Hayden sepakat untuk melakukan pernikahan bisnis. Ashley harus mempertahankan miliknya yang ingin direbut Pamannya, sedangkan Hayden ingin hidup bebas dari kekangan keluarganya. Keduanya berjuang bersama. Ashley dan Hayden saling membantu, saling mendukung dan saling menghibur. Sampai tanpa mereka sadari, rasa ketertarikan muncul. Dan tumbuhlah benih cinta diantara keduanya.
Bagaimana kisah mereka selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dea Anggie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Hukuman Dan Kelahiran
Aku akan berikan kau pilihan. Layani aku dengan baik, maka akan ku lepaskan kau dan memaafkan perkataanmu yang menusuk. Kalau kau menolak, kau hanya akan berkahir tragis, Nona cantik. Pilihlah," kata Jayden.
Ashley tersenyum, "Bedebah sepertimu, berani sekali tawar-menawar denganku, huh? apa kau kira aku ini wanita yang mudah ditindas. Dasar bodoh!" sentak Ashley.
Tanpa banyak menunggu, Ashley langsung menendang celah antara kedua paha Jayden. Dan membuat Jayden langsung terjatuh ke lantai dengan memegang erat are sensitifnya. Ashley segera berlari pergi, dan bertabrakan dengan Hayden.
"Ashley ... " panggil Hayden.
Ashley memeluk Hayden, "Ayo pulang. Aku tidak mau di sini," kata Ashley gemetar ketakutan.
Hayden mengusap punggung Ashley lembut, "Ya, kita pulang sekarang. Jangan katakan apa-apa dulu. Kau harus tenang," kata Hayden.
Baru saja Hayden dan Ashley ingin pergi. Mereka berdua mendengar suara yang tak asing. Yakni suara Jayden yang sedang berteriak marah-marah.
"Sialan! Ke mana wanita hina itu. Beraninya dia menendang arena vitalku. Aku akan membunuhnya," katanya marah.
Hayden mengerutkan dahi, "Siapa yang ingin kau bunuh, Jay?" tanya Hayden. Saat ia melihat Jayden berjalan sempoyongan melewatinya.
Jayden terkejut, "Ka-kau ..." gumam Jayden. Ia melihat Ashley bersembunyi dalam pelukan Hayden, "Kau ... kau jangan sembunyi. Sialan! kau mau mati, ya?" sentak Jayden.
"Jaga ucapanmu, Jay. Kaulah yang akan mati, kalau sampai menyakiti istriku. Ingat ucapanku ini," kata Hayden dengan tatapan mata yang tajam.
Jayden mundur perlahan dan langsung pergi setelah melihat wajah Hayden yang menyeramkan. Jayden menganggap, ucapan Hayden kali ini tidaklah main-main. Jika ia tetap bersikeras melawan, yang ada ia akan benar-benar mati ditangan Hayden.
Hayden mengajak Ashley pergi. Mereka mengakhiri jalan-jalan hari itu dan kembali pulang ke rumah.
***
Sesampainya di rumah. Hayden mengompres wajah Ashley dengan kantung es. Hayden meminta maaf, karena ia tidak bisa menjaga Ashley dengan baik, sampai-sampai Ashley terluka.
"Maafkan aku," ucap Hayden.
"Hei, kau baik-baik saja. Tidak perlu minta maaf. Ini juga bukan kesalahanmu," jawab Ashley.
"Tetap saja. Rasanya aku merasa bersalah karena aku tak menemanimu ke kamar mandi. Andaikan aku pergi bersamamu, si bedebah itu tidak akan berani mengusikmu," kata Hayden.
"Tidak apa-apa. Dia hanya ingin membalas dendam karena sakit hati sudah aku permalukan. Lagipula, aku sudah mrmbuatnya kesakitan dengan menendang area sensitifnya. Rasa sakit itu pasti tak akan hilang dalam sehari, bukan?" jawab Ashley tersenyum.
Ashley meletakkan kantung es, ia menyandarkan kepalanya ke dada bidang sang suami. Hayden mengusap kepala Ashley, dan memeluk Ashley dengan erat. Ia berpikir untuk membalas setimpal perbuatan Jayden dengan caranya sendiri tanpa sepengetahuan Ashley.
Ashley melepas pelukan dan menatap Hayden, "Sayang ... " panggil Ashley mesra.
"Hm?" gumam Hayden menatap Ashley.
Ashley meraba dada bidang Hayden, "Apa kau tidak merasa kedinginan?" tanya Ashley basa-basi.
Hayden memegang tangan Ashley yang meraba dadanya, "Apa maksudnya ini? kau sedang menggodaku, ya?" tanya Hayden menatap Ashley.
Ashley diam saja dengan wajah memerah. Sepertinya ia merasa malu karena ketahuan telah berpikiran mesum. Hayden mencium telapak tangan, dan punggung tangan Ashley. Mencium lengan sampai bahu Ashley, lalu leher Ashley. Dan itu membuat Ashley merasa geli sampai tubuhnya ikut menggeliat seperti cacing.
Melihat gerakan erotis istrinya Hayden pun merasa tidak mampu menahan diri. Ia pun menyerang istrinya dan mmebuat istrinya kembali merintih semalaman.
***
Beberapa hari kemudian. Jayden mendapat teguran dari Dion. Karena Dion merasa malu, mendapatkan peringatan dari Hayden. Dion memerintahkam Jayden untuk tinggal sementara waktu di luar negeri, bersama kerabat jauh Mamanya. Tak hanya Jayden, Dion juga mengirim Merry pergi bersama. Dian berkata kalau ia harus berusaha keras serta ingin fokus membangun kembali perusahaan yang tersisa, yakni perusahaan cabang agar bisa lebih berkembang seperti perusahan pusat yang telah gulung tikar.
Merry dan Jayden awalnya menolak. Namun, Dion langsung mengancam mencabut hak waris Jayden, jika menolak dan mrnggugat cerai Merry jika tidak patuh. Pada akhirnya keduanya tak bisa melawan dan pasrah begitu saja pergi ke luar negeri.
Kepergian Jayden dan Merry disaksikan sendiri oleh Hayden yang diam-diam pergi mengikuti. Hayden mengepalkam tangan. Entah mengapa ia merasa belum puas meski telah mengusir Jayden dan Merry pergi.
"Ini masih bukan apa-apa. Dibandingkan kau dan Ibumu yang membuatku dan Ibuku hancur. Nikmatilah perjalananmu," batin Hayden yang langsung pergi.
Hayden masuk ke dalam mobil dan menghubungi seseorang. Ia berbincang santai dengan seseorang itu. Setelah selesai, Hayden pergi mengemudikan mobilnya pergi meninggalkan parkiran untuk kembali ke restoran.
***
Dion mendapatkan kabar baik. Ada seorang investor luar negeri yang bersedia berinvestasi dalam jumlah besar untuk bisa membantu perusahaan Dion bangkit dari keterpurukan. Bahkan investor tersebut tanpa ragu-ragu mengajak beberapa investor lain dan membuat perusahaan pusat kembali beroperasi, setelah beberapa bulan tersendat. Setelah Dion mencari tahu, ia baru menyadari kalau semua bantuan yang ia dapat tak lain karena campur tangan Hayden.
Bahkan pihak investor itu sendiri pun mengaku berhutang nyawa pada Hayden. Dan baru kali ini Hayden meminta sesuatu darinya karena sebelumnya Hayden selalu menolak pemberiannya. Seseorang itu mengaku, kalau Hayden ingin membantu Papanya yang sedang kesusahan, tapi ia tidak bisa membantu karena masalah pribadi. Dan meminta bantuannya. Begitulah akhirnya sampai seseorang itu menyetujui permintaan Hayden tanpa syarat. Ia bahkan langsung menghubungi beberapa teman investor lain, agar bisa membantu secara maksimal.
Mendengar itu, Dion merasa sedih. Ada perasaan bersalah yang menyelimutinya. Ia menyesal, karena ia sudah menyia-nyiakan Hayden yang ternyata sangat pengertian dan peduli padanya dibandingkan siapapun.
***
Satu tahun kemudian. Ashley dan Hayden mendatangi makam Mattew. Ashley memberitahu Papanya, jika ia sebentar lagi akan melahirkan. Ashley menatap foto Papanya dengan mata berkaca, ia emrasa sedih karena sang Papa pergi meninggalkannya sebelum sempat melihatnya berjalan dan melihat cucunya.
Hayden memeluk Ashley. Berusaha menguatkan Ashley. Ia mengingatkan Ashley, agar Ashley tidak banyak pikiran stres. Namun, tiba-tiba saja Ashley mencengkram kuat tangan Hayden. Ashley mengalami kontraksi. Tanpa menunggu, Hayden dengan cepat mendorong kursi roda dan membawa Ashley ke parkiran. Ia memindahkan Ashley masuk dalam mobil, dan buru-buru melipat kursi roda, lalu menyimpannya.
Hayden segera masuk dalam mobil, mengenakam sabuk pengaman dan pergi meninggalkan pemakaman menuju rumah sakit terdekat. Sepanjang perjalanan, Ashley tampak gelisah dengan sesekali merintih kesakitan. Hayden juga sesekali mengusap perut Ashley, ia meminta Ashley dan calon anaknya bersabar karena sedang dalam perjalanan ke rumah sakit.
Tidak lama, mobil yang dikemudikan Hayden pun memasuki lobby utama sebuah rumah sakit. Hayden segera turun dan meminta bantuan bantuan untuk istrinya. Dua orang perawat jaga langsung berlari membawa ranjang pasien dan segera membawa Ashley ke ruangan.
Hayden mondar mandir menunggu Dokter yang menangani Ashley. Beberapa jam berlalu, akhirnya ia mendapatkan kabar baik. Putranya telah lahir ke dunia, dan ia diperkenankam masuk melihat. Hayden melihat Ashley sedang berbaring memeluk anaknya. Hayden menangis bahagia, ia berterima kasih pada Ashley, karena sudah berjuang melahirkan putranya. Ashley senang, akhirnya ia memiliki Hayden kecil, sesuai harapannya.
Cuma bab terakhir ini terkesan buru-buru.
Semangat berkarya ya Author........