Akibat hubungan toxic Ameera sering kali tidak fokus dalam berbagai hal, sang kekasih selalu membuntutinya bahkan menghubunginya setiap saat.
Hal itu berakibat fatal pada malam saat saudari kembarnya meminta Ameera untuk mengantarnya menemui sang suami, akibat mengangkat telepon dari kekasihnya Ameera lalai mengemudikan mobilnya hingga terjadilah kecelakaan tragis yang merenggut nyawa saudari kembarnya.
Ambeera wafat saat usia kandungannya delapan Minggu, hal itu membuat Ameera dihantui rasa bersalah yang amat sangat besar! Terlebih lagi Liam yang merupakan suami dari Ambeera mengalami depresi parah akibat kematian istri dan calon anaknya.
Liam hanya bisa ditenangkan ketika melihat wajah Ameera, karena itu keluarga besar keduanya memutuskan untuk menjadikan Ameera istri pengganti untuk Liam, siapa sangka ketika depresinya sembuh Liam tidak bisa menerima bahwa Ameera lah yang kini menjadi istrinya.
Ameera harus sabar setiap kali Liam berlaku kasar padanya, baik secara verbal maupun
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Masa Sekarang!!
Setelah selesai mandi Liam keluar dari dalam kamar mandi dan melihat Ameera masih terdiam duduk dibibir ranjang! Ya Ameera memang kembali teringat saat dulu Liam dan saudari kembarnya di vila membuat pengakuan bahwa keduanya telah melakukan hubungan tersebut, hingga perjodohan pun harus tertukar! Seharusnya Ameera dengan Liam, Ambeera dengan Charles tapi justru malah sebaliknya.
Ameera sendiri masih tidak menyangka kini justru dirinya lah yang menjadi isteri dari Liam, meskipun istri pengganti karena Liam tidak pernah menganggap Ameera sebagai istrinya.
Sebenarnya buku diary itu diberikan oleh momy Joanna sepasang, satu untuk Ameera dan satunya lagi untuk Ambeera, sayangnya milik Ambeera tidak ada di rumah ini entah kemana buku diary milik Ambeera.
"Kau mau terus melamun begitu?" Liam mengeringkan rambutnya dengan handuk dikepalanya.
"Aku mandi dulu Am, kalau kau bosan didalam kamar kau bisa keluar saja!"
Liam tak lagi menjawab perkataan dari Ameera, sampai gadis itupun melengos masuk kedalam kamar mandi. Hingga Ameera selesai mandi, Liam yang tadinya sedang tiduran diatas ranjang langsung beringsut dan mengambil posisi duduk bersandar pada headboard.
"Kenapa kau langsung beringsut seperti itu? Memangnya aku akan menerkam tubuhmu yang sedang tiduran?" tanya Ameera.
Liam hanya melirik sinis, baginya tidak penting sekali menjawab pertanyaan dari Ameera.
Ameera berjalan kesamping menuju lemari kayu disebelah kanan ranjang, perlahan Ameera memakai pakaian da lam tanpa melepaskan handuk yang melilit ditubuhnya.
Bisa-bisa Liam akan marah bila sampai Ameera meloloskan handuk yang melilit ditubuhnya. Tapi tubuh yang nyaris polos itu sesekali terlihat sedikit oleh pelipis mata sebelah kanan Liam, ada rasa penasaran tapi kebenciannya terhadap Ameera membuat Liam langsung menggelengkan kepalanya.
Ameera selesai memakai baju, dia lantas menghampiri Liam!
"Ayo kita makan malam dulu Am!"
Liam bangkit dari ranjang, tapi pikirannya tertuju pada kamar sempit yang didalamnya tidak ada sofa.
"Kamar mu tidak ada sofa?"
"Ini kan kamar tidur, memangnya ruang tamu harus ada sofa,"
"Kau sengaja kan? Aku memberimu uang yang cukup banyak, tapi kamar mu ini tidak kau belikan sofa?"
"Sengaja apa? Dan mana aku tau kalau kau akan ikut ke rumah orangtua ku Am,"
"Pokoknya aku tidak mau kita tidur satu ranjang, kau cari sofa dan bawa kedalam kamar ini!"
"Lakukan saja sendiri!" Ameera melengos karena permintaan suaminya itu memanglah sangat aneh, bisa-bisanya Liam meminta dibelikan sofa hanya karena tidak mau tidur satu ranjang dengannya.
"Ameera!" Liam mengejar Ameera, dan tanpa sengaja Liam meraih tangan Ameera hingga tubuh Ameera kembali berbalik dan berhadapan dengan Liam.
"Apa lagi?" Ameera menatap tangannya yang masih digenggam oleh Liam.
Entahlah begini saja rasanya sudah membahagiakan, bisa berpegangan tangan dengan Liam membuat jantung Ameera berdebar-debar.
"Kalau kau tidak mau membawakan sofa kedalam kamar itu, maka kau yang akan tidur dilantai!" Liam sadar sedari tadi dia menggenggam tangan Ameera, buru-buru dia lepaskan tangan Ameera.
"Memangnya kenapa kalau tidur seranjang denganku? Aku tidak memiliki penyakit menular, kau malah ribet sendiri!"
"Jangan mimpi, aku tidak sudi tidur seranjang dengan pem b u nu h dari istri dan anakku!"
Ameera membuang nafas dengan kasar mendengar Liam lagi-lagi mengatakan hal yang membuat hatinya terluka. Malam ini kedua orangtua Liam dan orangtuanya Ameera duduk bersama dimeja makan untuk makan malam.
Liam dan Ameera pun duduk bersampingan, dihadapan kedua orangtuanya Ameera berusaha agar tidak terlihat sedih setelah tadi mendengar perkataan Liam yang sangat menyakitkan.
"Sayang kau mau makan dengan apa?" Ameera mengambil piring untuk Liam.
Mendengar Ameera memanggilnya sayang, ingin rasanya Liam melepas gendang telinganya agar tidak mendengar kata menggelikan dari bibir Ameera. Bisa-bisanya Ameera memanfaatkan situasi ini untuk berlaku mesra dengannya.
"Apa saja!" dengan cuek.
Sontak saja Momy Britney dan Dady Daniel langsung melirik kearah Liam, begitu juga Dady El dan momy Joanna! Liam yang sadar kini orangtua dan mertuanya menatapnya dengan tatapan curiga, buru-buru meraih kedua tangan Ameera yang sedang memegangi piring.
"Apa saja asal makan malamnya bersama mu aku suka!" Liam tersenyum manis pada Ameera sambil mengusap-usap tangan Ameera.
Meskipun sikap manis Liam ini hanya kepura-puraan karena mereka sedang berhadapan dengan orangtua masing-masing, tapi begini saja untuk beberapa detik Ameera merasa seperti sedang dicintai sebagai seorang istri oleh Liam.
Liam ngeselin banget dah, seranjang sama istri cantik dan masih ori malah ga mau, giliran sama yang gak ori lagi malah ga kuat nahan🤣bodohnya engga nyadar lagi kalau itu udah engga ORI.