NovelToon NovelToon
Gadis Belia Istri CEO Duda

Gadis Belia Istri CEO Duda

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Duda / CEO / Percintaan Konglomerat / Tamat
Popularitas:16M
Nilai: 4.5
Nama Author: Dhessy

Yang kemarin nungguin Gilang, ada di sini tempatnya. 🥰🥰

♥️♥️♥️

Banyak wanita yang menginginkannya. Tapi mengapa harus jatuh pada Belva yang masih belia?

Usianya dua puluh sembilan tahun dan berstatus duda. Tapi memiliki seorang istri yang usianya sepuluh tahun lebih muda darinya.

Gadis yang belum lama lulus sekolah menengah atas. Dia lebih memilih menjadi seorang istri ketimbang mengenyam pendidikan lebih tinggi lagi.

Redynka Belva Inara.

Gadis cantik keturunan Belanda itu lebih memilih menikah daripada harus bermain-main seperti kebanyakan gadis seusianya.

Namun sayang, cintanya ditolak oleh Gilang. Tapi Belva tak berhenti untuk berjuang agar dirinya bisa dinikahi oleh Gilang.

Sayangnya, Gilang yang masih sulit untuk membuka hati untuk orang lain hanya memberikan status istri saja untuk Belva tanpa menjadikan Belva istri yang seutuhnya. Memperistri Belva pun sebenarnya tak akan Gilang lakukan jika tidak dalam keadaan terpaksa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhessy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 25

"Aku ganti ganti celana dulu, deh. Mama sama papa bisa ngamuk nanti lihat aku pulang pakai baju kayak gini."

Eliza keluar dari mobil, berjaga-jaga saat Belva mengganti celananya menjadi celana panjang. Lalu memakai jaket jeansnya untuk menutupi baju dalamnya yang terlihat begitu seksi.

Tok tok

Belva mengetuk kaca mobil, memberi tanda bahwa dia sudah selesai dan Eliza bisa masuk kembali ke dalam mobil.

"Lagian kamu, sih. Udah punya laki malah jalan sama cowok lain. Mana bajunya kayak gitu lagi. Kalau masih pengen jalan sama cowok lain ngapain juga nikah?"

"Aduh... Cerewet banget, sih, kamu. Kan, aku udah bilang pengen tau aja reaksi dia gimana. Dari tadi dia telepon sama WhatsApp aku terus. Tapi nggak aku respon."

"Dia pasti overthingking."

Belva tertawa kecil. Dari isi pesan yang dia baca namun tidak dia balas, Gilang terlihat begitu kesal saat Belva memasang story seperti itu.

Kalau memang Gilang merasa Belva adalah orang yang begitu penting di dalam hidupnya, Gilang akan berjuang, datang ke Surabaya dan meminta maaf.

Tapi sudah tiga hari lamanya. Biasanya Gilang sudah datang lagi ke Surabaya. Tapi lelaki itu justru tak menampakkan batang hidungnya di hadapan Belva.

Mungkin ada satu pesan yang terlewat dari Gilang yang sudah terbaca. Belva tak sadar bahwa di pesan tersebut Gilang juga mengatakan kalau dia tengah berada di luar negeri.

Karena itu dia tidak bisa datang ke Surabaya dalam waktu dekat.

"Tapi, Bel. Si Andika itu masih suka sama kamu, deh, kayaknya."

Belva mengerutkan keningnya. "Ngaco kamu. Dia udah punya pacar, kan, kayaknya?"

"Ya namanya juga suka. Meskipun udah punya cewek kalau suka sama kamu ya suka aja. Siapa tau ceweknya cuma buat pelampiasan doang karena nggak bisa dapetin kamu."

Mereka terdiam sesaat sebelum Eliza kembali bersuara. "Lagian Andika itu ganteng. Masih muda, calon dokter juga_"

"Tapi belum bisa diajak nikah," sela Belva membuat Eliza melihatnya dengan satu alis yang terangkat.

"Daripada nikah tapi suaminya masih gagal move on dari mantan istrinya."

"Sialan, Lo!"

"Eh, belum juga dua bulan nikah sama orang Jakarta. Udah Lo gue aja bahasanya."

"Diem, deh."

Eliza tertawa lepas melihat ekspresi wajah Belva yang terlihat kesal ketika membahas soal pernikahannya.

***

Ketika di luar rumah, Belva masih bisa tertawa lepas. Seolah tak memiliki masalah apapun dengan siapapun.

Tapi ketika kembali ke rumah dan dia sendirian di kamar, hatinya kembali sendu. Tak jarang Belva meneteskan air matanya, memikirkan bagaimana rumah tangganya nanti.

Jika dibilang dirinya egois, tak mau mendengarkan penjelasan Gilang, bukankah Gilang lebih egois? Yang dia pikirkan hanya perasaanya sendiri. Sedangkan perasaan Belva tak dipikirkan sama sekali.

Jika memikirkan bagaimana perasaan Belva, harusnya hari itu Gilang tidak mementingkan Mikha daripada Belva.

Apalagi, hari itu hubungan mereka sedang tidak baik-baik saja. Membuat Belva semakin yakin kalau kata cinta yang pernah Gilang ucapkan itu hanya sebuah kebohongan.

Kenyataannya, Gilang belum bisa menghentikan perasaannya sendiri kepada Mikha.

Rasanya ingin menyerah. Tapi Belva cinta. Tak sanggup membayangkan kalau seandainya suatu saat melihat Gilang bahagia dengan orang lain.

Tapi kalau terus berlanjut, Belva masih harus berjuang keras untuk menaklukkan hati laki-laki yang masih hidup di masa lalu. Dan Belva mulai lelah.

Semakin dia kejar, Gilang berlari semakin jauh.

Bibirnya berkata cinta, tapi masih ada wanita lain di hatinya.

***

Rania melihat sahabat barunya yang seminggu ini terlihat begitu murung. Sekali bertanya "kamu kenapa?" Tapi respon Belva hanya tersenyum dan berkata tidak apa-apa.

Sadar orang baru yang baru saja datang ke kehidupan Belva, Rania tak ingin bertanya lebih banyak lagi. Tak ingin dianggap kepo atau mau ikut campur dengan urusan Belva.

Seperti saat ini, buku yang ada di hadapan Belva hanya dibolak-balik tanpa kejelasan bagian mana yang akan Belva baca.

Sesekali Belva melamun sambil menopang kepalanya dengan satu tangannya.

"Bel, masih mau di sini apa pulang?"

Belva masih melamun. Matanya menatap kosong ke salah satu sudut perpustakaan kampus.

"Bel?" panggil Rania lagi. Kali ini dengan sentuhan kecil di tangan Belva.

"Hah? Iya, ada apa?" Belva nampak terkejut.

"Kamu melamun? Sakit apa gimana?"

Belva menggelengkan kepalanya. "Enggak. Aku baik-baik aja, kok. Apa, gimana? Tadi kamu tanya apa?" Terlihat sekali Belva memaksakan sebuah senyuman.

"Kamu masih mau di sini apa mau pulang? Aku udah dijemput kakak aku di parkiran," ucap Rania dengan mengulang pertanyaannya yang sebelumnya.

"Oh, pulang juga, deh, aku. Bareng aja ke depannya."

Rania mengangguk mengiyakan. "Ayo."

Keduanya berjalan beriringan menuju parkiran mobil. Tempat mobil Belva terparkir dan Rania dijemput oleh kakaknya.

"Kakakmu yang mana, Ran?" tanya Belva saat keduanya mulai memasuki area parkir.

"Itu." Tunjuk Rania pada seseorang. "Yang pakai baju loreng, dekat mobil warna silver."

"Serius dia kakak kamu? Bukan pacar kamu?"

Rania tertawa kecil. "Bukan. Dia kakak aku. Dia jomblo kalau kamu mau," canda Rania.

Belva tak menyangka kalau Rania adalah adik dari seorang abdi negara. Tak terbayang bagaimana ketatnya penjagaan kakaknya pada Rania.

Dan apa kata Rania tadi? "Dia jomblo kalau kamu mau."

Belva sudah bersuami andai Rania tahu. Kalau melihat lelaki tampan seperti kakaknya Rania, itu hanya vitamin mata saja. Tapi tidak untuk vitamin hatinya. Karena tetap Gilang yang mempunyai vitamin untuk hati Belva.

Ah, Gilang lagi. Sedang apa lelaki itu hingga sudah dua hari ini berhenti menghubungi Belva?

Belva tentu ketar-ketir karena Gilang berhenti menghubunginya. Tapi terlalu gengsi untuk menghubungi Gilang lebih dulu.

Jika Gilang bisa tanpa Belva. Kenapa Belva tidak bisa seperti itu juga? Belva pun bisa jika harus tanpa Gilang.

"Udah lama nunggunya, Bang?" tanya Rania pada kakaknya yang bernama Wisnu.

"Belum," jawab Wisnu singkat.

"Eh, Bang, kenalin temen aku." Wisnu melirik Belva sekilas. "Namanya Belva, Bang."

Belva tersenyum tipis dan mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan kakaknya Rania.

Belva pikir Wisnu tak akan menyambut uluran tangannya. Tapi ternyata lelaki itu justru menyalami tangan Belva dan tersenyum ke arah Belva.

"Saya Wisnu. Senang berkenalan dengan kamu."

Belva mengangguk dan tersenyum tipis sebelum berpamitan kepada Rania dan Wisnu untuk lebih dulu pulang.

***

Satu yang selalu Belva hindari adalah pertanyaan soal Gilang dari kedua orangtua Belva sendiri.

Selama satu Minggu ini aman karena mereka belum menanyakan Gilang.

Tapi Belva tidak tahu sampai kapan mereka tidak bertanya soal Gilang pada Belva.

"Kamu nggak ada niatan untuk memperbaiki hubungan kamu dengan suami kamu, Bel?" tanya Eliza saat keduanya tengah melakukan panggilan video call.

"Harus aku duluan, ya? Kan, dia yang salah, El."

"Iya juga, sih. Tapi kalau kayak gini, masalah kalian nggak akan pernah selesai. Hubungan kalian akan dibawa kemana juga nggak tahu. Yang ada malah saling menyakiti satu sama lain. Datangi dia, cari solusi yang terbaik. Kalau masih mau dilanjut, ya diperbaiki. Kalau enggak ya pisah aja daripada saling menyakiti."

"Duh, sejak kapan, nih, jadi bijak begini dalam masalah asmara?"

Terlihat Eliza menghembuskan napas dengan sedikit kasar. "Serius, Bel. Kalau aku jadi kamu, aku udah ke Jakarta. Aku tanya maksud dia apa? Masih mau lanjut enggak? Kenapa? Takut dia mau ceraikan kamu? Ngapain mesti takut? Kamu masih pera*an, pernikahan kalian belum banyak yang tau. Kalaupun kalian cerai pun nggak ada yang tau kalau status kamu janda, Bel. Kamu cantik, laki-laki di luar sana juga banyak yang suka sama kamu. Tapi jangan sampai, deh, kalian cerai, ya. Kalian cuma butuh waktu untuk ngobrol aja, kok."

***

Setelah menimbang-nimbang apa yang diucapkan Eliza, Belva rasa ada benarnya juga. Karena itulah saat ini Belva tengah berada di bandara Soekarno Hatta.

Baru seperempat jam yang lalu dia sampai. Dan sekarang masih harus mengambil di tempat pengambilan bagasi.

Saat Belva sedang menunggu kopernya di tempat pengambilan bagasi sesuai dengan maskapai yang dia naiki tadi, kedua matanya menangkap sosok yang begitu dia kenali.

Dengan memakai celana jeans dan jaket kulit berwarna hitam. Kacamata hitam bertengger manis di atas hidungnya. Terlihat sangat tampan.

Tapi di sisinya pun ada wanita yang Belva kenali juga. Keduanya sedang asyik tertawa bersama, entah apa yang sedang mereka bicarakan.

Terlihat sangat asyik sekali.

Dia adalah Gilang dan Jihan. Dua orang yang pernah terlibat dalam suatu hubungan yang dekat, dan Belva menjadi penghancur di antara keduanya.

Tapi sekarang, Belva sendiri yang hancur karena keduanya. Apa ini sebuah karma untuknya?

Darimana mereka berdua sampai menunggu koper di tempat yang sama? Pergi berduakah? Liburan berdua?

Ah, Belva tak sanggup membayangkan. Hati yang belum sepenuhnya pulih pun sudah terluka lagi.

🌻🌻🌻

Entahlahhhh 😴😴

1
SumiNem
terlihat dah cemburunya.
Runik Runma
udh murah murahan lgi
Runik Runma
aduh bencana lgi
Runik Runma
wah udah otw nih jabang bayi
Runik Runma
sabar bel
Runik Runma
kasihan
Runik Runma
sabar
dillaaa
ngakak woyyyyy,disaat lagi tegang"nya malah?😂😂😂😭😭😭😭
Endang Werdiningsih
kesalahan yg slalu diulang oleh gilang..
membohongi belva..
Endang Werdiningsih
gilang punya anak dr wanita yg oernah tidur dengan'a,,begitukah???
Endang Werdiningsih
sepupu boleh dinikahi tp dr pihak mana dulu,,kalo sepupu dr pihak ibu memang boleh tp kalo dr pihak ayah ga boleh,,misal rey anak dr adik atau kakak darmawan yg cowok,,karena jika ada apa" yg jd pengganti sbg wali nikah belva ya ayah'a rey..itu setahu sy...
Endang Werdiningsih
rey sepupu belva dr pihak mana nih,,darmawan atau vita
Endang Werdiningsih
belva tdk pernah sekakipun kamu membatalkan pertunanganmu gilang,,lu aja yg memaksakan diri menjd dewa penolong buat belva,,lu umur lebih tua dr belva tp lu ga bisa menjaga oerasaan belva dgn berbohong ke istri hanya untk menyenangkan mantan istri... kesalahan lu lebih fatal,,kebohongan belva ga sebanding dgn kebohongan lu...
Endang Werdiningsih
kalo hanya soal kuliah kan bisa pindah ke universitas yg ada dijakarta drpd LDR-an ampe 4thn..
LDR-an ujung"a bnyk pelkor dan pebinor,,apalagi pernikahan belva-gilang msh disembunyikan
Fitriani Month
Luar biasa
s
Gilang kembali ke Jakarta Thor.
Echa Maricha Hehe
tidak bertele2 dan muter2
Tavia Dewi
y tuhan,,,,saya ja hamil 2 x ja badan seperti ne pa gi banyak anak bisa melar badan,,,,suami kan klo istri badan melar suka lihat cewek seksi
Sukma Wati
mana ada orang bahagia melihat orang yg dicintai bahagia dgn orang lain yg ada itu sessek tp bukan asmah
Sukma Wati
benar.. perempuan klo lagi pms gak ada lawan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!