Gadis Belia Istri CEO Duda
Gadis yang baru saja lulus sekolah menengah atas itu terlihat tak berkedip saat melihat lelaki dewasa di hadapannya.
Terlihat berwibawa dan sangat berpendidikan ketika berbicara dengan ayahnya.
Belva namanya. Dia tak peduli dengan apa yang saat ini dibicarakan oleh lelaki tampan itu dengan ayahnya.
Sejak tadi fokusnya hanya pada lelaki itu. Menyangga dagunya dengan kedua tangannya. Tersenyum sendiri dan menggigit bibirnya dengan manis saat tak sengaja kedua matanya bertatapan dengan lelaki itu.
Lelaki itu adalah Gilang. Duda tampan berusia dua puluh sembilan tahun namun masih terlihat seperti lelaki yang baru berusia dua puluh dua tahun.
Berbeda dengan Belva yang nampak bahagia saat melihat Gilang, Gilang sendiri justru merasa risih ditatap sedemikian rupa oleh Belva.
Gadis yang diceritakan oleh ayahnya bahwa dia beru saja lulus sekolah menengah atas kemarin.
Belva cantik, Gilang akui itu.
Tapi sayangnya dia masih sangat belia. Dan Gilang pun tak berminat untuk menyukainya.
Gilang menginginkan seorang perempuan dewasa untuk dijadikan pendamping hidup setelah perceraiannya dengan Mikha dua tahun yang lalu.
Sayangnya, baru beberapa Minggu setelah pernikahan Mikha dan Gavin, Gilang baru bisa move on dan menerima kenyataan bahwa Mikha bukan lagi miliknya.
Miliknya? Tidak, Gilang tak pernah memiliki Mikha.
Gilang hanya mengikat Mikha dalam sebuah pernikahan tanpa adanya cinta. Hingga waktu yang membuat Mikha memilih untuk menggugat cerai Gilang karena satu persatu kesalahannya di masa lalu terungkap.
Sudahlah, itu semua sudah berlalu. Penyesalan pun tak akan membuat Mikha kembali menjadi istrinya. Sekarang Gilang harus terima kenyataan bahwa Mikha sekarang adalah kakak iparnya.
Hampir setiap hari Gilang disuguhkan dengan kemesraan keduanya. Belum lagi malam panas yang sempat terdengar olehnya malam itu. Ah, Gilang tak mau membayangkan apa yang terjadi.
Dia pun pernah melakukannya meskipun bukan dengan Mikha.
"Belva, kita bisa pergi sekarang."
Darmawan, Papa Belva, lelaki Jawa namun berwajah bule, berucap namun tak didengar oleh Belva yang sedang asyik memandangi wajah Gilang.
Darmawan sampai merasa sungkan dengan ulah anaknya. "Maafkan Belva ya, Lang," ucapnya pada Gilang.
Gilang tersenyum tipis. "Tak masalah, Om."
"Belva, kita pergi sekarang."
Belva tak juga mendengar ucapan ayahnya.
"Belva!" Panggilan Darmawan naik satu oktaf. Tak kasar, namun sedikit keras. Ditambah juga dengan menyenggol lengan Belva pelan. Barulah Belva tersadar dari lamunannya akan Gilang.
"Kenapa, Pa? Mau jodohin Belva sama Kak Gilang, ya?" ucap Belva ngaco.
"Ssstt... Sembarangan kamu. Bikin malu papa aja. Tapu gitu tadi papa nggak ngajak kamu. Ayo pergi. Papa sama Gilang sudah selesai meeting."
"Kok, udah selesai, sih, Pa? Belva belum puas lihatin Kak Gilang," rengek Belva semakin menguat Darmawan malu.
Tak ada cara lain selain menarik tangan Belva agar Belva mau beranjak dari tempat duduknya dan membawa Belva pergi dari hadapan Gilang sebelum Darmawan dibuat semakin malu oleh tingkah anak semata wayangnya.
***
"Dia cantik, bos. Bos nggak naksir sama dia?" tanya Juan, sekertaris Gilang.
"Cantik sih, cantik, Ju. Tapi dia masih bocah."
"Justru karena masih bocah, Bos, masih polos. Enaklah buat eksperimen gaya baru."
"Mulutmu, Ju."
Juan tertawa terbahak mendengar ucapan Gilang. Juan yakin ucapannya tadi pasti sudah mengganggu perasaan Gilang saat ini. Entah ucapannya yang mengatakan bahwa Belva cantik, atau Belva yang masih polos sehingga bisa diajak bereksperimen gaya baru.
"Sialan!" umpat Gilang yang disambut tawa oleh Juan. Juan yakin ucapannya benar-benar mengganggu pikiran Gilang.
🌻🌻🌻
Beberapa Minggu ini, Gilang sudah sering pulang pergi Surabaya - Jakarta untuk menjalankan proyek baru milik ayahnya yang diamanahkan pada Gilang. Bekerjasama dengan Darmawan yang merupakan teman Anton semasa kuliah dulu.
Jika dilihat kembali antara Darmawan dan istrinya, usia mereka terlihat terpaut begitu jauh.
Darmawan seumuran ayahnya. Sedangkan istrinya terlihat masih sangat muda. Apalagi anak yang mereka miliki hanya Belva seorang, yang baru saja lulus SMA.
Itu artinya tak masalah juga jika Gilang menyukai Belva.
"Ah, apalah otakku ini?" Gilang merutuki pikirannya sendiri. Bisa-bisanya dia berpikir untuk menikah dengan Belva yang masih belia itu.
Gilang tidak mau jika harus direpotkan dengan sifat manjanya nanti.
"Kak Gilang!!!"
Gilang menghentikan langkahnya setelah mendengar suara cempreng yang begitu dia kenali. Tak perlu menoleh, Gilang yakin itu adalah Belva.
Tak perlu juga Gilang bertanya-tanya kenapa Belva ada di sini, di kantor Darmawan.
"Ih, untung Belva ke sini, ya, Kak. Kalau nggak mana Belva tahu kalau ada kak Gilang di sini. Papa nggak bilang kalau kak Gilang mau ke sini."
Belum apa-apa, Belva sudah begitu bawel dengan menggandeng tangan Gilang. Catat, tanpa mau Belva melakukannya. Padahal kini keduanya sudah menjadi pusat perhatian para karyawan di kantor Darmawan.
"Kak Gilang mau ketemu Papa, ya? Bareng aja, yuk."
"Iya. Tapi nggak usah gandeng begini."
"Kenapa?"
"Malu dilihatin karyawan Pak Darmawan."
Meskipun terlihat enggan, Belva melepaskan tangan Gilang begitu saja. Harapan Gilang gadis itu memilih untuk tidak bareng dengan Gilang untuk naik ke ruangan Darmawan.
Namun gadis itu tetap mengikuti Gilang sampai Gilang masuk ke dalam lift.
"Kak Gilang udah lama jadi duda?"
Gilang tersedak air liurnya sendiri. Bisa-bisanya Belva menanyakan hal tersebut kepada dirinya.
"Nggak cemburu lihat mantan istri jadi kakak ipar, kak?"
Pertanyaan Belva tak dijawab oleh Gilang.
"Nikah sama Belva yuk, Kak, biar nggak disangka gagal move on. Belva siap untuk nikah muda, kok. Memangnya kakak nggak capek jadi duda terus? Tidur nggak ada yang meluk, baju nggak ada yang nyiapin, kemana-mana nggak ada yang nungguin di rumah, nggak ada yang tanya kapan kakak pulang, nggak ada yang diajak gandengan waktu jalan-jalan. Memangnya kakak nggak capek?"
Kedua mata Gilang melebar dengan sempurna. Baru kali ini ada gadis seusia Belva yang terang-terangan mengajaknya menikah.
Dia pikir menikah itu apa? Memangnya menikah hanya seperti apa yang dia ucapkan barusan?
Tidak hanya sekedar aku suka sama kamu lalu kita menikah. Tapi dimana pernikahan adalah menyatukan dua pikiran yang berbeda. Menyatukan visi dan misi untuk kehidupan rumah tangga.
Gadis manja seperti Belva ini tau apa soal pernikahan? Pikir Gilang meremehkan Belva.
Beruntung lift terbuka sebelum Gilang bisa menjawab ucapan Belva. "Nggak usah ngomong apa-apa ke papamu soal ucapanmu tadi," ucap Gilang sebelum masuk ke ruangan Darmawan.
"Ih, Kak Gilang mau ngobrol berdua sama aku dulu, ya?"
Gilang menghembuskan napasnya dengan sedikit kasar. Akhirnya dia menganggukkan kepalanya agar gadis itu segera menutup mulutnya dan gak berkata apapu lagi di hadapan ayahnya nanti.
***
"Anak Mama udah pulang? Duduk dulu, yuk. Ada teman Mama dan anaknya."
Jika sudah berkata seperti itu, Gilang sudah yakin bahwa Yunita pasti akan menjodohkan dia dengan anak teman mamanya itu.
Hal ini sudah terjadi berulangkali dengan teman mamanya yang berbeda. Dan Gilang selalu menolak jika diminta untuk mengenal lebih dekat lagi.
"Aku capek, Ma. Bersih-bersih dulu, ya?"
"Sebentar aja, kok. Mereka juga udah mau pulang karena udah lama di sini."
Gilang tak bisa lagi menolak. Tidak ada pilihan lain selain mengikuti kemauan mamanya agar dia duduk di hadapan dua perempuan berbeda usia tersebut.
Jihan nama wanita itu. Gilang pernah melihat nama dan wajahnya ada di daftar perempuan muda yang menjadi seorang pengusaha sukses.
Meskipun baru merintis, tapi brand pakaian modern miliknya sudah terkenal di kalangan para kaum menengah ke atas.
"Kata Mama kamu, kamu baru dari Surabaya, ya, Lang?" tanya Mama Jihan yang Gilang anggap hanya sebagai basa-basi saja. Sudah tau dari Yunita kenapa masih bertanya padanya?
"Iya, Tante. Saya ke kamar dulu, ya. Mau bersih-bersih dan istirahat."
Meskipun Yunita menatapnya dengan tatapan tak suka dan seolah meminta Gilang untuk tetap duduk, Gilang tak menggubrisnya.
Setelah berpamitan Gilang langsung naik ke lantai dua dimana kamarnya berada. Juga tanpa menatap Jihan sedikitpun.
♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
~¥^D^~
mampir thor
2023-09-07
0
Warni Zakaria
penasaran
2023-08-30
0
Reza Indra
Seru kaya'ee... 👍🏻👍🏻👍🏻❤🧡❤😘😘😘
2023-08-21
0