Devan Satria Chris dan Ayuni terpaksa menikah karena keduanya tidak mau membantah keinginan orang tuanya.
Ayuni yang bercadar membuat Devan sangat yakin jika gadis yang di pilihkan Mommy nya adalah gadis berwajah buruk rupa.
"Kak, aku harap kakak tidak menyentuh ku karena aku masih menstruasi"
"Siapa yang mau menyentuh mu? bahkan melihat mu saja aku sudah malas"
"Malas?, aku juga malas melihat wajah mu"
Ehk astaghfirullah.. Tuhan maafkan aku yang kurang ajar sama suami sendiri, habisnya dia juga tidak bisa menjaga lisan nya. batin Ayuni.
"Cih, memang wanita jadi-jadian, sudah ku duga cadar itu hanya penutup sifat buruk mu saja"
Aku yakin dia sangat jelek, pasti! batin Devan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilam nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perhatian
Setelah selesai mandi keduanya langsung keluar dari kamar dengan tangan yang saling bergandengan tangan, hal itu tentu menjadi satu peningkatan baru dalam hubungan keduanya.
Bibi pembantu melihat kemesraan majikan nya tentu saja dia senang, kali ini dia yakin akan mendapatkan bonus dari nyonya besar karena memberikan informasi yang sangat bagus.
Alhamdulillah bonus oh bonus datanglah. batin bibi pembantu kesenangan.
Dia memang di perintahkan oleh nyonya besar yaitu Mom Tara untuk memberikan informasi hubungan majikannya, dan sebagai imbalan nya ia akan di berikan bonus yang tidak ecek-ecek.
"Bi kenapa?" tanya Ayuni mengerutkan keningnya karena melihat bibi pembantu yang melamun sambil tersenyum.
Hah?
"T-tidak apa apa nona, permisi" bibi pembantu langsung kabur karena malu.
Devan menggelengkan kepalanya melihat tingkah aneh bibi pembantu nya, lalu ia menarik kursi untuk Ayuni duduk.
Ehk..
Ayuni nampak tertegun dengan sikap perhatian yang di tunjukan Devan pada nya, dia merasa lain untuk sesaat.
"Duduk lah" titah Devan sambil tersenyum.
Lihat bahkan dia tersenyum manis, kenapa aku malah jadi merinding. batin Ayuni mengeretakan gigi nya.
"Kenapa masih berdiri? bisulan?" celetuk Devan yang langsung membuat Ayuni melongo.
"Astaghfirullah.. pait-pait, kok gitu sih ngatain istri sembarangan" Ayuni duduk dengan menampilkan wajah di tekuk nya.
"Siapa suruh bengong" sahut Devan memberikan piring pada istrinya.
Ayuni menerima piring nya, wajahnya masih di tekuk sambil mengambilkan nasi dan lauk pauk untuk suaminya.
"Tidak baik memperlihatkan wajah seperti itu, di depan suami harus terlihat wajah tulus" kata Devan mengingatkan.
"Aku juga tulus kok, sayang" Ayuni tersenyum di paksakan.
"Ya..ya terlihat terpaksa" jawab Devan sambil terkekeh.
Huh..
Ayuni menyimpan piring berisi nasi dan lauk pauk milik suaminya, lalu dia mengisi piring kosong nya dengan nasi dan lauk pauk yang dia mau.
Keduanya makan dengan khitmat tanpa ada satu pun yang berbicara, hingga tak terasa keduanya selesai makan dan langsung beranjak dari kursi meja makan.
"Loh, kok masih santai?" Ayuni menatap bingung suaminya.
"Duduklah, sini" Devan menepuk sofa di samping nya.
Ayuni bingung tapi dia mendekat dan saat akan duduk di samping suaminya tiba-tiba Devan menarik tubuhnya, membuat bokong Ayuni malah mendarat di paha suaminya.
Devan tersenyum kecil berhasil menangkap tubuh istrinya, tapi tidak dengan Ayuni yang tidak nyaman dan mencoba untuk melepaskan diri dari pelukan suaminya.
"Kak" Ayuni merasa tak nyaman dengan posisi ini.
"Jangan bergerak jika tidak ingin di garap lagi" kata Devan tersenyum devil, tangan nya masih memeluk pinggang istrinya dengan posesif.
Garap? memang nya aku sawah apa! dumel Ayuni dalam hati.
"Jangan mendumel di dalam hati terus, ingat membicarakan suami yang tidak-tidak itu hukum nya adalah__" ucap Devan sengaja berhenti.
"Dosa, aku tahu" sahut Ayuni agak sewot.
"Pinter" Devan mengecup pipi Ayuni gemas.
Devan sengaja tidak bekerja hari ini, sebenarnya hari ini dia banyak pekerjaan tapi mengingat ada istri di rumah membuat dia menginginkan tinggal lama di rumah.
"Apa tidak apa cuty mendadak?" tanya Ayuni.
"Tidak karena aku Bos nya" sahut Devan cepat.
"Lebih tepatnya Bos yang tidak punya aturan, seenaknya cuty" celetuk Ayuni sambil berdiri karena pelukan nya sudah melonggar.
Devan yang kecolongan berniat memeluk tubuh istrinya lagi, tapi dengan cepat Ayuni menghindar dan berlari menaiki tangga.
Melihat itu Devan tak tinggal diam, dia ikut berlari dan mengejar-ngejar kemana istrinya pergi, sampai akhirnya..
Hap..
Devan menangkap tubuh istrinya.
"Jangan lagi, aku masih sakit" kata Ayuni.
"Sakit tapi bisa berlari" sahut Devan menaikan sebelah alisnya ke atas.
"Lari dikit nggak kenceng kaya pelari maraton kan" balas Ayuni.
Cup..
Devan mengecup singkat bibir Ayuni, lalu memeluk Ayuni dari depan yang membuat keduanya saling berhadapan.
"Bawel" kata Devan sambil melepaskan cadar nya.
"Bawel tapi doyan kan?" sahut Ayuni sambil menjulurkan lidahnya.
"Tuhkan nggak sopan lagi" Devan menatap wajah istrinya dengan tatapan penuh arti.
Lalu dengan santai Devan membawa Ayuni ke ranjang, keduanya berbaring dengan posisi menyamping.
"Bagiamana kalau aku pergi?" tanya Ayuni tiba-tiba.
"Tentu saja aku akan ikut karena kemanapun kamu pergi aku pasti akan selalu mengintili hidup mu" balas Devan.
Entah sadar atau tidak Devan mengatakan nya, tapi dia merasa tidak mungkin untuk dirinya bisa berpaling dari wanita yang sudah memberikan nya kepercayaan yang sangat besar.
"Tapi, kenapa bicara seperti itu?" tanya Devan lagi.
Ayuni tidak menjawab, dia memilih memeluk tubuh suaminya dan memejamkan matanya perlahan.
Devan mendengar suara orang tidur dan benar saja saat dia melihat ke dada nya Ayuni nampak tertidur dengan wajah yang sangat tenang.
"Dia cepat tidur apa karena semalam aku terlalu buas?" gumam Devan bertanya-tanya.
🌹
Jangan lupa like coment and Vote ya kak ♥️🤗🙏
Beberapa x sy menemukan penerapan cadar yg kyknya slh kaprah..
Ini edukasi dan debatable.. Mari kita Adu argumen yg fair.. Dari mana dasarnya?,apa alasannya?
Dan setelah menikah krn sdh mahramnya istri tdk "lepas" cadar??? Bahkan lepas pakaian pun gpp.. Ini kok msh di pke cadarnya ketika sdh di kamar bareng suami?
itu hanya obsesi
jadi devan bisa bantu kamu