Setelah 15 tahun menikah, Elma dan Danu merasa hidup mereka terenggut, mereka sama-sama lelah, sama-sama marah dengan keadaan yang memaksa untuk bertahan.
Hingga di suatu malam mereka memutuskan untuk berpisah dan mencari bahagia masing-masing.
Mampukah itu terwujud? saat hati masih saling bertaut ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
S15TMD BAB 25 - Angin Malam Sangat Dingin
Dengan wajah sedikit ditekuk Elma mendatangi smartphone store tempat Danu bekerja. Sedikit merasa malu karena disana cukup ramai.
Saat ini Elma sudah tidak memakai baju kerja lagi, jadi dia terlihat seperti pengunjung yang lain. Seperti para konsumen yang datang untuk melihat berbagai jenis ponsel di dalam sana.
Baru berdiri di depan smartphone store itu tiba-tiba ada seorang wanita cantik yang menghampirinya, seorang SPG yang langsung menyambut kedatangan Elma.
"Silahkan masuk Mbak, mau cari ponsel merk apa? kita banyak promo loh," ucap SPG itu dengan sangat ramah, senyumnya juga lebar sekali seraya menggerakkan kedua tangannya mempersilahkan Elma untuk masuk.
Namun belum sempat Elma buka suara untuk menolak, tiba-tiba Danu menghampiri mereka.
"Dia orang rumah ku Sha, bukan mau beli hp," ucap Danu, menerangkan pada rekan kerjanya Shasa. Seketika Shasa terkekeh pelan, lalu meminta maaf pada Elma.
"Maaf ya Mbak, saya tidak tahu."
Elma hanya mengangguk kecil. Sebagai promotor diutamakan juga yang masih single, namun Danu yang sudah senior diizinkan tetap bekerja oleh atasannya meski sudah menikah, tapi tetap saja Danu dituntut untuk tetap profesional. Selalu mengedepankan target penjualan daripada urusan rumah tangga yang tidak terlalu mendesak.
Danu pun menyanggupi, tapi sebagian rekan kerjanya masih banyak yang tidak mengetahui status itu, hanya Bayu dan atasannya saja yang paling tahu.
"Aku ambil tas sebentar," ucap Danu, tadi dia melihat Elma datang dan langsung berlari menghampiri saat melihat Shasa mendekat. Karena takut membuat Elma tak nyaman dia sampai lupa untuk membawa tas ranselnya sekalian.
Elma mengangguk lagi dan setelahnya Danu kembali masuk ke dalam toko besar itu, toko yang sangat panjang dan berderet ponsel-ponsel ternama.
Di jam seperti ini masih saja ada pengunjung yang datang. Menyadari itu Elma membuang nafasnya pelan, mulai menyalahkan diri sendiri yang selama ini selalu mengatakan jika Danu tidak mungkin bekerja hingga jam 11 malam.
Elma selalu yakin jika Danu selesai kerja jam 9, lalu 2 jam lainnya entah Danu gunakan dimana sebelum pulang.
Karena melamun Elma sampai tak sadar jika Danu sudah menghampiri dia kembali.
Karena buru-buru Danu pun tak memperdulikan lamunan istrinya itu, dia langsung menarik tangan Elma untuk mengikuti langkahnya.
"Ayo pulang, sebelum hari semakin larut malam." jelas Danu, tangan kanannya menggenggam pergelangan tangan kiri Elma dengan lembut.
Menarik istrinya membawanya keluar dari mall ini, menuju parkiran yang letaknya lumayan jauh, di paling ujung di bawah lampu sorot yang temaram.
"Di rumah ada makanan?" tanya Danu, dia meletakan tasnya di atas motor berniat mengambil jaket.
Ditanya seperti itu membuat Elma tergugu, menyentuhnya perutnya yang cukup lapar dan mengingat ada sedikit makanan di rumah.
Ada bagian hati Elma yang terenyuh, teringat saat kemarin Danu makan banyak sekali saat baru pulang kerja di rumah kedua orang tuanya.
Sementara selama ini jika di rumah mereka sendiri Elma tak pernah menyiapkan makanan saat Dalu pulang terlalu malam.
Itu karena Elma pikir Danu sudah makan bersama teman-temannya.
Jadi Elma hanya menyiapkan sarapan untuk melayani sang suami.
Dada Elma sesak, merasa kini dia yang paling jahat.
Dan makin terasa pedih lagi saat tiba-tiba Danu memakaikan jaket itu pada tubuhnya ...
"Pakai jaket ini, angin malam itu sangat dingin."