NovelToon NovelToon
Mengandung Benih Mantan Kakak Ipar

Mengandung Benih Mantan Kakak Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:Pihak Ketiga / One Night Stand / Cinta Seiring Waktu / Mantan / Konflik etika
Popularitas:14.7k
Nilai: 5
Nama Author: swetti

Setelah di selingkuhi oleh sang suami, Jeselyn Angelina harus menerima nasib pahit dimana ia di perkosa oleh mantan kakak iparnya yang sudah memiliki istri, membuatnya hamil di luar nikah.
Setelah mereka menikah, banyak rahasia rahasia besar yang terungkap satu per satu termasuk identitas Jesi yang sebenarnya.
Apa saja rahasia besar itu? Apakah pernikahan keduanya akan langgeng sampai akhir hayat dimana Jesi hanya bisa jadi istri kedua? Ikuti dan dukung kisahnya di sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MUAL & MUNTAH

Satu bulan sejak kejadian malam itu, Jesi lebih sering mengurung diri di dalam rumahnya. Yang semula ia ingin mencari pekerjaan di luar sana, kini ia bekerja dari rumah sebagai admin sebuah toko online. Gajinya lumayan untuk mencukupi kebutuhan hariannya. Selama satu bulan ini, tidak henti hentinya Andra menanyakan kabar tentang Jesi. Ia sering mengirim pesan hanya untuk bertanya tentang keadaan Jesi. Tak lupa ia juga selalu menanyakan tentang kehamilan Jesi, apakah Jesi sudah mendapat tamu bulanan atau belum. Jesi merasa risih dengan sikap Andra, namun ia tidak bisa mengacuhkan Andra begitu saja karena sikap hormatnya selama ini. Jesi merasa sudah menjadi selingkuhan mantan kakak iparnya.

Pagi ini Jesi baru bangun tidur, tiba tiba perutnya terasa mual. Ia membekap mulutnya sendiri dan segera berlari ke kamar mandi.

Huek.. Huek... Huek...

Jesi memuntahkan semua isi perutnya di wastafel kamar mandi. Rasanya benar benar mual tak tertahankan. Bahkan kepalanya pun sampai terasa nyeri. Bersamaan dengan itu, ponsel Jesi terus berdering. Tidak hanya satu kali, bahkan hingga lima sampai enam kali. Namun Jesi mengabaikannya karena ia sedang sibuk dengan dunianya sendiri.

Andra yang menelepon Jesi, merasa cemas di sebrang sana. Ia bahkan sampai tidak fokus pada pekerjaan di depannya.

" Jesi, kamu dimana dek? Kemana kamu tidak mengangkat telepon mas. Tidak biasanya kamu seperti ini. Apa kamu bosan dengan mas yang selalu mengganggumu setiap hari? Mas hanya khawatir sama kamu, siapa tahu saat ini kamu sudah hamil anak mas. Angkat donk dek!" Memang sungguh tidak wajar seorang laki laki mengkhawatirkan keadaan wanita lain selain istrinya. Namun sejak malam itu, Andra merasa terikat dengan Jesi.

" Ya sudah aku telepon ibunya Jesi saja."

Andra segera menelepon bu Laras, beruntung kemarin Andra meminta nomer bu Laras kepada Jesi.

Tut... Tut.. Tut..

Panggilan tersambung, tinggal menunggu bu Laras mengangkatnya.

" Halo, siapa ini?" Bu Laras mengangkat panggilannya.

" Halo ibu, aku Andra." Sahut Andra.

" Oh nak Andra, ada apa pagi pagi begini menelepon ibu? Tumben tumbenan lhoh."

" Mau tahu kabar ibu dan keluarga. Bagaimana kabar ibu dan bapak?" Tanya Andra basa basi. Tidak mungkin ia langsung menanyakan Jesi karena selama ini ia menghubungi Jesi secara diam diam.

" Alhamdulillah baik nak. Nak Andra sendiri dan mbak Raya gimana kabarnya?"

" Baik bu." Sahut Andra. Ia bingung bagaimana caranya menanyakan Jesi.

" Bu... "

" Sebentar nak Andra, sepertinya Jesi muntah muntah."

Mendengar kata muntah, entah mengapa hati Andra merasa senang bercampur khawatir. Inilah yang ia tunggu tunggu selama ini. Sepertinya dewi fortuna sedang berpihak kepadanya.

" Kenapa Jesi muntah muntah bu?"

" Ibu nggak tahu nak, bentar ibu cek dulu." Bu Laras menuju kamar Jesi. Ia langsung masuk ke kamar Jesi menuju kamar mandi tanpa mematikan sambungan teleponnya.

Huek... Huek...

" Ya Tuhan, Jesiii.. Kamu kenapa nak?" Bu Laras nampak panik. Ia meletakkan ponselnya di atas nakas lalu memijat tengkuk Jesi.

" Ibu, perutku rasanya mual sekali. Badanku lemas bu dari tadi muntah terus."

Tanpa Jesi sadari, keluhannya di dengar oleh Andra di sebrang sana. Andra tersenyum lebar mendengarnya. Ia yakin jika benih yang ia tanam telah tumbuh dengan subur. Itu artinya dirinya tidak mandul. Ia kembali fokus pada percakapan dua orang dia sebrang sana.

" Jesi, apa mungkin kamu hamil."

Deg..

Ucapan bu Laras seperti boom bagi Jesi.

" Ha.. Hamil bu?"

" Iya nak, coba kamu ingat ingat kapan terakhir kali kamu haid!" Ujar bu Laras.

Jesi pun mengingat ingatnya. Ya, tanggal dua puluh, dan sekarang tanggal dua puluh empat. Itu artinya Jesi terlambat empat hari. Seharusnya ia mendapatkan haid sebelum tanggal dua puluh karena biasanya siklus haidnya maju satu minggu.

Jesi mengusap perutnya sendiri. " Sepertinya begitu bu, aku telat satu minggu."

Ucapan Jesi membuat Andra semakin bahagia. Bahkan ia sampai berjoget joget karena saking senangnya.

" Ya Tuhan, terima kasih Engkau telah menunjukkan kebesaranMu kepadaku. Setelah lima tahun menanti dan menahan hinaan ini, akhirnya aku bisa mendapatkan keturunan." Ujar Andra dalam hati.

" Alhamdulillah kalau begitu nak. Tidak apa kamu hamil, kami pasti akan menerimanya." Ujar bu Laras.

" Tapi bu, aku hamil de... "

" Ibu tahu kamu hamil anak Angga, tidak apa. Walaupun kalian sudah berpisah, kau tetap harus menjaga anak itu."

Ingin sekali Andra berteriak memberitahu bu Laras jika anak itu miliknya.

" Ah I.. Iya bu. Ini anak mas Angga." Sahut Jesi. Biarlah ibunya berpikir kalau itu anak Angga, ia tidak mau membuat ibunya kecewa.

" Kalau begitu kita harus periksakan kandunganmu ke dokter. Nanti sore ibu antar ya ke klinik Bima." Ujar bu Laras.

" Iya bu terima kasih. Tolong jangan beritahu siapapun kalau aku hamil ya bu, terutama sama keluarganya mas Angga. Baik itu mas Angga sendiri ataupun kakaknya." Ujar Jesi.

" Ah kakaknya Angga, si Andra maksud kamu?" Bu Laras jadi ingat kalau ia sedang teleponan dengan Andra.

" Iya bu." Sahut Jesi.

" Ini ibu lagi teleponan sama dia."

Jeduarr....

Jesi terkejut bukan main ketika sang ibu menunjukkan layar ponsel yang masih menyala dengan sambungan telepon yang masih tersambung. Niat hati ia ingin menyembunyikan kehamilannya dari Andra dan ingin kabur darinya, namun rupanya Andra telah mendengar semuanya.

" Nak Andra kamu masih di situ kan?" Bu Laras menyalakan tombol loudspeaker.

" Iya bu aku masih di sini. Selamat atas kehamilan Jesi bu, semoga ibu dan bayinya selalu sehat." Andra langsung mengucapkan itu supaya Jenis tidak mengelak.

" Amiin terima kasih nak Andra, semoga kamu juga bisa secepatnya di beri momongan sama yang Maha Kuasa."

" Aku sudah mendapatkannya bu." Ujar Andra.

" Benarkah? Apa Raya juga sedang hamil?" Tanya bu Laras memastikan.

" Bukan dari Raya bu, tapi dari Jesi."

Bu Laras nampak kebingungan, ia menatap Jesi dengan tatapan menyelidik.

" Mas kamu ngomong apaan sih, ibu jadi bingung nih. Jangan bikin ibu salah paham dengan omongan kamu." Ujar Jesi.

" Maaf ya bu buat ibu bingung, anak Angga kan anak Andra juga bu. Itu sebabnya tadi aku ngomong begitu. Ya sudah bu aku tutup teleponnya ya. Salam buat pak Vandi." Ucap Andra.

" Iya nak nanti ibu sampaikan."

Bip...

Andra memutus teleponnya.

Bu Laras menatap Jesi. " Jantung ibu hampir copot mendengar candaannya tadi. Kamu mau sesuatu?" Tanya bu Laras.

" Tidak bu, aku mau tiduran saja." Sahut Jesi.

" Ya sudah ibu mau lanjut masak dulu ya, kamu istirahat saja. Nanti kalau udah matang, ibu panggil kamu. Ingat! Ibu hamil tidak boleh kecapekan." Tutur Bu Laras.

" Iya bu." Sahut Jesi.

Bu Laras meninggalkan kamar Jesi kembali kedapur.

Tak lama setelah itu, ponsel Jesi berdering tanda panggilan masuk. Siapa lagi kalau bukan telepon dari Andra. Jesi mengabaikan telepon itu namun Andra juga tidak putus asa, ia terus menelepon Jesi sampai Jesi frustasi sendiri. Akhirnya Jesi mengangkat teleponnya.

" Apa?" Ketus Jesi.

" Jangan ketus gitu donk dek. Mas cuma mau nagih janji adek." Ujar Andra.

" Janji yang mana mas?"

" Jangan pura pura lupa deh dek. Janji mau nikahi mas kalau kamu hamil." Sahut Andra mengingatkan.

" Belum tentu aku hamil mas, semuanya belum jelas." Ujar Jesi.

" Nanti periksa ke klinik nungguin mas ya, mas berangkat dari sini sebentar lagi. Mas usahakan sore udah sampai sana. Mas ingin melihat anak mas untuk yang pertama kalinya."

" Nggak usah mas, nanti ibu curiga. Kalau semuanya sudah jelas, aku bakal kabari mas." Ujar Jesi.

" Nggak mau, pokoknya mas mau lihat sendiri. Tunggu mas, awas aja kalau kamu berani pergi sendiri ninggalin mas. Mas bakal langsung kasih tahu ibu soal ayah kandung anak itu."

" Dih bisanya mengancam. Ya udah aku tunggu." Ucap Jesi pasrah.

" Nah gitu donk dek, setelah itu kita langsung bahas pernikahan kita ya." Ujar Andra tidak sabar ingin mempersunting Jesi.

" Aku belum mikirin ke sana mas. Fokus sama satu hal dulu."

" Ya udah mas mau berangkat sekarang, mas tutup teleponnya ya. Ingat! Tunggu mas!"

" Hmm." Gumam Jesi.

" Sayangnya papa jangan nakal ya, tunggu papa datang."

Andra langsung menutup teleponnya. Jesi masih melongo mendengar kalimat terakhir Andra.

" Kenapa mas Andra jadi berubah begini? Sepertinya dia sangat bahagia dengan kehamilan ku ini. Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan setelah ini? Tolong berikan jalan agar aku tidak menyakiti mbak Raya." Monolog Jesi.

Di sana, setelah menutup telepon, Andra beranjak dari kursinya.

" Aku harus cepat sampai sana." Gumam Andra.

" Mau kemana mas buru buru gitu?"

Deg...

TBC.....

1
Sunaryati
Itulah jika ada sesuatu yang mencurigakan seharusnya bilang ke Andra atau lainnya.
VANESHA ANDRIANI: ok siap makasih suportnya
total 1 replies
Sunaryati
Beritahu Andra agar bisa bersama- sama menjebak pelakunya, dengan bantuan orang- orang yang berkompeten
VANESHA ANDRIANI: ok siap makasih suportnya
total 2 replies
Sunaryati
Jangan percaya begitu saja pada Andra, Jessi, tapi selidiki dulu. Andra komunikasi itu penting seharusnya sebelum ke kantor polisi beri kabar dulu, karena sebelumnya Jessi sudah melarangnya. Ingat yang sudah dikhianati itu tidak mudah percaya . begitu saja.
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 3 replies
Sunaryati
Ternyata Andra suami ingkar janji dan tidak tegas, pada diri sendiri, untuk apa pernikahan seperti itu dilanjutkan?
VANESHA ANDRIANI: hooh ya kak.. jitak aja kepalanya.. makasih suportnya
total 1 replies
Ani Basiati
lanjut thor
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Sunaryati
Bagaimana kamu akan membalas, Raya? Kau saja tidak bisa melindungi dirimu sendiri
VANESHA ANDRIANI: hhh iya ya.. pasti dia punya rencana ya.. makasih suportnya
total 1 replies
Ani Basiati
lanjut thor
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Sunaryati
👍👍👍 Jesi, licik dilawan cerdik. Akhirnya berhasil
VANESHA ANDRIANI: makasih
total 1 replies
Ani Basiati
lanjut thor
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Sunaryati
Makin cerdik kau Jessi Raya masuk perangkap, pastikan dia tidak lolos karena ulahnya kamu keguguran.
VANESHA ANDRIANI: siapp makasih suportnya
total 1 replies
VANESHA ANDRIANI
Mohon maaf semuanya hari ini mungkin updatenya larut malam atau mungkin tidak update karena di sini mati listrik... Terima kasih untuk para readers yang telah mensuport author. miss u all 😍
Ani Basiati
lanjut thor
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya... sambil nunggu up date bisa baca cerita author yang lain.. Madu untuk ibu mertuaku masih rame sampai sekarang
total 1 replies
Sunaryati
Raya ikut ibunya ke penjara, ya biar adil sama- sama menikmati hasil rampasan dan pembunuhan
VANESHA ANDRIANI: iya, Jesi sama Andra Terima karmanya nggak jadi punya anak di luar nikah
total 1 replies
Sunaryati
Jangan sampai Jesi dan bayinya celaka, Thoor. Raya bisa langsung dipidanakan karena mencelakai Jesi dengan sengaja
VANESHA ANDRIANI: he he penasaran ya bun? lanjut ya makasih suportnya
total 1 replies
Sunaryati
Bukan kah itu yang kau mau Raya, bercerai dari Andra, untu mengejar Reon?
Dokumen yang ditandatangani Angeline, tidak sah, kamu tidak akan mendapatkan apapun Raya.
VANESHA ANDRIANI: hhh bener banget, makasih suportnya
total 1 replies
Sunaryati
Menyesallah Raya walau tak ada gunanya, sampai di rumah kamu akan menerima gugatan cerai dari Andra ✋✋✋🤣🤣
VANESHA ANDRIANI: hhh bahagia banget ya bun, makasih suportnya
total 1 replies
VANESHA ANDRIANI
siap kak cindy
Sunaryati
Mampus, kamu Raya orang yang kau cari sudah menikah , bahkan mungkin Reon juga ingin menjebloskan ke penjara bersama ibumu
VANESHA ANDRIANI: Hhhhh bisa aja nebaknya makasih suportnya kak
total 1 replies
Sunaryati
Masih punya PR Jesi, mencari ibunya. Andra harus segera menceraikan Raya
VANESHA ANDRIANI: siap bunda.. makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!