Inikah rasanya kesucian wanita? (Jamal)
Inikah rasanya jadi simpanan wanita? (Rizal)
Inikah rasanya diperebutkan wanita? (Iqbal)
Kisah tiga pria muda tanpa pengalaman dan berpendidikan rendah, pergi merantau untuk memperbaiki dan mengubah nasib hidupnya. Namun siapa sangka, dalam perjalanannya, Mereka justru terlibat kisah cinta yang tak biasa dan untuk pertama kalinya mereka mencicipi manisnya dosa. Kisah seperti apakah yang mereka jalani? Dapatkah mereka bertahan dalam kisah yang tak sengaja menjerat hidup mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TPDD 25 (Jamal)
Selin benar benar tidak bisa memejamkan matanya. Bayangan Jamal saat tercebur hingga melepas kaosnya yang basah, sungguh menyita sebagian isi kepala wanita berambut sedikit bergelombang itu.
Sungguh Selin tidak menyangka, Jamal nampak keren saat memperlihatkan bentuk tubuhnya yang sangat atletis. Keadaan rambut yang basah juga membuat ketampanan Jamal memancar semakin mempesona. Selin tidak menyangka, anak kampung yang dikira kucal dan lecek itu menyembunyikan pesonanya.
Satu hari jalan dengan Jamal, cukup membuat dirinya terhibur. Dia yang beberapa bulan terakhir hanya murung karena memendam sakit hati terhadap ulah sang Mamah dan Rio, sedikit terhibur dengan adanya supir baru yang Selin merasa kalau Jamal sedikit pemalu.
Di saat yang sama namun di kamar yang berbeda, Jamal juga belum bisa memejamkan matanya. Antara malu dan senang, itulah yang dia rasakan saat ini. Malu, karena baru kali ini dia melepas kaos di depan seorang perempuan. Saat di kampung, Jamal memang hampir tak pernah lepas dari kaos yang sedikit kedodoran saat main atau pergi. Kalau di rumah dia baru bisa melepas kaosnya.
Jamal juga merasa senang karena bisa membuat Selin terbahak bahak karena tingkahnya saat tadi nyemplung ke kolam renang. Bahkan si Mbok sampai bilang, Non Selin sudah lama tidak terdengar suara tawanya.
Di saat Jamal masih asyik dengan pikirannya, dia dikejutkan dengan suara pintu kamar yang di ketuk dan juga suara Mbok Sum memanggil namanya.
"Iya, Mbok." teriak Jamal sembari beranjak membuka pintu.
"Di tunggu Tuan tuh, di ruang tengah. Katanya ada yang ingin Tuan bicarakan," balas Mbok Sum begitu pintu kamar terbuka.
Mendengar pesan yang disampaikan Mbok Sum, seketika mata Jamal menyipit. Heran tapi juga penasaran. "Emangnya ada apa, Mbok? Apa aku berbuat salah?"
"Nggak tahu, udah, mending cepet temui Tuan sanah." titah Mbok Sum dan dengan cepat Jamal mengangguk.
Jamal sedikit merapikan dirinya, setelah itu dia bergegas menuju ruang tengah, dimana Tuan Gustavo sudah menunggu.
"Malam, Tuan? Apa tuan memanggil saya?" sapa Jamal begtu sampai di ruang tengah. Tuan Gustavo nampak sedikit kaget karena dia sedang melamun saat menunggu Jamal datang.
"Ah iya, Jamal. Silakan duduk, Mal," ucap Gustavo dan Jamal pun duduk di kursi seberang.
"Ada apa ya, Tuan? Apa saya melakukan kesalahan?" tanya Jamal pelan. Hatinya was was dengan pemanggilan tuannya di malam malam begini.
Gustavo sekilas menyunggingkan senyum. Wajahnya terlihat sangat lelah. Entah itu karena pekerjaan atau ada masalah lainnya yang menyita pikiran.
"Bagaimana pekerjaanmu hari ini? Apa menyenangkan kerja di sini?" tanya Tuan Gustavo setelah menyesap sedikit kopi dalam cangkir yang dia pegang.
Jamal pun langsung mengulas senyum meski canggung, "Menyenangkan, Tuan."
Kini Gustavo juga ikut mengelus senyum mendengar jawaban Jamal. "Ada kejadian apa saja hari ini?"
Sejenak Jamal terdiam dan berpikir. Kemudian dia pun mulai menceritakan apa yang telah Jamal lalui satu hari bersama Non Selin. Jamal juga menceritakan pertemuannya dengan Rio serta kelakuan Rio yang mengganggu anak majikannya.
Di kursi seberang, Gustavo terdiam mendengarkan cerita dari supir barunya. Kadang kepalanya sedikit manggut manggut entah apa maksud dari gerakan tersebut. Ekspresi terkejut juga dia tunjukan tatkala Jamal bercerita tentang Rio dan seorang perempuan yang ternyata adalah istri Gustavo.
Sungguh, sebenarnya Jamal merasa tak enak hati saat menceritakan pertemuannya dengan istri tuannya. Namun bagaimana lagi, dia harus jujur. Apa lagi Non Selin juga melihatnya.
"Darimana kamu tahu dia istri saya, Mal?" tanya Gustavo. Karena setahu Gustavo, dia tidak menceritakan tentang istrinya.
"Maaf, Tuan. Saya tak sengaja mendengar pertengkaran Non Selin dan istri Tuan tadi saat pulang kuliah," jawab Jamal apa adanya. Dia tidak ingin sang majikan berpikir buruk nantinya.
Lagi lagi ekspresi terkejut, Gustavo tunjukan di hadapan Jamal, membuat pria muda itu kaget dan tak enak hati.
"Bertengkar bagaimana?" tanya Gustavo penasaran. Meski sebenarnya dia tahu ada masalah antara anak dan istrinya, namun dia tetap penasaran, apa yang membuat keduanya kali ini bertengkar.
Jamal pun menceritakan kejadian dimana saat dia menghempaskan Rio ketika pemuda itu mengganggu Selin, dan kedatangan istri Gustavo ke rumah karena Rio yang mengadu atas apa yang menimpa dirinya.
"Benar benar wanita tak tahu malu," umpat Gustavo. Jamal yang mendengarnya pun merasa tak enak hati.
"Ya udah, Jamal. Mending kamu istirahat, Dan terima kasih telah menjaga anak saya."
"Baik, Tuan. Kalau begitu saya permisi."
Dan obrolan pun berakhir.
...@@@@@...