Anggap saja Kenzo psikopat yang tidak bisa hidup dengan satu wanita. Tapi setelah mengenal Bulan hidupnya berubah. Dia mulai jatuh cinta, dan kebiasaan buruk itu hilang seketika
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencoba berdamai
Aku tengah berbaring sambil menangis di atas kasur.
'Kreekkk'
Pintu terbuka perlahan, Aku terperanjat, itu Kenzo sambil membawa sesuatu ditangannya.
Aku lalu membalikkan tubuhku menghindar darinya.
Ku lihat sekilas wajah tampannya yang lebam dengan sisa darah di pipinya.
Siapa kiranya yang berani menghajar Kenzo?
Kenzo duduk di sampingku, dia menaruh sesuatu yang dia bawa di atas meja.
"Bulan, biarkan Aku mengobati lukamu"
Ucap Kenzo sambil memegang bahuku.
"Tidak perlu!"
Jawabku ketus.
"Aku sudah memperingatkan mu agar kembali ke kamar! Tapi Kau selalu membantahku, ketahuilah, bukan hanya wanita itu saja yang datang padaku dengan kondisi hamil seperti itu, dan tiba-tiba meminta pertanggung jawaban, karena aku memiliki banyak uang, Kau membela orang yang salah"
"Aku tidak tau hal itu ! Aku hanya tidak suka melihat kau menyakiti wanita, apapun alasannya!"
"Baik, Aku mengerti..
Tolong balikan badanmu, Aku hanya ingin mengobati lukamu"
Ucap Kenzo yang tak seperti biasanya, nada bicaranya yang biasa tinggi kini melemah.
"Aku bilang tidak perlu, Kau sudah memberi banyak luka padaku, luka seperti ini tidak ada artinya"
Jawabku sinis tanpa menoleh padanya.
Untuk beberapa lama kami terdiam. Aku tidak mengerti kali ini apa yang tengah difikirkan Kenzo.
Tidak lama, Kenzo kembali bicara memecah hening di antara kami.
"Nic menghajarku habis-habisan, dan Aku kalah..."
'Dheeggg'
Apa ? Nic bisa semarah itu pada Kenzo? Apa kiranya yang membuat Nic yang terlihat lembut bisa sebringas itu?!
Pertanyaan demi pertanyaan hanya mampu memenuhi hatiku, Aku tidak ingin melontarkannya.
"Dia sangat marah ketika melihatku memukulmu, dia memintaku untuk melepaskanmu..
Dia juga mengatakan bahwa dia mencintaimu.."
Sungguh kata-kata Kenzo membuatku kaget, Aku membalikkan badan dan beranjak duduk.
"Apa ?? Benarkah yang Kau katakan?"
Kenzo yang sedari tadi menunduk kini menatapku.
"Kau terlihat bahagia sekali?"
"Aku kaget ! Bukan bahagia..!!"
"Kaget? Karena Kau tau Nic mencintaimu???"
"...."
"Kenapa diam ?"
"Apa Kau akan memenuhi permintaan Nic???!"
Kini Kenzo yg terdiam.
"Jawab Kenzo ?!"
"Hmm....
Apa Kau sungguh ingin terbebas dariku, Bulan?"
"Pertanyaan macam apa itu!! Itu sudah sangat jelas ! Aku tidak sabar menunggu hari itu terjadi"
Senyum lebar menghiasi wajahku, tapi Kenzo terlihat kacau.
"Dengan satu syarat, Aku ingin malam ini Kau menghabiskan waktu bersamaku, anggap saja Kau sudah melunasinya"
Kenzo mengambil mangkuk yang berisi air hangat.
Ternyata itu yang ia bawa dan menaruhnya di atas meja.
Tanpa basa-basi ia mengompres sudut bibirku dengan sapu tangan yang sudah di celupkan pada air hangat itu.
"Jangan GR, Aku melakukan ini agar Aku bisa ******* bibirmu! Kalau tidak kau pasti berteriak, dan teriakkan mu pasti merusak pendengaran ku !!"
"Bukannya suaramu yang dapat membuat orang tuli ?!!!"
"Orang yang Kau maksud apakah dirimu sendiri?! Bukannya Kau ini memang sudah tuli yaa!"
Aku menepis tangan Kenzo yang tengah mengobati bibirku.
"Apa maksudmu ?! Kau kalau bicara tidak pernah memikirkan perasaan orang lain!!"
"Teruslah marah....Aku pasti akan merindukan omelanmu ituu!!"
"Rindu??"
Tanyaku pada Kenzo.
"A,,apa? Rindu ? Siapa yang mengatakan itu?!"
Kenzo kembali bertanya padaku.
"Dasar pikun, tadi kau yang mengatakannya !!"
Jawabku sinis.
"Aku tidak merasa kalau aku mengucapkan kata itu, mungkin kau salah dengar Bulan ! Kau kan tuli..."
" enak saja...
Kau ini menyebalkan !"
" Kau sudah bisa berteriak membentak ku, sepertinya bibirmu sudah sembuh ya ?!"
Kenzo mendekat padaku, wajahnya semakin dekat dan semakin dekat hingga bibirnya hanya berjarak beberapa centi dari bibirku. Aku lalu memalingkan wajahku, membuyarkan suasana yang sudah tercipta.
"Eemhh...benarkah Kau akan melepaskan Aku, Kenzo ??"
Kini Kenzo yang menundukkan wajahnya.
"Kalau itu membuatmu bahagia...pergilah, Aku tidak akan memaksamu.."
"Lalu, bagaimana bila kakek menanyakan tentang hubungan kita...apa seperti rencanamu, membuat skandal bahwa Aku berselingkuh ??"
Kenzo masih diam, aku sendiripun bingung apa yang sebenarnya dia fikiran.
"Kenzo ?! Ayo jawab..!!"
"Hhhh kau ini bawel sekali, bisa tidak jangan membuatku berfikir saat ini, aku ingin...
Kenzo menurunkan tali bajuku
Bersamamu dulu...setelah itu kau boleh mencecarku dengan sejuta pertanyaan, jadi jangan kau buat malam terakhir bersamamu ini untuk membuatku terus berfikir, mengerti ?!!"
Aku mengangguk saja dengan polosnya.
Kenzo memberikan senyum manisnya. Manis ? Iya, kali ini dia tersenyum manis, bukan tersenyum licik seperti biasanya.
Dia merebahkan ku dengan lembut, tidak seperti biasanya, gairahnya selalu menggebu-gebu.
Dia menatapku, membelai rambutku.
"Apa pernah Aku mengatakan padamu, kalau rambutmu ini begitu indah, Bulan?!"
Aku hanya menggelengkan kepala. Baru kali ini Aku merasakan sesuatu yang berbeda, bukan lagi benci yang mendera hatiku.
Ketika benda kenyal itu menyentuh bibirku, tidak seperti biasanya aku ingin sekali menghempaskan nya, namun kali ini, apa ada yang salah dengan diriku? Aku justru meremas lengannya dan tanganku yang satunya meremas rambut Kenzo. .
Apa Kenzo menyihir ku ??
Dan ketika Kenzo memulai Aksinya, diluar kesadaran ku, keluar suara ******* yang tak tertahankan. Sangat sulit menahannya, padahal aku berfikir mengapa tingkahku malam ini seperti wanita murahan diluar sana.
Ku tutup mulut ini dengan bantal, tapi Kenzo melempar bantal itu. Mulutku sulit sekali untuk dikendalikan, rasanya malu sekali jika orang lain mendengarnya termasuk Kenzo, ku gigit bibir bawahku, dan ku tutup mulutku dengan tangan kananku, tapi lagi-lagi Kenzo menyingkirkannya.
Kini ia memegang kedua tanganku, tidak membiarkannya berkutik.
Kenzo, apa yang kau lakukan padaku?
Malam ini Aku tidak mengelak sedikitpun, seperti kerbau yang dicocok hidungnya.
Sentuhan demi sentuhan Kenzo membuat diri ini melayang.
"Stop..."
Ucapku lirih sambil berbisik.
"Tidak akan.."
Jawab Kenzo dengan senyum.
Rasa yang menggetarkan hati dan jiwa ini mungkin ku rasakan karena Aku terlalu bahagia akan lepas darinya.
Ya, itu pasti.
Kenzo semakin menggila, sampai Aku pun lupa bahwa Aku pernah sangat saangat membencinya.
Peluh ku kini bersatu dengannya.
"Bulan, Aku tidak mau malam ini berakhir, tolong hentikan waktu itu..."
Ucap Kenzo mesra. Ku mendengarkan apa yang ia katakan, tapi Aku tidak bisa menjawab, rasa ini terlalu kuat untuk mengalihkan dunia kesadaranku.
****
Kenzo yang masuk begitu saja lupa menutup pintu itu rapat-rapat.
Nic yang sedari tadi gelisah, belum melihat Kenzo keluar dari kamar Bulan.
Fikiran negatif pun menyelimutinya.
"Aku harus menemui mereka ! Aku takut Kenzo lepas kendali terhadap Bulan, karena pria sinting itu bisa saja menyakiti Bulan lebih sadis lagi..."
Dengan langkah mantap dan kepalan yang siap menghajar Kenzo jika dia melihat Kenzo berprilaku kasar lagi pada Bulan.
"Awas saja jika Kau berani menyakiti Bulan lagi !!"
Nic melihat pintu kamar yang tidak terkunci, jelas tidak terkunci tertutup rapat pun tidak, Nic yang hendak membuka pintu itu shock, ketika mendengar sesuatu yang tak dia sangka.
"Bu... Bulan?!"
Patahlah hatinya...
Dari celah pintu yang belum tertutup rapat, terlihat genggaman Bulan yang berada dibawah tangan Kenzo saling menggenggam kuat.
"Shitt !! Laki-laki itu, memang benar-benar penakluk wanita..."
Nic menghela nafas berat, dan sedikit luka dihatinya. Kini dia menyadari, dua orang yang tengah di mabuk cinta itu, saling menutupi dan memungkiri bahwa mereka saling mencintai, kini terbukti dengan apa yang dia dengar dan ia lihat.
"Hhhh...kalian itu memang orang-orang bodoh !! Mengerti perasaan masing-masing saja tidak becus...
Kenzo, jika kau bisa membuat Bulan bahagia, Aku pun bahagia..
Tidak mungkin Aku merebut Istrimu,
Menyaksikan Bulan tenggelam dalam pelukanmu itu adalah bukti, Kau tidak memperlakukannya sebagai pelacur, tapi sebagai seorang Istri...
Hhaaahh, kalian ini !! Jadi salting kan aku?!" Nic garuk-garuk kepala yang tak gatal.
**Seperti author yang salah tingkah sendiri ketika ngetik bab ini. Hahaha...
Jangan lupa tinggalkan jejak dan dukung author**!!!