NovelToon NovelToon
Berbagi Cinta - Suami Yang Dingin

Berbagi Cinta - Suami Yang Dingin

Status: tamat
Genre:Romantis / Poligami / Cintamanis / Tamat
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Alitha Fransisca

Terpaksa menikah dengan CEO tampan? Rasanya tak mungkin. Siapa yang tidak ingin dinikahi CEO tampan? Mungkin tidak ada wanita yang akan menolak.

Tapi menjadi istri kedua dan hanya untuk menjaga keutuhan rumah tangga sang CEO dengan istri pertamanya? Hanya untuk melahirkan keturunannya? Hanya untuk diabaikan dan direndahkan? Siapa yang akan bersedia?

Allena, benar-benar terpaksa menikah dengan CEO tampan itu. Dan mulai menjalani hidup sebagai istri kedua yang diabaikan dan harus melahirkan keturunan sang CEO.

Apakah Allena bisa bertahan menjalani rumah tangga yang penuh derita itu atau beralih pada CEO lain yang juga tampan dan tulus mencintainya?

Sebuah karya untuk Lomba Menulis bertema
#Berbagi Cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alitha Fransisca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25 ~ Sedih dan Bahagia ~

"Aku mencintaimu.." 

Kata-kata yang terlontar dari mulut Zefran mengagetkan Allena bahkan bagi Zefran sendiri. Kata-kata yang selama ini hanya dipendam dihatinya tiba-tiba mencuat. Zefran memeluk gadis yang dicintainya itu, gadis yang memang berhak mendapatkan cinta darinya.

Setelah melewati malam yang panas, paginya mereka bersiap-siap untuk berangkat kerja. Zefran dan Allena keluar berbarengan dari kamar mereka masing-masing. Zefran berdiri di depan pintu begitu juga dengan Allena. Tanpa sengaja saling menatap lalu beralih pandang dengan wajah yang bersemu merah.

"Ayo sayang!" ucap Frisca tiba-tiba menarik tangan suaminya untuk turun ke lantai bawah menemui Ny. Mahlika yang telah siap menyantap sarapan pagi bersama.

Frisca mengapit tangan suaminya turun dari lantai atas sementara Allena mengikuti mereka dari belakang.

"Selamat pagi Mommy," sapa Allena.

"Selamat pagi Allena, ayo duduklah kita sarapan bersama," ucap Mahlika.

Allena tersenyum dan duduk di kursi yang biasa ditempatinya berhadapan dengan Zefran. Melirik pada Zefran yang tersenyum pada Frisca yang bersandar padanya.

Allena mengabaikan pemandangan mesra di hadapannya itu dan fokus pada sarapannya. Tapi, baru saja Allena mengangkat sendoknya, gadis itu menaruhnya kembali. Aroma makanan yang biasanya sangat disukainya itu memancar menusuk hidungnya membuatnya merasa mual.

Allena mencoba menyendok sup sosis brokolinya untuk yang kedua kali. Kembali gadis itu meletakkan sendoknya. Gadis itu tidak tahan lagi, rasa mual itu semakin menjadi. Allena tidak sanggup hingga harus menahan mulutnya dengan tangannya dan berlari ke belakang menuju wastafel.

Rahma yang berada di situ spontan memijat punggung Allena. Gadis itu masih berusaha memuntahkan sesuatu namun anehnya dia tidak mengeluarkan apapun.

"Ada apa Allena?" tanya Mahlika tiba-tiba muncul.

Allena langsung berdiri di hadapan Ny. Mahlika dengan wajah yang pucat pasi.

"Sepertinya masuk angin Mom," ucap Allena, kembali menahan mulutnya dan seperti ingin memuntahkan sesuatu.

Gadis itu terlihat letih melakukannya hingga berulang kali.

"Saya pijit ya nyonya," ucap Rahma.

"Tidak usah Rahma, kamu bawa ke belakang sarapan nyonya Allena. Nyonya Allena tidak bisa memakan sarapan itu," ucap Mahlika.

Allena dan Rahma merasa heran dengan perintah Ny. Mahlika karena biasanya Allena sangat menyukai menu sarapan itu.

"Buatkan sandwich untuk nyonya Allena, tanpa sosis dan brokoli," perintah Mahlika.

"Baik Nyonya Besar," ucap Rahma.

Ny. Mahlika mengajak Allena kembali ke meja makan setelah sup sosis brokoli milik Allena disingkirkan.

"Kamu jangan sarapan dengan makanan itu, sepertinya kamu merasa mual dengan menu yang beraroma tajam," ucap Mahlika.

"Ya, Mommy," ucap Allena.

Zefran memandang khawatir pada Allena.

"Apa kamu sakit?" tanya Zefran tidak tahan untuk tidak bertanya.

"Tidak apa-apa Tuan. Mungkin masuk angin," ucap Allena segera meminum air putih hangat yang ditaruh Rahma.

"Kalau menurut Mommy Allena sedang hamil," ucap Mahlika sambil mengusap lengan Allena.

"Apa?" ucap Allena, Zefran dan Frisca serentak.

"Kenapa kaget? Bukankah ini yang kita tunggu-tunggu. Allena, besok kita periksa ke dokter, untuk sementara pakai test pack dulu. Frisca kamu masih punya kan?" tanya Mahlika.

Frisca menoleh pada Zefran dengan pandangan yang tidak bisa di mengerti. Menatap laki-laki itu dengan tatapan yang menyalahkan. Zefran balas memandang istrinya.

"Masih Mommy," ucap Frisca dengan nada kesal.

"Berikan beberapa untuk Allena, tidak…, satu saja. Mommy yakin satu saja sudah cukup untuk membuktikan kalau Allena telah hamil," ucap Mahlika tersenyum sambil membelai dagu Allena.

Sikap nyonya besar itu begitu manis pada Allena, membuat Frisca semakin kesal melihatnya. 

"Segera aku ambilkan Mommy," ucap Frisca dengan gigi bertaut.

"Nanti saja nyonya," ucap Allena mencegah.

Allena merasa tidak enak jika Frisca harus meninggalkan sarapannya demi mengambilkan test pack untuknya.

"Aku ingin mengambilnya sekarang, apa hakmu melarangku," ucap Frisca sinis.

Allena tercenung, dari dulu Allena memang merasa kalau Frisca membencinya. Namun, wanita itu masih bisa bersikap tenang atau berpura-pura bijak menghadapi Allena. Tapi kali ini Frisca tidak ingin lagi berpura-pura baik pada Allena. Wanita itu memperlihatkan rasa bencinya pada Allena.

Frisca naik ke lantai atas dengan kaki yang dihentakkan. Berjalan dengan langkah kesal menuju kamarnya. Tak lama kemudian terdengar bunyi barang yang pecah. Berkali-kali mereka reflek menatap ke lantai atas.

Allena semakin tidak enak hati, Zefran berinisiatif untuk melihatnya. Dan benar saja, saat tiba di kamarnya terlihat Frisca sedang mengacak semua isi kamar itu.

"Frisca, kamu kenapa?" tanya Zefran.

"Kamu kenapa? Kamu kenapa? Apa kamu tidak tahu aku kenapa? Apa kamu tidak lihat aku sedang mencari test pack untuk perempuan murahan itu? Apa kamu tidak lihat aku sedang mencari alat untuk periksa apakah perbuatan kalian itu membuahkan hasil?" ucap Frisca sambil menarik laci hingga keluar dan melemparnya.

"Frisca hentikan!!!" teriak Zefran.

Frisca tidak peduli, menarik semua laci dan melemparnya ke lantai hingga barang-barang di dalamnya berhamburan. Membuat kamar itu semakin berantakan. Zefran segera memeluk istrinya, laki-laki itu berusaha menenangkan istri yang dicintainya itu.

"Lepaskan aku! Lepaskan! Pergilah peluk istri tercintamu itu. Dia sedang mengandung anakmu, pergilah!!! Aku benci padamu! Aku sangat membencimu! Kamu pembohong, kamu penipu! Kamu pengkhianat!" teriak Frisca sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan Zefran.

"Makilah aku sepuasmu, makilah! Aku memang bersalah padamu. Aku tidak bisa setia padamu, aku tidak akan meminta pembenaran darimu. Aku memang laki-laki yang tidak setia. Tapi aku tetap mencintaimu Frisca. Kamu tetap cinta pertama dan sejati untukku," ucap Zefran memeluk kuat Frisca yang meronta.

"Pergilah, sayangi istrimu itu. Dia membanggakan keluargamu. Pergilah ke pelukannya, dia menantu kesayangan Mommy-mu hingga tidak perlu lagi peduli pada perasaanku. Dia memerintahkanku mencari test pack untuk istri mudamu itu, keterlaluan.., aku yang disuruh mencari alat untuk periksa hasil percintaanmu dengannya, keterlaluan ... keterlaluan! Dia ingin membanggakan menantunya itu telah berhasil memberinya keturunan. Dia ingin membanggakan menantunya itu padaku. Dia ingin membandingkan aku dengannya. Keterlaluan!!!" jerit Frisca sambil menangis di pelukan Zefran.

"Maafkan Mommy, karena terlalu senang Mommy tidak sadar perbuatannya itu bisa menyakitimu. Tapi aku yakin Mommy tidak bermaksud seperti itu. Tidak mungkin Mommy sengaja ingin menyakitimu, bagaimanapun juga Mommy tahu kalau kamu adalah wanita yang aku cintai. Menyakiti hatimu sama dengan menyakiti hatiku," bujuk Zefran masih memeluk istrinya.

Laki-laki itu mengusap punggung istrinya dan mengecup puncak rambutnya berkali-kali lalu menggendong Frisca dan merebahkannya di ranjang. Melepas jas nya dan menemani istrinya tidur. Zefran membelai lembut rambut wanita pertama yang membuatnya jatuh cinta itu. Bagi Zefran, Frisca adalah segala-galanya.

"Tidurlah sayang. Lupakan semuanya, lepaskan saja. Yakinlah semua orang menyayangimu," bujuk Zefran sambil mencium pipi istrinya.

Zefran mengusap punggung istrinya, Frisca kelelahan karena emosi dan tangisnya. Segera Frisca tertidur setelah Zefran memberinya obat anti depresan.

Laki-laki itu turun ke lantai bawah dengan wajah murung. Menemui ibunya dan Allena.

"Sepertinya sudah tidak ada Mom, nanti biar aku beli di apotik," ucap Zefran merasa tidak enak hati dengan keributan yang pasti didengar oleh ibunya dan Allena.

"Tidak usah Tuan, biar saya beli sendiri," ucap Allena yang tidak ingin lagi merepotkan Zefran.

"Zefran, maafkan Mommy ya. Mommy tidak menyangka bisa jadi begini," ucap Mahlika.

Zefran cuma mengangguk sambil tersenyum.

"Mommy, saya permisi berangkat kerja dulu, saya berangkat dulu Tuan," pamit Allena pada Ny. Mahlika dan suaminya.

"Ya, hati-hati di jalan ya!" pesan Mahlika.

"Ya Mommy," ucap Allena. 

"Kamu tidak berangkat kerja Zefran?" tanya Mahlika.

"Aku di rumah menemani Frisca," ucap Zefran sambil menatap Allena yang berjalan pelan keluar dari pintu utama.

Zefran hendak menaiki tangga menuju lantai atas untuk menemani istrinya. Tapi teringat Allena yang berjalan pelan sambil menunduk. Segera Zefran mengejar istri mudanya itu. Dan benar, Allena sedang berjalan menunduk sambil menghapus air matanya.

Hal yang tak terbayangkan dalam hidupnya, berita kehamilan harus berakhir dengan keributan. Allena sama sekali tidak suka menyakiti hati orang tapi kali ini berita yang seharusnya membahagiakan itu justru membuat orang terluka. Gadis itu tidak tahu harus merasa bahagia atau menyesal.

Tapi yang dia tahu, tak ada ucapan selamat atau pun terima kasih dari suaminya karena telah mengandung anaknya. Tak ada rasa peduli dari laki-laki yang diharapkannya. Tak pernah terbayangkan olehnya akan mengalami hal seperti itu.

Suami yang sangat senang mendengar berita kehamilan akan langsung memeluk istri dengan hangat. Memberikan ciuman serta mengucapkan terima kasih, semua itu hanya ada dalam khayalan. Bagi Allena semua itu jauh dari kenyataan.

Allena berjalan sambil menangis tersedu-sedu. Ingin mengadu pada ibunya namun tidak ingin membuat hati orang tua itu bersedih. Allena hanya bisa menepuk dadanya untuk menghilangkan himpitan dan sesak di dadanya.

Tiba-tiba Zefran datang dari arah belakang dan memeluknya. Menempelkan dagunya di bahu Allena dan berbisik lirih.

"Maafkan aku, harusnya hari ini adalah hari bahagia kita. Harusnya aku berterima kasih padamu. Maafkan aku Allena" ucap Zefran sambil menoleh mengecup pipi gadis itu.

"Tidak perlu Tuan, lagi pula hasilnya belum pasti," ucap Allena menyangkal.

Zefran tersenyum, mulut Allena mengatakan tidak perlu mengucapkan terima kasih namun sikapnya menunjukkan kesedihan karena diabaikan oleh suaminya.

"Maafkan aku Tuan, karena aku, Nyonya Frisca jadi sakit hati," ucap Allena masih mengalirkan air matanya.

Zefran membalik tubuh Allena ke arahnya, gadis itu langsung berpaling ke arah lain. Zefran mengarahkan dagu Allena ke hadapannya.

"Jangan menangis sayang, kejadian tadi memang tidak diinginkan tapi itu bukan kesalahanmu. Aku sungguh-sungguh berterima kasih padamu. Ini adalah berita yang sangat membahagiakanku. Ada anakku di dalam rahimmu aku sangat bahagia membayangkan itu," ucap Zefran sambil menarik Allena ke dalam pelukannya.

"Tapi ini belum tentu Tuan" ucap Allena diselingi sisa-sisa isak tangisnya.

"Belum tentu saja sudah membuatku sangat bahagia. Apalagi jika ini sesungguhnya," ucap Zefran.

Laki-laki itu merenggangkan pelukannya lalu menangkup wajah istrinya. Mengecup bibir Allena dan Allena pun membalas kecupan itu. Membuat Zefran semakin ingin melanjutkan ciumannya. Allena memejamkan matanya hingga membuat air yang tergenang itu mengalir.

Zefran semakin memperdalam ciuman, memainkan lidahnya dan mencari-cari, menemukan dan menyesap rasa manis dari mulut Allena. Saat nafas mereka tersengal, barulah mereka menghentikannya. Zefran tersenyum memandang wajah istrinya yang merona merah.

"Aku ingin mengantarmu bekerja tapi ..."

"Tidak apa-apa, temanilah nyonya Frisca. Aku mengerti perasaannya Tuan. Sebaiknya memang Tuan menemaninya," ucap Allena.

Zefran tercenung menatap gadis cantik di hadapannya itu.

"Aku beruntung memilikimu," ucap Zefran sambil tersenyum.

Allena pun ikut tersenyum, air matanya kembali mengalir. Namun, kali ini bukan air mata kesedihan tapi air mata kebahagiaan. Suaminya ternyata memikirkan perasaannya. Pelukan, ciuman dan ucapan terima kasih semua telah diberikan oleh laki-laki yang telah menggetarkan hatinya itu.

Allena melangkah mundur sambil melambaikan tangannya, dibalas oleh laki-laki tampan itu yang tersenyum begitu manis.

Ini tidak ada dalam khayalanku, memiliki suami yang begitu tampan. Tersenyum begitu manis melambaikan tangan untuk mengantarku bekerja. Ternyata dibalik kesedihan, aku masih bisa mendapatkan kebahagiaan, batin Allena berjalan menuju gerbang sambil tersenyum.

Melangkah sekian jauh Allena menoleh ke belakang, penasaran, apakah Zefran masih memandanginya. Allena menutup mulutnya sambil tersenyum, laki-laki itu masih berdiri di situ. Memiringkan kepalanya sambil tersenyum, Allena tertawa. Senyum mengiringi langkah Allena.

Terima kasih suamiku, pagi hari yang menyedihkan telah tergantikan oleh perhatian dan senyum manismu, terima kasih suamiku sayang, bisik hati Allena.

Kembali menoleh sebelum menghilang di balik gerbang pagar tinggi kediaman Dimitrios. Zefran kembali melambaikan tangannya dan dibalas tawa riang oleh Allena. Gadis itu akhirnya menghilang di balik tikungan.

Zefran kembali masuk ke dalam rumahnya dan langsung naik ke lantai atas. Menatap istrinya yang masih tertidur lelap. Ingin kembali turun ke lantai bawah, langkah Zefran terhenti saat melihat pintu kamar Allena.

Perlahan laki-laki itu masuk ke dalamnya, terlintas kembali kejadian-kejadian yang pernah terjadi di kamar itu. Zefran melangkahkan kaki ke ranjang, menghempaskan tubuhnya sambil merentangkan tangannya lalu menatap langit-langit kamar.

Allena, Allena, aku tidak menyangka. Aku bisa jatuh cinta padamu, bisik hati Zefran.

Zefran memejamkan mata, terlintas kembali saat pertama kali bertemu Allena. Allena jatuh ke pelukannya, berbeda dengan Frisca. Zefran langsung jatuh cinta padanya. Namun, saat Allena jatuh ke pelukannya, hanya rasa kesal dan benci yang muncul di hatinya.

Ketulusanmu, kebaikan hatimu, kehangatanmu yang telah merubah rasa kesal dan benciku menjadi cinta, bisik hati Zefran sambil tertawa.

Laki-laki itu bergerak duduk, matanya tertuju pada sebuah benda yang melingkar di atas meja di samping figura ibu Vina. Zefran bergerak mendekati, meraih sebentuk kalung berliontin cincin itu.

Cincin siapa ini? Pertunangan kah? Apa dari Valen? Sudah sejauh mana hubungan mereka? Allena, benarkah kamu menginginkanku? Benarkah kamu menghargai pernikahan kita? Lalu kenapa kamu menerima cincin ini, batin Zefran.

"Kenapa kamu menerima perasaan Valen? KENAPA? KENAPA?" teriak Zefran sambil membanting kalung berliontin cincin itu ke lantai.

"Kamu sengaja tidak mengenakannya agar aku tidak melihat cincin laki-laki itu di jarimu? Aku tidak akan tinggal diam Allena. Aku tidak akan membiarkan kamu mempermainkan perasaanku," ucap Zefran bicara sendiri.

Siang itu Zefran termenung sendiri, berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya. Frisca yang mulai bangun, melihat suaminya yang terlihat begitu galau.

"Zefran, ada apa?" tanya Frisca masih terlihat lemas.

Zefran menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah istrinya.

"Kamu sudah bangun sayang, bagaimana perasaanmu?" tanya Zefran.

"Sedih, kamu pasti semakin kecewa padaku. Aku masih belum bisa menghadirkan keturunan bagimu sementara perempuan itu sudah memberikan tanda-tanda kehamilannya," ucap Frisca menunduk.

"Sayang, meskipun kamu belum memberikan keturunan bagi keluarga kita tapi bagiku kamu tetap istri tercintaku. Apa kamu lupa semua yang kita jalani sekarang ini, pernikahanku dengan Allena adalah demi menjaga pernikahan kita agar tetap utuh," ucap Zefran sambil memeluk Frisca.

"Tapi sekarang kamu sudah mulai menyukainya, kamu sudah jatuh cinta padanya," ucap Frisca sambil menangis.

Aku tidak bisa menyangkal itu Frisca, dia membuatku jatuh cinta padanya, dia membuatku tidak bisa melepaskan pikiranku darinya, batin Zefran.

"Zefran, kamu yakin anak yang dikandung perempuan itu adalah anakmu? Bukankah dia sangat dekat Valen? Bukankah Valen pernah menyatakan cinta padanya di hotel?" tanya Frisca bertubi-tubi.

"Apa? Valen dan Allena bertemu di hotel?" tanya Mahlika tiba-tiba muncul di depan pintu kamar.

Ny. Mahlika naik ke lantai atas untuk melihat keadaan menantunya. Ibu itu berniat meminta maaf atas permintaannya tadi yang tidak pantas dilakukannya pada Frisca.

"Ya, Mommy. Kami menyaksikan sendiri Valen mempersembahkan sebuah pertunjukan untuk menyatakan cintanya pada Allena. Mereka memiliki hubungan spesial bahkan setelah Allena menikah dengan Zefran. Kami bahkan pernah melihat mereka berdua berciuman di pinggir jalan."

"Frisca"

"A P A???" 

Zefran meminta Frisca untuk menghentikan ceritanya namun sudah terlanjur didengar oleh Ny. Mahlika. Wajah Ny. Mahlika langsung berubah. Frisca berdiri dan mendekati ibu mertuanya. Hatinya yang masih sakit karena perintah mertuanya itu sekarang ingin dilampiaskannya.

"Benarkah anak yang dikandung Allena adalah anak Zefran? Bagaimana jika Zefran memang bermasalah? Allena mencari alternatif lain untuk membuatnya bisa mengandung agar bisa tetap menjadi menantu Mommy yang tersayang," ucap Frisca berdiri di belakang sang Mommy yang telah gemetar menahan marah.

...~  Bersambung  ~...

1
Shifa Burhan
fakta
kau surve 1000 pembaca lelaki
aku yakin 100% tidak akan ada mau punya istri kayak Alena
*istri tapi gampang meladeni pria lain
*istri tapi gampang kontak fisik (pelukan dengan pria lain, sudah tidak terhadap berapa kali Alena pelukan dengan pria lain
*istri yang tidak bisa menjaga perasaan suami dari cemburu
*istri yang lebih menentukan perasaan pria lain dari pada perasaan suaminya
*istri munafik suaminya cemburu dibilang cemburu buta tapi dia sendiri cemburu juga
*istri makan ada masalah sedikit pergi dari rumah, sudah dua kali Alena buat suaminya hampir mati karena kelakuan laknatnya
*fakta zebran sudah berkali makan hati dan mengeluarkan airmata karena Alena, dan sudah berap kalian zefran diremehkan dan direndahkan pria lain
*Alena istri yang tidak bisa menjaga harga diri suaminya didepan pria lain

wanita kayak gini yang kalian bangga kan

aku yakin 100% tidak akan ada lelaki yang mau punya istri kayak Alena

dan mirisnya novel ini membela dan membenarkan semua kelakuan Alena dan valen

jadi doaku semoga author dapat suami yang sifatnya kayak alena dan semoga author punya sahabat wanita yang sifat dan baiknya kayak valendino yang selalu baik dan perhatian pada suami author, amin
Alitha Fransisca: Kalau sifat semua karakternya sempurna, nggak bakal ada konflik dan novel ini nggak jadi, Kak Shifa.

Btw makasih do'anya, Alhamdulillah sifat saya dan suami udah ditetapkan oleh Yang Maha Kuasa, rumah tangga kami juga bahagia, semoga kami makin sukses dan happy ending seperti novel ini juga. Makasih Kak Shifa 🙏
total 1 replies
Shifa Burhan
masalah novel ini, pola pikir author dan readerr
*saat Alena cembur 100% kesalahan zefran karena tidak bisa menjaga dan peka terhadap perasaan dan hati istrinya
kecemburuan Alena kalian benarkan, dan kalian menghujat zefran

*tapi saat zefran cemburu tetap 100% kesalahan zefran karena kalian anggap cemburu buta, tidak percaya istrinya,

otak egois kalian, kalian hanya pikir perasaaan Alena tapi kalian tidak sadar zefran juga punya perasaan.

suami mana tidak cemburu melihat istrinya dekat dengan pria lain bahkan sampai sering kontak fisik,
sadar tidak kelakuan Alena yang terlalu dekat pada lelaki lain itu juga melukai perasaan suami, ingat suami kalian juga punya perasaan

Thor pakai otak sedikit saja tempat kan lah salah ya salah benar ya benar jika zefran salah ya salah jika kelakuan Alena salah ya salah, jangan kalian selalu membela dan membenarkan kelakuan alena

salam akal waras wanita
GZone Reborn
main nyosor aja ini orang 😂
GZone Reborn
izin minyak. semoga cocok
Jarmini Wijayanti
nyimak dulu
YuWie
bgmn fran zefran
YuWie
sabar al..nanti klo adh ngrasake perawanmu kan ketagihan.. beda lah sam frisca yg diawal sdh mengumbar2
YuWie
jeng jeng..dejavu again
Beauty JK
😘
Indrawati
emang kelewat bego
Raka Raka
Lumayan
Delfianti
aku lihat di sini Alena perempuan bodoh dan tolol di buat athor sudah berkali2 di sakiti. dihina dan di acuh masih juga perhatian pada suaminya sehingga aku malas meninggal kan jejak. dan sampai sini aja aku membaca.ceritanya kayak sinetron kuda terbang
Miftha Alma
banyak mengandung bawang..jadi nangis mulu ..
Sa Tokkin
Luar biasa
Egepe Angel
nah bagian ini yg nggk jelas. masa polisi nggk bisa mengatasi frisca. trus kenapa juga Allenna ikut, kan lagi hamil besar. hmmmm...😓😓😓
Egepe Angel: hadeeh... untung mimpi.... preert
total 1 replies
Asti Sugiyo
Ketiganya ( Zefran , Frisca dan Allena ) korban keegoisan ibunya ...pd akhirnya mrk semua terluka ( bukan hanya Allena , Frisca , Zefran dan ibunya Allenapun terluka )
Alifah Azzahra💙💙
Mampir yah Thor 🥰
Alitha Fransisca: Makasih Alifah Azzahra 💙💙
total 1 replies
Lily
preeeeet... dulu aja diragukan
Atmita Gajiwi
/Smirk//Rose//Rose//Rose//Heart/
Lily
tuh tau
Alitha Fransisca: Makasih Lily, udah mengikuti kisah Allena sejauh ini. Jangan lupa support like and gifts nya yaa, thank you 🤗🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!