NovelToon NovelToon
Menikahi Tuan Penguasa

Menikahi Tuan Penguasa

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Nikahkontrak / Perjodohan / Mafia / Tamat
Popularitas:1.1M
Nilai: 5
Nama Author: nanayu

Charlotte Hasana, wanita cantik dengan tubuh perawakan mungil, ramping dan cantik. Ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang begitu materialistis. Ibu Tiri Charlotte berencana menikahkan dirinya kepada laki-laki tua kaya raya namun seorang Gay. Charlotte menentang keras keinginan Ibu tirinya. Karena itu, Charlotte berencana kabur dengan dandanan berbeda dari biasanya. Dia memoles wajahnya begitu jelek.
Namun ketika dirinya kabur, dia bertemu dengan laki-laki yang mengancam hidupnya. Hingga karena suatu alasan, Charlotte terpaksa melakukan hubungan satu malam dengan laki-laki itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25

Charlotte dan Mona kini berdiri didepan dinding kaca didalam Kafe sedang mengamati Lexy yang tengah mendekati salah satu bodyguard Xavier. Laki-laki itu duduk di dekat mobil yang terparkir dipinggir jalan. Sejak tadi pandangan orang itu tidak lepas dari tempat Kafe dimana Charlotte berada. Beberapa teman-temannya juga menyebar seolah berbaur dengan sekitar, seperti orang biasa.

Tampak Lexy berjalan dengan percaya diri, sesekali dirinya melirik kebelakang untuk menyakinkan kedua sahabatnya jika dirinya akan berhasil kali ini. Sesekali senyum usil tersungging dibibirnya memikirkan hal yang akan dilakukan.

Lexy berjalan mendekati salah satu bodyguard itu tanpa merasa takut. Dirinya berhenti tepat disampingnya alih-alih untuk menyeberang jalan. Sudut matanya melirik ke bodyguard itu sekilas dan sedikit menurunkan tas kecilnya.

Beberapa detik kemudian, tas Lexy terjatuh ke bawah . Dirinya seolah tak menyadari hal itu dan melanjutkan niatnya menyeberang jalan. Dengan santainya  Lexy berjalan santai ketika tak mendapati satu pun kendaraan melintas di jalan.

“Nona, tunggu.”

Hampir saja dirinya sampai di ujung jalan, bodyguard yang diincarnya tadi berlari menuju arahnya seraya menenteng tas miliknya yang sengaja dijatuhkan.

“Ya?”

“Ini milik Nona bukan? Tadi jatuh disana.”

Lexy melirik tasnya sekilas, lalu seperkian detik kemudian ekpresi wajahnya kini berubah cemas. “Astaga! Kenapa tasku bisa ada ditanganmu!!” teriaknya dengan suara keras, Dia mulai berakting seakan-akan terkejut.

“Emb, tadi jatuh disana.”

“BOHONG!!! Pasti kamu yang ambil kan!” suara Lexy semakin dinaikkan hingga membuat orang-orang disekeliling mereka menoleh penasaran.

“Tidak Nona. Saya tidak berbohong. Saya melihatnya jatuh disana dan langsung ingin memberikannya pada Nona.” Bantah Bodyguard itu.

“Halah, Maling mana mau ngaku. Sini berikan padaku!!”

Lexy mengambil kasar tasnya dan langsung membukanya ditempat. Entah apa yang dia cari, wanita itu sibuk mengobrak-abrik isi tas miliknya.

“Cincinku hilang! Cincin wasiat orang tuaku tidak ada! Hey kau! Pasti kau yang sembunyikan cincin milikku itu!!! Jawab!” teriak Lexy sambil menunjuk wajah bodyguard itu.

 

 

“A-apa? Saya tidak menyembunyikan apapun.”

“Halah, bohong! Aku sangat yakin tadi menaruhnya disini. Tapi sekarang tidak ada! Kau mencurinya, iya kan!????”

“Tidak! Saya tidak mencurinya.”

“Aku tak percaya. Tolong!! Ada pencuri disini. Cincin wasiatku dicuri orang ini!!”

Lexy berteriak dengan sangat keras diselingi aktingnya yang tampak menyakinkan. Sontak beberapa orang datang mendekati mereka.

“Siapa yang mencuri Nona? Dia orangnya??!”

“Iya Pak. Tolong saya. Bawa dia kekantor polisi. Dia mencuri cincinku yang berharga. Tolong pak.” Pinta Lexy yang kini sudah memelas penuh iba. Air mata palsunya ikut keluar guna menyempurnakan aktingnya.

“Kurang ajar! Beraninya mencuri ditempat umum kau ya. Ayo semua, bawa pria ini ke kantor polisi!” seru salah seorang mereka mengajak teman-temannya membawa bodyguard itu pergi.

Awalnya Bodyguard itu memberontak ingin melepaskan diri. Menentang keras tuduhan yang ditujukan olehnya. Hingga beberapa teman bodyguardnya ikut membantunya. Karena Lexy tak ingin rencananya gagal, dia kembali memohon pada orang sekitar untuk segera membawa bodyguard itu pergi. Para orang-orang itu setuju dan menolak perdamaian yang ditawarkan.

Terpaksa bodyguard yang lainnya ikut menemani temannya yang kini dibawa paksa orang-orang menuju kantor polisi.

Lexy tersenyum penuh kemenangan menatap bodyguard itu digiring pergi. Tangannya mengusap sisa bulir air mata palsunya seolah aktingnya telah selesai.

PUK!

Lexy langsung menoleh ke belakang karena pundaknya ditepuk oleh seseorang. Charlotte dan Mona ternyata sudah berada dibelakangnya.

“Warbiyasah, seumur-umur gue gak pernah liat acting sebagus yang lu lakuin Lex. Sinetron mah lewat!” puji Mona dengan menggelengkan kepala takjub.

Lexy mengibaskan tangannya dengan senyum kecut, “Udah biasa pujian lu. Gue emang jago kalo soal itu.” Ucapnya menyombongkan diri.

“Tapi lu yakin gak, kalau tuh orang bakal gak diapa-apain?” tanya Charlotte yang melihat kasihan pada bodyguard Xavier.

“It’s okay Char. Jangan khawatir. Gue punya temen di kepolisian kok, gua bakal minta dia cabut laporan gue. Dah selesai kan. Kita Cuma mau lepas aja dari mereka, bukan membuat mereka masuk sel. Itu yang lu mau kan?”

“Ya. Makasih banget ya Lex. Gue seneng punya temen baik kayak kalian.”

Charlotte langsung memeluk kedua sahabatnya dengan sayang. Mata mereka berkaca-kaca dan saling memeluk erat masing-masing.

“Udah ah, yuk kita pergi. Lama-lama disini malah jadi baper lho.” Saran Mona yang melihat sisi sensitive para sahabatnya.

“Hehe. Ya udah yuk kita pergi.” Charlotte menarik mereka berdua menuju taksi.

 

 

 

 

^

“Dasar bodoh! Tak becus semua!!” seru Dean dengan amarah yang tertahan.

Para Bodyguard yang ditugasi untuk mengawasi Charlotte kini telah berada di Mansion Xavier, duduk bersujud seraya menunduk dibawah kaki Dean. Lima orang yang ditunjuknya untuk menjalankan perintah Xavier ternyata telah gagal menjalankan misi dan kembali dengan tangan kosong. Hal itu tentu saja membuat Dean marah dan langsung menyuruh mereka kembali,  setelah mendengar kabar jika Nona Mudanya telah melarikan diri.

Hal itu tak luput dari pendengaran Xavier yang saat itu berada disamping Dean. Mendengar berita itu, Xavier segera meminta Dean untuk membatalkan semua pertemuan dan kembali ke Mansion untuk mendengar penjelasan para bodyguardnya. Xavier kini duduk tenang dibelakang Dean yang sibuk memberi hukuman para orang-orang tak berguna itu.

“Tuan Muda, saya akan mengerahkan seluruh anak buah kita di area A untuk mencari keberadaan Nona Muda. Saya pastikan akan segera menemukannya.” Ucap Dean dengan kenyakinan penuh.

“Terserah. Lakukan sesukamu.” Jawab Xavier tanpa melihat Dean. Pandangannya justru melihat kearah laptop didepannya yang menunjukkan kepergian calon istrinya keluar dari Kafe dengan kedua sahabatnya.

Mendapat lampu hijau, Dean segera menghubungi orang-orangnya dengan cepat. Menelpon sana-sini, dan memberikan perintah penuh penekanan. Para Bodyguard yang gagal disuruh dibawa ke gudang guna melanjutkan hukumannya.

“Dean” panggil Xavier.

“Ya Tuan?” Dean mendekat.

“Jangan membuatku menunggu.”

Tiga kata yang mungkin dianggap biasa oleh semua orang ketika mendengarnya. Namun jika kata itu keluar dari mulut seorang Xavier, Dean lah yang harus bersiap menanggung segala konsekuensinya. Xavier memang orang yang berpikir simple dan tenang, selalu menyerahkan tugas pada orang yang dipercaya seperti Dean. Memberikan semua keputusan baik tidaknya pada Dean karena dia sangat mempercayai asisten pribadinya itu dibandingkan orang lain. Namun, jika ada hal yang tidak sesuai dengan keinginan Xavier, laki-laki itu pasti akan membuat Dean melakukan tugas yang harus diselesaikan sampai berhasil. Sesuai dengan kemauannya dan yang pastinya membuatnya puas. Kendati demikian, Dean dituntut bergerak cepat dengan memberikan tiga kata yang tabu untuk ditolak oleh Dean. Sekalipun Nama dan pekerjaannya harus dipertaruhkan.

“Baik. Saya berjanji tidak akan mengecewakan Tuan Muda. Kalau begitu saya permisi.”

“Ya.”

Setelah kepergian Dean, Xavier mengambil ponselnya yang bergetar disaku jasnya. Tanpa melepaskan pandangannya dari laptop, Xavier langsung mengangkat panggilan itu.

“Ya, ada apa? Aku sedang sibuk sekarang.”

“Xavi, kenapa kamu bicara formal pada Kakek? Apa ada masalah?”

 

 

Nb : jgn lupa ya, follow IG @nanayu_95 untuk tahu kapan author update. See youu ^-^

 

 

 

 

1
Uriani Zahroh
seru 🥰
Herni Marianty
sangat bagus
Ririn Nursisminingsih
aneh juga masa bisa bangun yas klau pingsan.. 🤣🤣
Sweet Bunny Hunny
jlebb bgt kalimat nya
Juprianto
Luar biasa
Juprianto
Lumayan
Feny Kurniawati
sumpah...AQ jd males baca NT skrg..Krn gak ada yg bisa meranik seperti otor2 dahulu..😌🙏dulu sampek binggung pilih otor mana.wkwk.skrg kurang menarik dr segi bahasa.atau jalan ceita...akhirnya...scrol bacaanku terbawah..Nemu otor ini..😊AQ balik baca nih tor..judul yg ini blm baca..baca yg purity of love berulang2 dulu.😁
annethewie
ngakak menyala pagi pagi baca ini...iyakali laki di anu ga bangun...laaa my husband merem aja tau klo sy ngusel ngusel biar aki aki yg cm peltu nempel metu ini bujang segerrrr😀😀😀
Siti Hadijah
Luar biasa
Yulia Wati
emng enak tinggalin dlu biar sadar
Yulia Wati
yah obat ny kynya bereaksi dasar Xavier bodoh🤦‍♀️🤦‍♀️
Yulia Wati
bakal menyesal tuh s Xavier klau anknya ia yg ggurk sendiri 😥 dasar bodoh
Yulia Wati
dean kasih tau buktinya dong biar s Xavier GK uring uringan terus
Yulia Wati
hrus ny d tnjukan saja kek biar tau jd Xavier GK bkl lgi ngira Charlotte slngkuh
Yulia Wati
Xavier aku bayangin k imut😂😂😂
Yulia Wati
Kya ny Xavier dah tau tuh wanita yg sama dia waktu malam adalah Charlotte
Hadimulya Mulya
salah judul,seharus nya istri gampangan,yg gau tau pasisi dh berkeluarga
Hadimulya Mulya
lucu yg bikin crita,padahal dh merasakan burung nya kok masih bilang gay
Rafanda 2018
wanita goblok
sansan
wah wah wah.. si nana.. baru kali ini baca novel ceritanya bikin ngakak dehh... 🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!