Terusan novel Muslimah Itu Milik Seorang Mafia.
Jika bingung dengan pemerannya, bisa baca novel di atas terlebih dahulu🥰
Cerita ini hanyalah fiksi.
Terlalu memandang derajat membuat Gamian Alvaro Morgan menjadi seorang laki-laki yang merasakan betapa pahitnya cinta bertepuk sebelah tangan. Wanita yang selalu ia hina sebagai "anak pungut" berhasil membuat ia merasakan apa itu cinta dan juga apa itu terluka.
Demi menenangkan pikirannya, laki-laki 22 tahun itu pergi ke desa untuk menemui paman dan bibinya. Berniat berlibur dan menenangkan diri malah menjadi sebuah masalah yang besar.
Laki-laki itu di tuduh melakukan pelecehan terhadap gadis polos.
Mampukah ia keluar dari masalah itu, atau malah masalah itu akan membuat ia terhanyut akan sensasi baru.
Penasaran?
Simak cerita lengkapnya di sini❤️
Baca juga kisah Gamian sebelumnya di Muslimah Itu Milik Seorang Mafia ❤️
jangan lupa like, komen, hadiah dan juga vote nya.
Jika tidak suka, silahkan tinggalkan tanpa jejak yah.
Note:
1. DILARANG MELAKUKAN TINDAKAN PLAGIAT! JIKA DI TEMUKAN KASUS PLAGIAT, SAYA AKAN MEMBAWA KE RANA HUKUM TANPA TOLERANSI!
2. COVER: Google search
Editing: Little rii.
3. DILARANG SPAM PROMOSI!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Rii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Surat misterius
Perjalanan menuju rumah pun masih berlanjut, Gamian terus menatap wajah istrinya yang terlihat kelelahan. Ia sudah menghubungi dokter dan meminta pak Wong untuk menyiapkan semua kebutuhan yang akan di butuhkan nanti. Ia memilih merawat istrinya di rumah dari pada di rumah sakit, ia tak suka rumah sakit karena bau obat dan juga berisik.
"Ugh!"
"Sayang," ucap Gamian respek ketika Lana terbangun.
"Minum," lirih Lana. Gamian pun langsung membawa sebotol air mineral yang ada di dalam mobil, membantu istrinya untuk duduk dan minum.
"Pelan-pelan saja," ucap Gamian.
Setelah selesai minum, Lana kembali berbaring. Matanya sangat berat, kepalanya juga pusing. Perutnya lapar dan tubuhnya terasa sakit.
"Kita akan kemana?" tanya Lana pelan.
"Pulang, kita akan pulang."
"Hm."
"Maaf," lirih Gamian.
"Hm?" Lana menatap mata Gamian yang terlihat sendu.
"Maaf karena aku tidak bisa menjaga mu dengan baik. Maaf karena aku telat mencari mu, maaf karena sudah membuat mu menunggu lama. Aku minta maaf atas segalanya," ucap Gamian. Tak ada respon dari Lana, gadis itu hanya diam lalu menutup matanya.
Ada badai apa sehingga dia memanggilku sayang, batin Lana.
Melihat keterdiaman Lana, Gamian hanya bisa menghela nafas berat. Tak biasanya ia merasakan rasa bersalah yang begitu besar.
Setelah perbincangan yang singkat itu, perjalanan menuju rumah pun terus berlanjut dengan hanya bertemankan sunyi.
Setelah kurang lebih satu jam akhirnya mobil pun sampai di rumah Gamian. Laki-laki itu menggendong istrinya masuk ke dalam rumah. Membawa ke dalam kamar dimana sudah ada dokter yang menunggu.
"Cepat periksa Istriku!" titah Gamian.
Dokter wanita itu pun dengan sigap langsung berjalan menuju Lana dan melakukan apa yang harus ia lakukan sebagai seorang dokter.
Beberapa menit kemudian.
Dokter sudah memeriksa keadaan Lana dan juga sudah mengobati luka yang ada di tubuh Lana. Kini gadis itu sudah tertidur pulas karena efek obat yang di berikan dokter.
Di saat Lana tertidur, Gamian duduk di tepi ranjang sembari memperlihatkan istrinya. Ia ingin keluar untuk mencari pelaku penculikan istrinya, namun mengingat kejadian istrinya yang menghilang disaat ia sedang keluar membuat Gamian mengubur niatnya itu saat ini. Masih ada besok, pikirnya.
Tok..Tok...
Pintu kamar Gamian di ketuk. Laki-laki itu berjalan menuju pintu dan membuka pintu. Ternyata pak Wong yang mengetuk.
"Ada apa?" tanya Gamian.
"Pelayan menemukan surat ini di dalam saku baju nona muda, tuan. Mana tahu surat ini penting, jadi saya memberikannya pada anda." Pak Wong memberikan sepucuk surat yang di temukan pelayan di baju Lana. Gamian pun langsung mengambil surat itu.
"Hm, ada lagi?" tanya Gamian.
"Tidak ada, tuan."
"Kalau begitu pergi dan beristirahatlah."
Gamian menutup pintu tanpa mendengarkan jawaban pak Wong. Laki-laki itu kembali ke tepi ranjang, duduk dan memperhatikan kertas yang ada di tangannya.
Surat apa ini?
Gamian membuka kertas surat itu lalu membaca kalimat yang ada di dalam kertas putih itu.
"Pergilah dari hidupku untuk selamanya! Kau hanyalah wanita rendahan, kau tidak pantas berada di sisi ku. Matilah kau!"
^^^Dari: Gamian^^^
"Oh, apa-apaan ini?" tanya Gamian bingung membaca isi dari surat itu. Apa maksud tulisan itu, sejak kapan ia menulis kalimat rendahan itu. Meski ia tidak menyukai istrinya, tapi ia tak akan mengatakan rendahan ataupun kata kasar selain bodoh, jelek, gembel, pendek dan lain-lain yang ia anggap masih wajar.
"Ada yang sedang mencoba mempermainkan ku ternyata."
Gamian merobek kertas putih itu dengan amarah. Untungnya ialah yang pertama kali membaca isi surat ini, entah apa jadinya jika istrinya yang membaca surat terkutuk itu. Pasti akan menjadi masalah besar.
Gamian menghela nafas panjang, entah mengapa ia takut jika terjadi masalah besar antara ia dan istrinya. "Entah mengapa aku takut jika kau membenciku," gumam Gamian.
_
_
_
_
_
Segini dulu yah, author banyak kali tugas😔
Typo bertebaran dimana-mana harap bijak dalam berkomentar yah
tbc.
ga ada apa cerita lain dari novel yg lain alurnya
sial ,aku ingat sudah ada satu dirumah 🙄
biar imajinasi ny smkin pas