Ibu Alya meninggal karena menyelamatkan anak majikannya yang bernama Bagas, dia adalah tuan muda dari keluarga Danantya.
~
Bagas patah hati karena kepercayaannya dihancurkan oleh calon istrinya Laras, sejak saat itu hatinya beku dan sikapnya berubah dingin.
~
Alya kini jadi yatim piatu, kedua orang tua Bagas yang tidak tega pun memutuskan untuk menjodohkan Bagas dan Alya.
~
Bagas menolak, begitupun Alya namun mereka terpaksa menikah karena terjadi sesuatu yang tidak terduga!
~
Apakah Bagas akan menerima Alya sebagai istrinya? Lalu bagaimana jika Alya ternyata diam-diam mencintai Bagas selama ini?
Mampukah Alya meluluhkan hati Bagas, atau rumah tangga mereka akan hancur?
Ikuti kisahnya hanya di sini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon znfadhila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24.
Alya masih terlelap pagi ini, tadi saat dini hari Alya kembali terbangun kali ini dia merasakan sakit yang hebat di perutnya, ternyata Alya sedang datang bulan.
Bagas yang mengetahui hal itu langsung sigap membantu istrinya, bahkan Bagas rela mencari pembalut untuk Alya, meskipun Bagas harus pergi ke minimarket yang buka 24 jam.
Alya pun baru kembali tertidur setelah Adzan subuh tadi, Bagas membiarkan istrinya untuk beristirahat sementara dirinya sendiri belum tidur kembali justru Bagas sedang bersiap untuk memasak.
Untuk siapa? jelas untuk Alya, pria itu memang pandai memasak karena sudah beberapa tahun hidup sendiri, makanya memasak tidak sulit untuknya.
"Masak yang simpel aja kali ya? seinget aku Alya juga gak punya alergi." gumam Bagas tersenyum mengingat wajah cantik Alya saat tidur, tanpa sadar wajah Bagas merona.
"Ternyata punya istri asik juga ya, kenapa aku baru sadar? ini semua gara-gara pengkhianat itu." Bagas berubah kesal mengingat masa lalunya yang begitu memukul telak mentalnya.
Harus Bagas akui dia memang bodoh karena cinta, buta pula sekarang baru terasa jika Laras bukanlah perempuan yang pantas untuk dia cinta, Bagas sangat menyesal dan penyesalan itu tidak akan bisa hilang dengan mudah.
"Sial! sekarang aku kepikiran apa yang di bilang Joshua kemarin." Bagas makin emosi mengingat jika Laras terlibat dalam kecelakaan yang di alami oleh Ibu Alya.
Harusnya jika punya masalah dengan Bagas ya selesaikan dengan Bagas, jangan membawa orang lain apalagi korbannya Alya sendiri.
"Aku harus minta bantuan Joshua buat tangkap mereka! kalian harus bener-bener dapet hukuman!" Bagas mengepalkan tangannya kuat, dia bahkan tidak sudi menyebut nama Laras lagi.
Dia tidak akan diam dan kali ini dia juga akan membuktikan bahwa perasaannya sudah lenyap sepenuhnya untuk Laras, kini hatinya hanya untuk Alya istrinya.
"Sekarang fokus dulu masak Bagas, keburu Alya bangun." Bagas mencoba mengendalikan amarahnya, pria itu akhirnya segera mulai memasak sarapan spesial untuk Alya tersayang eh!
****
Di kamar Alya nampak terusik dengan bau masakan yang kini menyeruak ke dalam kamar, bagaimana tidak masuk Bagas sengaja membuka pintu kamar supaya jika Alya merasakan sakit atau terbangun dia bisa mendengar suara Alya.
"Eungh!" Alya melenguh pelan, perlahan kelopak mata indah itu terbuka sepenuhnya.
"Kaya ada yang masak." Alya yang masih belum sepenuhnya sadar nampak kebingungan, rasa sakit di perutnya sudah berkurang tapi tetap masih terasa.
"Tunggu." Alya mulai menyandarkan tubuhnya, matanya kembali terpejam kemudian dia mencoba mengingat sesuatu.
Sedetik kemudian mata Alya membelalak sempurna saat mengingat sesuatu.
"OH NO!" Alya menutup mulutnya syok, dia baru ingat jika semalam itu dia tidur bersama Bagas bahkan pria yang sudah resmi jadi suaminya itu memeluknya dengan erat.
"Ya ampun Alya! kenapa kamu bisa lupa sih, tadi juga kamu ngerepotin Bang Bagas yang harus cari pembalut ke minimarket." wajah Alya memerah, istri Bagas itu mendadak menutup wajahnya dengan kedua tangan karena salah tingkah.
"Ini bau masakan, jangan-jangan...." Alya langsung turun dari ranjang, dia segera merapihkan penampilannya kemudian berlari ke arah dapur.
"Ya ampun ternyata bener." Alya hampir saja jatuh terduduk lemas karena kaget dugaannya benar.
Seorang Bagas yang di kenal sangat datar dan dingin kini sedang memasak sarapan untuk nya dan juga istri.
Bagas tidak menyadari kehadiran istrinya, dia masih fokus memasak bahkan tangannya itu sangat cekatan saat memasak.
'Aduh rasanya aku malu banget, sekarang Bang Bagas masak sendiri padahal udah ada aku istrinya, harusnya aku yang siapin sarapan buat Bang Bagas.' batin Alya meringis, dia merasa tidak enak sekaligus malu apalagi setelah kejadian dini hari tadi.
Alya sibuk melamun di belakang Bagas, pria itu membalikkan tubuhnya untuk menata makanan yang sudah jadi di atas meja, namun Bagas di buat terkejut dengan kehadiran Alya disana beruntung makanan yang di pegang Bagas tidak sampai jatuh ke bawah.
"ASTAGHFIRULLAH!" suara Bagas membuat Alya juga terkejut.
"Ihh, Abang bikin kaget aja." Alya tanpa sadar menepuk pundak Bagas, pria itu menahan senyumnya.
"Habisnya kamu tiba-tiba muncul di sini gak ada suaranya sama sekali." ucap Bagas tersenyum manis, Alya membeku melihat senyum yang telah lama hilang itu.
Jantungnya berdetak dengan cepat, karena senyum Bagas begitu tulus dan lebar.
'Jantung aku! kenapa Bang Bagas makin ganteng sihh, mana ini senyuman yang udah lama hilang.' Alya berteriak dalam hatinya, Bagas terkekeh melihat Alya yang salah tingkah.
"Hei, kenapa ngelamun? ayo sarapan dulu semuanya udah selesai." Bagas merangkul Alya dia menuntun istrinya itu untuk duduk di meja makan.
"Ehh.." Alya makin salting, terlihat semua masakan Bagas ada di meja makan dan semuanya terlihat menggugah selera.
Alya menatap Bagas yang kini duduk di hadapannya, entah kenapa aura Bagas sekarang sangat berbeda.
"Kenapa kamu liatin aku kaya gitu Al?" tanya Bagas yang sadar jika istrinya itu sedang memperhatikannya, Alya yang ketahuan kembali salah tingkah.
"Engga kok Bang, aku cuma ngerasa gak enak aja harusnya kan aku yang siapin sarapan buat Abang eh malah Abang yang masak." Alya berkata jujur, dia memang merasa tak enak hati.
"Kenapa harus gak enak? kan kamu lagi gak enak badan jadi gak masalah aku masak, lagian kan udah tugas suami buat meratukan istrinya."
BLUSH!
"A-apa?"
"Engga, ayo makan sini aku suapin."
'ARGH! kenapa mendadak semanis ini sih, bisa gila aku!'
Bersambung.........