NovelToon NovelToon
Rahasia Chen Xi(Jiwa Yang Terjebak Di Tubuh Budak)

Rahasia Chen Xi(Jiwa Yang Terjebak Di Tubuh Budak)

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Pengganti / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Romansa / Balas dendam pengganti / Reinkarnasi
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Anastasia

Di malam yang sama, Yu Xuan dan Chen Xi meregang nyawa. Namun takdir bermain jiwa Yu Xuan terbangun dalam tubuh Chen Xi, seorang budak di rumah bordil. Tak ada yang tahu, Chen Xi sejatinya adalah putri bangsawan Perdana Menteri, yang ditukar oleh selir ayahnya dengan anak sepupunya yang lahir dihari yang sama, lalu bayi itu di titipkan pada wanita penghibur, yang sudah seperti saudara dengan memerintahkan untuk melenyapkan bayi tersebut. Dan kini, Yu Xuan harus mengungkap kebenaran yang terkubur… sambil bertahan di dunia penuh tipu daya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 24.Bayangan.

Malam semakin dalam. Udara di distrik Yue Zhi dipenuhi aroma bunga kering dan asap dupa yang samar, bercampur dengan tawa lembut para pemusik yang mengalun dari paviliun atas.

Dari balik tirai sutra yang bergoyang diterpa angin, Chen Xi melangkah masuk ke ruang pribadinya. Lian menutup pintu dengan hati-hati, memastikan tak ada satu pun pelayan lain yang mengikuti.

Namun, di luar sana, Huan Xuan masih mengamati dari kegelapan.

Ia menurunkan tudung jubahnya, menatap papan besar bertuliskan Yue Zhi Pavilion dengan tatapan penuh tanya.

Ibu mendatangkan jauh-jauh ke paviliun timur hanya untuk bertemu seorang gadis dari tempat ini? pikirnya.

Logika dan kebanggaannya sebagai seorang bangsawan tidak bisa menerima hal itu.

Ia menatap wajah para penjaga yang memberi hormat pada Chen Xi dengan begitu sopan. Terlalu sopan untuk seorang wanita biasa.

Semakin lama ia memperhatikan, semakin dalam rasa curiga menggerogoti dadanya.

“Aku ingat gadis yang aku tabrak saat mabuk di Yue zhi,” gumamnya lirih, tatapannya mengeras.

Malam beberapa pekan lalu kembali terlintas di pikirannya malam ketika ia ingat saat keluar dari tempat perjamuan para tuan muda bangsawan di Han yue, dirinya menabrak Chen xi dan melihat tanda yang mirip dengan milik ibunya.

“Untuk apa sejauh ini ibu mengundang gadis penghibur ke rumah dengan sambutan seperti tamu terhormat, apa aku melakukan kesalahan yang tidak aku ingat saat mabuk?. ”

Huan Xuan tidak masuk hanya menatap Yue zhi dari kejauhan, dengan pikiran yang penuh pertanyaan.

Huan xuan mengira dia telah menghabiskan malam yang panjang dengan Chen xi, sehingga ibunya turun tangan untuk menutupi perbuatannya agar ayahnya tidak mengetahui nya.

 

Sementara itu di dalam paviliun pribadi, Chen Xi menatap bayangan dirinya di cermin perunggu.

Wajahnya terlihat tenang, tapi di balik mata itu berputar ribuan pikiran.

“Lian,” ucapnya lirih, “bisakah kamu mencari ibuku,bilang saja aku ingin membicarakan yang penting.”

Lian menunduk, canggung. “Baik nona.”

Lian melangkah cepat meninggalkan paviliun, gaunnya berdesir lembut menembus lorong-lorong sunyi yang dipenuhi aroma dupa cendana. Sementara itu, Chen Xi tetap duduk di depan cermin perunggu yang ada dikamarnya di Yue zhi, menatap bayangan dirinya yang seolah menatap balik dengan mata asing.

Kasihan gadis malang ini, tidak bisa mengetahui identitasnya sebelum meninggal. Xu yuan yang merasa iba, dengan takdir yang mempermainkan Chen xi.

Cahaya lentera bergoyang tertiup angin malam, menciptakan bayangan di dinding yang tampak seperti dua sosok Xu yuan yang ada di cermin dan Chen xi yang duduk melihat kearah cermin.

“Jika semua ini benar…” bisiknya pelan, “maka seluruh penderitaan yang dialami Chen xi tidak adil, Chen xi yang mengemis kasih sayang nyonya Heng saat ia hidup.Ternyata nyonya Heng yang dia anggap satu-satunya keluarga nya,bukan ibu kandungnya.”

Pintu berderit perlahan. Lian kembali, wajahnya sedikit tegang. “Nyonya Heng sudah tiba, nona.”

Langkah lembut terdengar sebelum sosok anggun berusia paruh baya itu muncul di ambang pintu. Nyonya Heng mengenakan jubah sutra berwarna ungu tua, rambutnya disanggul rapi dengan hiasan giok perak. Tatapannya, seperti biasa, lembut terlalu lembut hingga menyakitkan bagi Chen Xi yang kini ingin menyingkap semua yang tersembunyi.

“Chen Xi,” ucap Nyonya Heng, suaranya seperti aliran air. “Kau memanggil Ibu malam-malam begini, ada apa?.Ibu sudah bilang,jangan ke Yue zhi”

“Lian, tinggalkan kami dan jangan biarkan satu orang pun menganggu pembicaraan kami”perintah tegas dengan pandangan terus kearah nyonya Heng.

“Baik nona”

Lian lalu menutup pintu kamar Chen xi, setelah mereka berdua di kamar itu.

Chen Xi bangkit berdiri. Ia menatap wanita itu dalam diam untuk beberapa saat, lalu bertanya pelan, tapi tegas,

“Ibu… siapa aku sebenarnya?”

Nyonya Heng terdiam. Jemarinya yang halus tampak mengencang di sisi tubuhnya. “Apa maksudmu, nak?”

“Apa aku ini putri kandungmu? ”

“Tentu.. tentu saja, kalau bukan putriku terus siapa? ”jawabnya yang gugup.

“Aku mohon, jangan lagi membohongi ku bu,” potong Chen Xi lirih tapi tajam. “Aku sudah tahu aku bukan sekadar putri wanita penghibur. Malam ini semua pertanyaan ku selama ini tentang sikap ibu, dan perubahan sikap ibu seolah melindungi diriku.Lalu rumah ibu yang dipilih dekat keluarga Shen,apa ibu mau agar aku dekat dengan keluarga kandung ku?”

Nyonya Heng menarik napas panjang, menatap lentera di meja seolah mencari kekuatan dari cahaya kecil itu.

“Akhirnya kamu tahu,semua yang aku lakukan selama ini untuk mu. Katakan apa ibu salah?” tanyanya akhirnya.

Chen Xi menggeleng pelan. “Tidak,yang salah adalah ibu tidak jujur.Kenapa seakan-akan ibu buat aku berputar-putar mencari jawaban tentang identitasku sendiri?.”

Suasana di ruangan itu menegang. Hanya suara angin yang menerpa tirai dan dengung nyamuk malam yang terdengar.

Akhirnya, Nyonya Heng mendekat, langkahnya perlahan, wajahnya penuh keraguan dan air mata yang berusaha ia tahan.

“Chen Xi,” katanya dengan suara nyaris bergetar, “sepertinya kamu sudah bertemu dengan nyonya Shen,ya! semua yang dikatakan adalah benar.Aku membantu selir Wu untuk membawamu pergi jauh dari keluarga mu, walaupun perintah selir Wu adalah untuk menyingkirkan dirimu yang masih bayi.Tapi,aku tidak tega membunuhmu.”

Chen Xi menatapnya tajam. “Apa aku harus berterimakasih?atau aku harus balas budi karena dirimu sudah menyelamatkan diriku.”

“Bukan seperti itu nak.”ucapnya sambil memegang tangan Chen xi dengan lembut.

Chen xi yang sudah kecewa melepaskan tangannya dari nyonya Heng, nyonya Heng hanya meratapi dengan kecewa.

Dunia Chen Xi seakan berhenti berputar.

“Selir Wu, memangnya siapa dirinya yang membuat kalian begitu berhati-hati seperti itu?”

Nyonya Heng menunduk, menatap lantai, suaranya menjadi lirih dan getir.

Nyonya Heng terdiam lama. Udara di kamar itu mendadak terasa berat, seolah setiap tarikan napas membawa kembali beban masa lalu yang selama ini ia kubur dalam-dalam. Lentera di sudut meja bergetar, cahayanya menari di wajah keduanya satu memucat karena luka, satu lain karena penyesalan.

Akhirnya, suara lembut itu terdengar lagi, kali ini penuh getir.

“Selir Wu…” bisiknya pelan, “kau takkan pernah tahu seberapa jauh wanita itu bisa melangkah demi apa yang ia mau.”

Chen Xi menatapnya tanpa berkedip. “Katakan semuanya, Ibu. Aku ingin mendengarnya dari mulutmu sendiri.”

Nyonya Heng menarik napas dalam, menatap Chen Xi lama sebelum pandangannya menerawang jauh yang menembus dinding paviliun, seolah kembali ke masa bertahun-tahun lalu.

“Dulu,” ujarnya perlahan, “Selir Wu bukan siapa-siapa. Dia hanya seorang pelayan di kediaman Keluarga Shen janda muda, anak satu, hidupnya sederhana tapi selalu tersenyum. Tak ada yang menyangka bahwa di balik senyum lembut itu, ia menyimpan ambisi yang lebih besar dari sekadar hidup tenang.”

Chen Xi menunduk sedikit, mendengarkan setiap kata.

“Ia berbohong tentang masa lalunya,” lanjut Nyonya Heng, suaranya kini mulai bergetar. “Ia menghapus semua jejak bahwa ia pernah menikah. Ia buang nama lamanya, bahkan anak laki-lakinya… entah ditinggalkan di mana. Karena menjadi penghalang masa depan nya.”

Mata Nyonya Heng memanas, suaranya berubah lirih penuh kesedihan.

“Dia ingin menjadi selir Tuan Shen, pejabat yang dipercayai oleh Kaisar. Awalnya, dia tampak begitu lembut dan penuh hormat pada Nyonya Shen yang memanggilnya ‘kakak’, mengurus kebunnya, bahkan menemani di masa kehamilan. Semua orang mengira mereka berdua seperti saudari… termasuk aku.”

Chen Xi mengernyit, hatinya sakit. “Lalu apa yang terjadi?”

“Segalanya berubah setelah dia tahu bahwa Nyonya Shen mengandung bayi kembar,” jawab Nyonya Heng lirih. “Sejak itu, pandangannya berbeda tajam, seperti mata ular. Ia selalu menatap perut Nyonya Shen dengan senyum yang sulit dijelaskan. Lalu suatu malam, aku mendengarnya berdoa di depan altar, berbisik bahwa ia ingin anak yang lahir dari rahimnya setara dengan anak Nyonya Shen, bahkan jika itu harus dengan cara yang tak wajar.”

Chen Xi menatap ibunya — atau wanita yang ia kira ibunya — dengan wajah pucat.

“Dia berdoa… agar anaknya sama dengan anak nyonya Shen?”

Nyonya Heng mengangguk. “Dan doanya… dikabulkan.”

Keheningan turun sejenak sebelum Nyonya Heng melanjutkan dengan suara rendah, hampir seperti pengakuan dosa.

“Ketika Nyonya Shen mulai merasakan tanda-tanda melahirkan, Selir Wu juga tiba-tiba sakit keras. Dia menelan ramuan dari tabib pribadi yaitu obat berbahaya yang bisa mempercepat kelahiran. Dia ingin melahirkan tepat di jam yang sama dengan Nyonya Shen.”

Chen Xi menatapnya, jantungnya berdetak kencang. “Untuk apa?”

“Untuk menukar nasib, Chen Xi,” jawab Nyonya Heng getir. “Dia ingin agar anaknya lahir sebagai anak sah keluarga Shen — bukan anak selir. Dia tahu kalau Nyonya Shen lemah setelah melahirkan, dan di tengah kekacauan malam itu, dua tangisan bayi terdengar bersamaan. Tak seorang pun tahu pasti anak siapa.”

Kata-kata itu menggema lama dalam kepala Chen Xi.

“Jadi… maksud Ibu, aku—”

“Ya,” potong Nyonya Heng, matanya basah. “Kau adalah salah satu dari dua bayi yang lahir malam itu. Salah satu dari dua tangisan yang membuat malam itu menjadi awal dari kutukan panjang keluarga Shen,selir Wu menukarkan anak gadisnya dengan anak gadis nyonya Shen dan meninggalkan putra nyonya Shen bersama dengan ibunya,hanya karena ia melahirkan seorang putri.”

Chen Xi menggigit bibirnya, suaranya pecah. “Dan yang satunya lagi…?”

“Yang satunya dibawa pergi ke kediaman utama sebagai putri Nyonya Shen,” jawab Nyonya Heng dengan berat. “Sementara kau… kau awalnya berniat disembunyikan oleh Selir Wu. Tapi tak lama setelah itu, ia berubah pikiran — ia takut rahasianya terbongkar. Maka, dia memerintahku… untuk menyingkirkanmu.”

Nyonya Heng memejamkan mata, air mata jatuh di pipinya. “Tapi aku tidak tega. Aku membawamu pergi, berpura-pura bahwa kau mati di perjalanan. Sejak hari itu… aku berjanji akan melindungimu, meski harus hidup di bayangan.”

Chen Xi berdiri terpaku. Tangannya gemetar.

“Lalu kenapa ibu tidak mengatakan kebenarannya pada keluarga Shen?.”

Nyonya Heng menatapnya dengan pilu. “Awalnya ibu pikir kamu tidak bisa hidup lama,terutama hidup didesa bersama dengan nenekmu yang serba kekurangan.tapi takdir berkata lain,kamu masih disini didepan ibu. ”

Namun bagi Chen Xi, kata-kata itu justru menambah luka.

Karena di dalam dirinya, kini bergejolak dua darah, dua kebenaran, dan dua ibu — satu yang membohonginya seumur hidup dan yang lainnya merindukan putrinya.

Tapi yang jelas jiwa Chen xi sudah tidak ada, yang ada adalah jiwa Xu yuan putri Han yue. Dimana dia tidak mau berurusan dengan keluarga kerajaan, ia ingin menjauh dari keluarga kerajaan.

Chen xi terdiam melihat lilin yang ada di kamarnya, dan nyonya Heng pergi meninggalkan Chen xi sendirian.

1
SecretS
Sungguh kisah tragis, tapi kakak apa boleh kasih saran buat cerita kakak ini menjadi yang lebih menarik seperti akhir tak selalu harus menikah terkadang kembali merasakan hidup damai itu yang terpenting kak. Tolong buat yang berbeda dari punya tetangga ya karena kebanyakan sih selalu berakhir dengan fulgar atau menikah itu membosankan kak, tapi cerita kakak ini sudah menarik kok lanjutkan terus ya 💪💪 semangat 👍👍👍
Kitty: boleh
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!